PPRO Capai Peningkatan Kinerja Keuangan Lampaui Target

Dari Kanan ke Kiri : Lukman Hidayat (Komisaris Utama PPRO); Tumiyana (Direktur Utama PTPP); Andi Gani Nena Wea (Komisaris Utama PTPP); Sinur Linda Gustina (Direktur Komersial PPRO); Galih Saksono (Direktur Realti PPRO); Taufik Hidayat (Direktur Utama PPRO); Indaryanto (Direktur Keuangan PPRO); Nanang Siswanto (Direktur Pengembangan Bisnis PPRO).

PT PP Properti (PPRO) mencapai peningkatan kinerja dengan tetap fokus pada kesehatan keuangan menjadi prioritas utama perusahaan pelat merah ini. Kontraktor properti ini mencatat pencapaian pemasaran menembus angka Rp 3 triliun atau tumbuh 21% dari tahun sebelumnya. Ini dikontribusi dari Grand Kamala Lagoon (24%), Grand Shamaya Surabaya (18%), Alton Semarang (11%), Evenciio Depok (10%), Begawan Malang (9%) dan juga kontribusi dari beberapa proyek realti serta commercial lainnya.

Direktur utama PPRO Taufik Hidayat mengatakan, saat ini Laporan Keuangan Tahunan masih dalam proses audit, kami optimis dengan perencanaan terarah yang selama ini kami lakukan Arus Kas Operasi untuk tahun 2017 akan positif sekitar Rp 70 miliar, angka ini jauh lebih baik dari periode yang sama tahun lalu sebesar negative Rp 185 miliar. Pertumbuhan pemasaran sejalan dengan meningkatnya laba bersih Perseroan di 2017 yang mencapai angka Rp 440 miliar.

“Saat ini Perseroan masih menunggu hasil audit dari KAP atas kinerja 2017, namun kami yakin dan optimis atas pencapaian angka tersebut. Untuk pengembang yang masih banyak membangun, hal ini merupakan capaian yang luar biasa. Ini dikontribusi karena meningkatnya pembelian bulk dan meningkatnya porsi pembelian dengan hard cash dari produk-produk yang kami luncurkan,” lanjut Taufik dalam rilisnya, Rabu (3/1-2018).

Penguatan dari sisi Arus Kas mendorong tercapainya posisi neraca keuangan yang sehat pula. Yang mana per 31 Desember 2017 rasio hutang berbunga terhadap modal sekitar 0,75. Dengan demikian, total utang berbunga Perseroan masih berada di bawah 1x (kali), posisi ini menunjukkan tingkat leverage Perseroan yang sangat terkendali.

Tahun 2018 yang bagi PPRO merupakan Harvesting Year, kata Taufik, akan difokuskan pada pengembangan landbank yang telah dimiliki. Sekitar 297 Ha total lahan yang telah kami miliki dan seluruhnya akan lanjut produksi di tahun ini. Jumlah site proyek yang akan siap dikembangkan ada 26 site yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia antara lain Cibubur, Depok, Semarang, Bandung, Surabaya dan daerah lain.

“Belanja modal di 2018 hanya sekitar Rp 1.8 triliun sebagian besar akan digunakan untuk bayar cicilan land bank, kalaupun ada hutang sifatnya hanya untuk refinancing. Dengan begitu rasio keuangan akan terkendali dimana hutang berbunga akan diminimalisir,” lanjut Taufik.

Selain fokus pada pengembangan landbank yang sudah ada, di 2018 ini PPRO akan mulai pengembangan beberapa lokasi TOD dan peningkatan recurring income melalui pembangunan hotel di Lombok dan Labuan Bajo. Dengan aksi-aksi tersebut manajemen yakin dapat memenuhi komitmennya kepada para pemegang saham untuk pencapaian target kinerja di 2018 yang semakin jauh lebih baik dan bersaing.

“Target perolehan angka pemasaran (pre sales) di 2018 sebesar Rp 3.8 triliun atau naik 25% dari tahun sebelumnya dan dengan target pencapaian laba bersih Rp 528 miliar atau tumbuh 20% dari pencapaian sebelumnya”, tutupnya. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *