Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) bakal mengadopsi dan mereplikasikan program Pahlawan Ekonomi yang memberdayakan perempuan dan pemenuhan hak anak melalui Kampung Anak Negeri.
Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengapresiasi program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang diterapkan di Kota Surabaya, Jawa Timur. Kota Surabaya mempunyai konsep luar biasa, khususnya terkait pemenuhan hak anak dan pemberdayaan perempuan.
“Saya sebagai orang baru di Kementerian PPPA, kagum dengan Surabaya yang mempunyai konsep luar biasa,” kata Bintang Darmawati saat audiensi dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di rumah dinas wali kota, Senin (9/12/2019).
Adanya program Pahlawan Ekonomi yang memberdayakan para perempuan dan pemenuhan hak anak melalui Kampung Anak Negeri, kata Bintang mengambil contoh, bakal diadopsi dan merepleksikan program Pahlawan Ekonomi itu.
“Di Kampung Anak negeri, anak-anak disekolahkan dan dikembangkan potensinya. Maka dari itu, bakal kami adopsi dan mereplikasikan program yang telah berjalan di Surabaya untuk daerah lain di seluruh wilayah Indonesia,” aku Bintang yang juga istri Mantan Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga.
Ini pola yang bisa diadopsi, lanjut Bintang, direplikasikan untuk daerah lain di Indonesia. Tidak hanya itu, Bintang juga mengapresiasi bagaimana kecepatan dan sikap tanggap Wali Kota Risma dalam menyelesaikan masalah kekerasan yang terjadi pada perempuan dan anak-anak.
“Seperti upaya pencegahan tindak pelecehan pada anak melalui tes psikologi. Ini bisa menjadi pilot project. Kalau di sini (Surabaya) saya apresisasi sekali. Ini bisa menjadi contoh bagi kami ke depan,” katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, ada puluhan program terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Surabaya mulai dari program perlindungan anak, yakni pendidikan, fasilitas, kesejahteraan hingga kesehatan anak-anak.
Bahkan, Surabaya juga memiliki berbagai macam kegiatan positif di luar jam belajar sekolah. “Saya percaya masa depan bangsa ditentukan oleh anak. Jadi saya akan melakukan apapun untuk mereka,” kata Risma.
Selain program pendidikan SD–SMP gratis, Pemerintah Kota Surabaya juga menjamin asupan gizi bagi balita dan anak usia dini di Kota Pahlawan, mulai dari usia balita sampai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
“Sebulan ada empat kali tambahan asupan gizi, seperti susu, kacang ijo dan sebagainya. Jadi bukan hanya balita yang kita berikan asupan tambahan, PAUD pun juga,” ujarnya.
Untuk memastikan kesehatan remaja khususnya perempuan, Wali Kota Risma juga memberikan imunisasi kanker serviks secara gratis. Bahkan, pemberian imunisasi hepatitis B juga diberikan untuk warganya. “Jadi posyandu di Surabaya tidak hanya untuk balita saja, tapi remaja bahkan lansia juga ada,” katanya.
Selain menjamin kesehatan anak-anak, kata dia, berbagai upaya juga dilakukan untuk menekan angka putus sekolah di Surabaya sebab Wali Kota Risma menilai, anak yang putus sekolah akan cenderung mengalami kenakalan dan melakukan hal negatif lainnya.
“Kami banyak menemukan bandit, rampok dari mereka yang putus sekolah. Lalu saya cari solusi bagaimana mereka bisa sekolah dan memberi kegiatan positif selain di sekolah,” katanya.
Selain intens menekan angka putus sekolah di Surabaya, Wali Kota Risma juga menyiapkan banyak program kegiatan anak-anak ketika di luar sekolah karena selama 24 jam itu, anak-anak menghabiskan waktunya di sekolah dan selebihnya mereka akan bergaul dengan lingkungannya.
“Mereka masih punya waktu 16 jam, kami punya banyak sekali program di luar sekolah. Kami punya komunitas tari, musik, karate yang sering tampil. Anak-anak memang harus dikasih kesibukan. Kalau nganggur, pengaruh rusak itu sangat besar sekali,” ujarnya.
Pemberdayaan ekonomi
Untuk itu, Wali Kota Risma menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung anak-anak Surabaya menyalurkan kegiatan positif di luar jam sekolah, di antaranya ratusan lapangan olahraga, taman kota, serta 1.400 perpustakaan yang tersebar di seluruh wilayah Kota Surabaya.
“Kami juga punya program namanya Kampung Arek-Arek Suroboyo. Mereka di jam tertentu, akan belajar dan sepakat tidak menyalakan televisi satu kampung,” kata Risma lagi.
Selain itu, Risma juga menjelaskan keberhasilan Kota Surabaya dalam membangun program pemberdayaan perempuan, salah satunya melalui Pahlawan Ekonomi. Wali Kota Risma mengakui, program tersebut berdiri lantaran sejak awal menjabat wali kota, ia menemukan 20 persen warga miskin.
“Warga tersebut ternyata sebagian besar suaminya sudah bekerja. Akhirnya saya cari opsi kedua dengan menggerakkan ibu rumah tangga untuk berpenghasilan. Selama ini para pelaku usaha yang tergabung dalam program Pahlawan Ekonomi, tidak ada satu pun yang dibekali modal berupa uang tunai,” pujinya.
Namun, lanjut dia, mereka dibekali berupa pelatihan-pelatihan, seperti pengolahan produk, packaging, hingga pemasaran daring. “Saya berani pastikan semua yang saya berikan adalah pelatihan-pelatihan. Packaging, cita rasa, dan termasuk cara memasarkan. Tidak ada uang tunai,” katanya.
Menteri Bintang Darmawati Puspayoga di kesempatan lain mengatakan faktor ekonomi merupakan salah satu pemicu kekerasan yang terjadi terhadap perempuan dan anak. “Karena itu, program prioritas Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ke depan adalah pemberdayaan perempuan di bidang wirausaha,” kata Bintang dalam acara Bincang Bintang yang diadakan di Banda Aceh.
Untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan di bidang wirausaha, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menggandeng PT Permodalan Nasional Madani (PNM), badan usaha milik negara (BUMN) di bidang permodalan, untuk memberikan bantuan modal kepada perempuan-perempuan dalam berwirausaha. (net/lin)