Wakil Gubernur terpilih DKI Jakarta Sandiaga S Uno telah meluncurkan program OK OCE Academy. Program ini dimotori Sahabat Anies-Sandi yang diciptakan demi perkembangan dan kesuksesan pengusaha di DKI Jakarta. Selama 18 bulan berkeliling di DKI Jakarta, Sandi mengaku banyak sekali permasalahan yang ditemukannya bersama Gubernur terpilih DKI Jakarta, Anies Baswedan. Namun, yang paling utama adalah masalah lapangan kerja.
“Banyak sekarang yang nganggur dan nyari kerja susah dan saya rasa cara bisa banyak nampung pekerja, yaitu wirausaha. Kebijakan ini saya rasa mampu mengurangi pengangguran. Tugas pemprov untuk mempermudah perizinan bagi DKI Jakarta juga akan semakin dipermudah,” ungkap Sandi di Mal PIK Avenue, Jakarta, Selasa (16/5).
Sekarang ini, lanjut Sandi, ada keuntungan sendiri yang didapatkan yakni adanya terobosan baru bagi para pengusaha muda. OK OCE Academy yang bekerjasama dengan virtual office dan Perhimpunan Pengusaha Jasa Kantor Bersama Indonesia (Perjakbi) nantinya akan memberikan pelatihan dan tempat untuk memulai usaha.
“Beruntung kita sekarang punya terobosan reformasi dan kita punya tantangan Jakarta harus lebih friendly dan ramah terhadap wirausaha dan kita juga akan buat perizinan makin mudah bagi wirausaha da menyediakan tempat tidak perlu repot lagi karena bisa dilakukan bersama-sama dengan wirausaha yang tergabung dalam OK OCE Academy ini,” tukasnya.
Guna mengentaskan kemacetan Sandi menerima masukan dari dari pihak Hip Car, perusahaan car sharing pertama di Indonesia. Sebab, Sandi menilai konsep car sharing bisa bisa menurunkan volume kendaraan di jalan raya. “Baru saja saya diberi masukan tentang car sharing economy, dan Hip Car ini adalah perusahaan car sharing pertama di Indonesia. Riset menunjukkan bahwa ternyata car sharing economy ini menurunkan jumlah kendaraan secara signifikan di jalan-jalan dan oleh karena itu menurunkan juga kemacetan,” ujar Sandi.
Sekedar diketahui konsep car sharing yang dimaksud adalah berbagi penggunaan mobil dengan pemilik yang tidak terlalu sering memakai mobilnya menggunakan aplikasi. Selain itu, konsep tersebut juga bisa membantu peningkatan dari penggunaan transportasi massal umum yang sedang dibangun di Jakarta. “Saya mau nyoba Hip Car. Dari presentasinya, menunjukkan bahwa masih tahap awal di Jakarta, tapi potensinya sangat besar,” terangnya.
Namun, Sandi belum bisa memastikan kapan hal tersebut akan diterapkan. “Tapi menurut saya, apapun yang dilakukan masyarakat, dunia usaha, civil society, untuk menurunkan jumlah kemacetan di Jakarta harus dibantu. Karena itu, saya akan meminta pada tim sinkronisasi untuk mengkaji lebih dalam mengenai konsep tersebut. Nanti ada pokja transportasi di tim sinkronisasi yang akan melototin ini. Saya enggak expert terus terang, saya akan serahkan kepada mereka. Apakah ini salah satu yang bisa mulai dikaji supaya ke depannya kami tidak ketinggalan kereta,” ujarnya.
Di negara-negara maju, lanjut dia, kota metropolis dunia, sudah dilihat bagaimana aplikasi, integrasi layanan transportasi berbasis digital ini dengan transportasi umum. “Saya lihat, di stasiun-stasiun kereta luar negeri ada ya mobil-mobil seperti hip car ini diparkir,” paparnya.
Di bagian lain Sandi menyebut Ketua Tim Sinkronisasi Anies-Sandi, Sudirman Said akan mengkaji ulang pulau reklamasi yang terlanjur dibangun. “Mungkin dicek sama Pak Sudirman. Tapi, intinya satu, kami tetap menolak reklamasi dan keputusan kami untuk menghentikan reklamasi,” katanya kepada wartawan.
Sandi menegaskan, pulau yang sudah terlanjur jadi agar tetap bisa dimanfaatkan untuk masyarakat banyak. “Yang Pak Sudirman sampaikan kemarin, yang sudah dibangun itu seperti apa. Terus harus ada kajian lingkungannya dulu, untuk bagaimana bisa dimanfaatkan untuk umum. Yang sudah terlanjur dibangun, diaudit dulu atau dikaji dulu dampak lingkungannya seperti apa. Penolakan atas reklamasi lantaran masalah lingkungan. Ini masalah lingkungan yang paling jadi prioritas utama,” tutupnya. (okc/lin)