Bangka Tengah merupakan salah satu kabupaten dari enam kabupaten dan satu kota madya yang terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Berbatasan langsung dengan Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka Tengah memiliki jangkauan yang cukup dekat menuju ibukota provinsi.
semarak.co-Meski demikian, berdasarkan data Survei Statis Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Kabupaten Bangka Tengah mengalami kenaikan 1,2% dari semula 20% di 2021. Angka ini menyebabkan prevalensi stunting Kabupaten Bangka Tengah menduduki peringkat 2 tertinggi se-Bangka Belitung.
Menindaklanjuti tren negatif ini, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah bergerak melakukan berbagai gebrakan berupa peluncuran Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB), Rumah Data Kependudukan, Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), dan pengukuhan Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting.
Kegiatan kolaborasi dilaksanakan, Senin (16/10/2023) di Pantai Tapak Antu, Desa Batu Belubang, Kecamatan Pangkalan Baru dihadiri Kepala BKKBN RI yang diwakili Penyuluh Keluarga Berencana Ahli Utama Dwi Listyawardani didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Kepulauan Bangka Belitung Mhd. Irzal.
Para tamu undangan yang turut hadir sekira 150 orang, terdiri dari perwakilan di lingkungan Pemerintahan Provinsi Babel, yakni Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas P3CSKB , Ketua DPRD Kabupaten Bangka Tengah, Forkopimda.
Selanjutnya Kepala OPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, TP PKK, Camat se-Kabupaten Bangka Tengah, Kepala Desa dan Lurah se-Kabupaten Bangka Tengah, Penyuluh KB, kader KB dan para remaja.
Sekda Kabupaten Bangka Tengah sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Bangka Tengah Sugianto menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada BKKBN yang menjadikan keluarga sebagai aspek penting dalam membangun kekuatan bangsa.
Sugianto juga menyampaikan bahwa tingginya prevalensi stunting di Kabupaten Bangka Tengah perlu penanganan serius. Untuk itu diperlukan Gerakan bersama dan kegiatan yang terintegrasi dalam sistem penguatan dan pemberdayaan institusi keluarga.
“Di Kabupaten Bangka Tengah telah dibentuk 45 Kampung KB, di mana setiap Kampung KB akan mewujudkan peran nyatanya melalui pembentukan Dapur Sehat Atasi Stunting,” ujar Sugianto dirilis humas BKKBN usai acara melalui WAGroup Jurnalis BKKBN, Selasa (17/10/2023).
“Alhamdulillah, hari ini akan dicanangkan 34 Desa/Kelurahan sebagai Kampung KB, Rumah Data Kepedudukan serta Dashat, dan Pengukuhan Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting,” demikian Sugianto menutup sambutan dirilis humas BKKBN.
Kesempatan sama, Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN Dwi Listyawardani menyampaikan bahwa Kampung KB merupakan salah satu program yang bertujuan mempercepat pemerataan pembangunan baik pembangunan kualitas sumber daya manusia ataupun pembangunan fisik.
Melalui program kampung KB ini diharapkan akan terbangun sinergitas di antara lembaga pemerintah untuk melaksanakan percepatan pemerataan pembangunan pada tingkatan desa. Sehingga pemerataan pembangunan dari hulu wilayah terkecil negara Indonesia dapat segera terwujud.
Selain itu, tujuan lain dari kampung KB adalah mengupayakan pembangunan yang bermuara dari kebutuhan masyarakat. Sehingga program pembangunan yang dilaksanakan lebih tepat sasaran dan lebih terasa manfaatnya bagi masyarakat Babel.
Dwi Listyawardani mengharapkan peluncuran Kampung KB jangan hanya seremoni saja namun harus dihidupkan kembali kegiatan-kegiatan di dalamnya, seperti rumah data kependudukan, kegiatan tribina, Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) dan Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja.
Harapannya di pemerintah pusat, jika tidak ada dana dari Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB), tetap ada bantuan dari APBD. Namun di banyak tempat, begitu mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK), APBD-nya hilang. “Mudah-mudahan ini tidak terjadi di Kabupaten Bangka Tengah,” harapnya.
Dwi Listyawardani menegaskan bahwa intervensi level desa sangat diperlukan karena bisa langsung memantau perilaku penduduk satu per satu, agar kelahiran bayi berisiko stunting dapat diketahui. Faktor ibu berperan penting, mulai dari usia, kondisi kesehatannya serta pemahamannya dalam pengasuhan.
Perlu diukur apakah dengan adanya Kampung KB, angka iBangga meningkat. “Jangan semata-mata membentuk Kampung KB tapi tidak ada aktivitas dari masyarakat atau pembinaan dari dinas terkait,” tutur Dwi Listyawardani mengingatkan.
Dengan peluncuran Kampung KB, ia berharap akan tercipta keluarga berkualitas dan menurunnya angka stunting. Dalam kegiatan ini, Dwi Listyawardani menyerahkan secara simbolos honorarium dan uang transpor Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) kepada lima kader yang hadir di atas panggung.
Peluncuran 34 Kampung KB ditandai dengan pemukulan gong oleh Dwi Listyawardani dan 34 orang Kepala Desa dan Lurah se- Kabupaten Bangka Tengah. Mereka juga membubuhkan tandatangan pada spanduk pencanangan Kampung KB dan Rumah Data Kependudukan.
Sugianto selaku Ketua TPPS Kabupaten Bangka Tengah dikukuhkan sebagai Bapak Asuh Anak Stunting dan dr. Hj. Dede Lina Lindayanti dikukuhkan sebagai Bunda Asuh Anak Stunting. Pengukuhan ditandai penyelempangan oleh Dwi Listyawardani.
Selanjutnya, Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting berkolaborasi dengan Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah menyerahkan bantuan kepada dua keluarga berisiko stunting. Kegiatan seremoni diakhiri dengan kunjungan ke lokasi pelayanan KB.
Pelayanan diberikan kepada enam akseptor IUD, 10 akseptor implan, enam akseptor kondom dan tiga akseptor pil. Para tamu undangan juga mengunjungi Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang sedang melakukan demo masak.
Pembentukan Kampung KB di Bangka Belitung sampai Oktober 2023 sebanyak 252 Kampung KB dengan target 293 pada tahun 2023. Pencapaian saat ini 86%, terdiri atas 146 Kampung KB Dasar, 53 Kampung KB Berkembang, 10 Kampung KB Mandiri dan 43 Kampung KB Berkelanjutan.
Jumlah Kampung KB yang memiliki Dashat sebanyak 41 Kampung KB. Dashat merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu.
Di dalam Dashat terdapat kegiatan pemanfaatan sumber daya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumber daya/kontribusi dari mitra lainnya. (smr)