Peneliti senior Citra Institute Efriza menilai wajar jika Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra Ahmad Muzani terlihat geram atas kinerja Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.
semarak.co – Hal itu sebagai respons atas pernyataan Muzani yang mengingatkan para menteri Kabinet Merah Putih untuk mengkaji lebih dalam setiap keputusan yang akan dikeluarkan.
“Memang kinerja Tito bukan lagi dinilai tidak optimal, tetapi memang dalam bahasa sarkas tidak becus kerja,” sindir Efriza kepada JPNN.com, Kamis (27/6) yang dilansir melalui laman berita msn.com, Jumat (27/6/2025).
Dia mencontohkan sampai Presiden Prabowo juga ikut turun tangan mempercepat penyelesaian masalah Pulau Enggano di Bengkulu melalui Inpres. “Benar kata Muzani, semestinya persoalan itu bisa diselesaikan Kemendagri minimal sudah berkoordinasi dengan Presiden bukan berlarut-larut, lalu lagi-lagi presiden yang mesti turun tangan,” lanjutnya.
Dia menjelaskan jika konsentrasi presiden terpecah, karena ketidakbecusan Kemendagri sehingga dikhawatirkan terabaikannya fokus presiden untuk kepentingan bangsa dan negeri ini. “Tito memang wajar dinilai oleh ketua MPR berkinerja buruk,” imbuh Efriza.
Dilanjutkan Efriza, “Toh, masyarakat saja sampai mengerutkan dahi karena kinerjanya yang tidak cermat menyebabkan Aceh sempat tegang kembali karena keputusan keliru tersebut. Kritik keras Muzani diyakini disetujui publik, ini adalah suara mayoritas masyarakat.”
Sebelumnya, Ketua MPR RI Ahmad Muzani mengingatkan para menteri Kabinet Merah Putih untuk mengkaji lebih dalam setiap keputusan yang akan dikeluarkan. Muzani menilai hal itu agar tidak menjadi beban masalah untuk Presiden Prabowo Subianto.
“Sebaiknya, saya kira pembantu-pembantu Presiden memberi kajian yang lebih komprehensif, yang lebih mendalam, sehingga itu tidak menjadi beban masalah bagi Presiden, padahal persoalan itu bisa diselesaikan di tingkat kementerian,” kata Muzani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/6).(net/jpn/msn/smr)