Presiden Jokowi: Media Mainstream Bisa Dikendalikan, Dubes RI untuk Turki Terkejut Komentar di Pemberitaan Indonesia Bela Israel

Dubes RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal memberikan Surat Kepercayaan Presiden Jokowi kepada Presiden Turki Erdogan. Foto: tempo.co Sabtu, 24 Agustus 2019 18:00 WIB di internet

Duta Besar (Dubes) RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal mengaku terkejut setelah mengetahui hampir 60-70% komentar di pemberitaan media di Indonesia berisi pembelaan terhadap Israel. Pernyataan ini disampaikan Dubes dalam sambutan acara ‘Syawalan bersama Diaspora Muhammadiyah Eropa,’ Ahad (16/5/2021).

semarak.co-Dubes Iqbal berkaca pada tragedi akhir-akhir ini yang setiap saat menerpa saudara-saudara tercinta di Palestina. Mengejutkannya, lanjut Iqbal, kalau tiga atau empat tahun lalu, 9 dari 10 isi komentarnya berpihak kepada Palestina.

Bacaan Lainnya

Mengutip pwmu.co yang dilansir turkinesia.net/index.php/2021/05/17/Senin, sekitar 110 aktivis dari sepuluh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) se-Eropa hadir pada halalbihalal itu.

Yaitu, dari PCIM United Kingdom, Turki, Jerman Raya, Prancis, Belanda, Spanyol, Hongaria, Rusia, Ceko, dan Swiss. Turut hadir pula perwakilan Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Hongkong.

“Pemberitaan media di Indonesia, perlu teman-teman amati komentarnya. Tapi perhatikan di hari-hari belakangan ini, hampir 60-70 persen isinya pembelaan terhadap Israel,” ungkap Dubes Iqbal dilansir turkinesia.net/index.php/2021/05/17/.

Yang mengkhawatirkan baginya bukan pembelaan terhadap Israel, tapi narasi dan argumentasinya seragam. “Ini menunjukkan upaya terstruktur, terorganisasi, untuk melakukan pembelaan terhadap Israel,” ujarnya.

Ia kembali mengingat ungkapan Sayyidina Ali bahwa sesuatu yang bathil, kalau terorganisir bisa jadi akan menang melawan sesuatu yang benar tapi tidak terorganisir. Upaya Muhammadiyah di aspek media menurutnya masih belum terorganisasi.

“Di spektrum media, pandangan kita belum terorganisir, dalam opinion making pembentukan opini kita bisa kalah oleh sesuatu yang salah menurut kita,” terangnya.

Tapi bukan berarti ia menyarankan Muhammadiyah bergerak di bidang buzzer, tapi pada wujud media lain yang lebih beretika. “Kepentingannya, supaya pembentukan opini ini tetap dijaga,” ujar Iqbal berdarah Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).

Selain itu, dia juga menyarankan agar Muhammadiyah mulai masuk ke sektor teknologi dan industri. Iqbal memprediksi, “Ke depan, saya kira, dunia ini banyak dipengaruhi bagaimana sebuah negara mengembangkan industri dan teknologinya.”

Akhirnya, dia berharap, dari diskusi pada halal bi halal itu, nantinya akan berlanjut ke pembahasan yang lebih serius di Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Selain itu, dia berharap diskusi ini nantinya bisa mencerahkan semua pihak.

“Dan (berharap) diskusi ini membawa inspirasi baru bagaimana Muhammadiyah tetap relevan dan memberi kontribusi dalam menciptakan masyarakat berkemajuan,” tutup Iqbal.

Mengutip Okezone · Senin 09 Oktober 2017 11:01 WIB, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa pemerintah bisa mengendalikan media arus utama atau mainstream, tapi tidak bisa mengendalikan media sosial (medsos) seperti Twitter, Instagram dan Facebook.

“Kita bisa kendalikan media mainstream, media sosial tidak bisa dikendalikan. Mau tidak mau harus kita hadapi perubahan-perubahan yang ada di semua negara,” kata Jokowi saat kunjungan kerja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (8/10/2017).

Akibat derasnya arus media sosial, menurutnya, imbasnya akan terjadi pergeseran di masyarakat baik di bidang sosial, politik maupun ekonomi. Untuk perubahan di bidang ekonomi masyarakat sudah banyak berbelanja secara online, tidak lagi offline.

Menurut Jokowi, hampir semua Kepala Negara menyampaikan landscap politik, ekonomi dan sosial akan mengalami perubahan, seperti apa perubahannya belum bisa memperkirakan.

“Dengan adanya keterbukaan, ada perubahan landscap ekonomi kita. Banyak menyampaikan daya beli turun, setelah kita cek secara detail ternyata ada pergeseran dari offline ke online,” ungkap Jokowi.

Kemudian sejumlah orang menyebutkan hanya 2% yang telah terjadi pergeseran, namun itu yang terdeteksi. Tapi yang berjualan online secara pribadi-pribadi, yang jumlahnya mencapai jutaan, lanjut Jokowi, apa bisa dicek satu per satu. Seperti pasang bajunya di Instagram, memasang masakan keluarga di Instagram dan Facebook.

“Apa bisa dipantau, enggak bisa. Gimana cara ngeceknya, kalau saya lihat dari jasa kurir seperti JNE dan Kantor Pos. Pengiriman naik 134 persen, ternyata betul ada lonjokan sangat besar, itulah pergeseran yang kita hadapi di bidang perekomonian,” ucapnya.

Berdasarkan data yang diperoleh, sambung Jokowi, di China sebanyak 30 persen lebih mal dan toko tutup. Karena terserang oleh penjualan secara online yang itu nanti akan masuk pada Indonesia.

“Kita semuanya harus siap. Seperti toko tutup, pemilik tidak sadar kenapa, karena di online lebih murah. Nanti yang menentukan pasar, sosial dan politik adalah generasi milinea, karena mereka mempengaruhi landscap global, nasional dan daerah,” tandasnya. (okc/tur/smr)

 

sumber: nasional.okezone.com/read/2017/10/09 di WAGroup 000#MUSLIM BENTENG NKRI/turkinesia.net di WAGroup Keluarga Alumni HMI MPO

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *