Pria Saudi Diamankan di Jeddah usai Serang Konsulat Prancis, Serangan di Gereja Prancis Tewaskan Dua Orang

Warga menyerukan slogan saat menyalakan api membakar spandukdengan bendera Prancis yang dicoret dalam aksi protes mengecam penerbitan kartun Nabi Muhammad di Prancis dan komentar Presiden Emmanuel Macron, di Peshawar, Pakistan, Senin (26/10/2020). Foto: internet

Penyerang bersenjata pisau menewaskan dua orang dan melukai sejumlah orang lainnya di sebuah gereja di Kota Nice, Prancis pada Kamis (29/10/2020). Media dan polisi Prancis mengutip insiden yang digambarkan wali kota setempat sebagai terorisme.

semarak.co-Wali Kota Nice Prancis Christian Estrosi menulis di akun Twitter bahwa serangan pisau terjadi di atau dekat gereja Notre Dame kota dan polisi berhasil meringkus si pelaku. Polisi menyebutkan dua orang dipastikan tewas akibat insiden itu.

Bacaan Lainnya

Serangan itu terjadi saat Prancis masih diramaikan dengan kasus pemenggalan guru sekolah, Samuel Paty, oleh pria asal Chechnya pada Oktober ini. Pelaku mengaku ingin membalas Paty karena telah memperlihatkan kartun Nabi Muhammad SAW dalam diskusi di kelas.

Tak diketahui pasti apa yang menjadi motif dibalik serangan di Nice atau apakah ada kaitannya dengan kartun Nabi Muhammad yang dianggap umat Muslim sebagai penghinaan.

Sejak pembunuhan Paty, pejabat Prancis menegaskan kembali hak untuk memperlihatkan kartun tersebut dan gambar-gambar itu secara luas dipajang di aksi solidaritas untuk guru tersebut.

Hal itulah yang telah memicu amarah di sebagian dunia Muslim dengan sejumlah pemerintah menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron mengejar agenda anti-Islam.

Sementara televisi resmi pemerintah Kerajaan Arab Saudi melaporkan bahwa seorang pria Arab Saudi diamankan di Jeddah usai menyerang dan melukai seorang penjaga di konsulat Prancis dengan senjata tajam.

Kedutaan Besar Prancis mengatakan konsulat menjadi sasaran serangan pisau yang menarget seorang penjaga. Pernyataan itu menambahkan bahwa korban telah dibawa ke rumah sakit dan kondisinya tidak kritis.

“Kedutaan besar Prancis mengecam keras serangan terhadap properti diplomatik sebagai tindakan yang tidak dapat dibenarkan,” menurut pernyataan kedutaan seperti dikutip Reuters, Kamis (29/10/2020).

Serangan itu terjadi setelah pria bersenjatakan pisau yang meneriakkan Allahu Akbar memenggal seorang perempuan dan menewaskan dua orang lainnya di Kota Nice, Prancis pada Kamis pagi (29/10/2020 WIB. Wali kota Nice menggambarkan serangan tersebut sebagai terorisme.

Prancis masih berduka dengan kasus pemenggalan guru sekolah Samuel Paty oleh seorang pria asal Chechnya pada Oktober ini. Pelaku mengaku ingin membalas Paty karena telah memperlihatkan kartun Nabi Muhammad dalam sebuah diskusi di kelas.

Sejak pembunuhan Paty, pejabat Prancis menegaskan kembali hak untuk memperlihatkan kartun tersebut, dan gambar-gambar itu secara luas dipajang dalam sebuah aksi solidaritas untuk guru tersebut.

Hal itulah yang telah memicu amarah di sebagian dunia Muslim, dengan sejumlah pemerintah menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron mengejar agenda anti-Islam.

Arab Saudi pada Selasa (27/10/2020) mengecam kartun yang menghina Nabi Muhammad, namun kerajaan itu tidak menggemakan seruan dari berbagai negara Muslim lain untuk mengambil tindakan terkait gambar Nabi yang dipajang di Prancis. (net/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *