Posting Nada Kebencian tentang Tragedi Mei 98, Lieus Sungkharisma: Tangkap Pemilik Akun Hasansamuda

Capture dengan kolase foto Lieus Sungkharisma (kanan) dan pemilik akun twitter hasansamuda. Foto: internet

Seorang netizen dengan nama akun twitter Hasansamuda telah membuat berbagai pihak marah dan menyesalkan cuitan itu serta meminta pihak berwajib segera menangkap penyebar cuitan yang bernada provokatif dan sarat ujaran kebencian itu.

semarak.co-Dalam cuitannya di akun twitter, pemilik akun bernama hasansamuda bukan saja mengaku senang kalau peristiwa tragedi Mei 1998 terulang lagi, tapi juga mendoakan agar tragedi 98 dimana sejumlah toko milik WNI Tiongkok dibakar massa terulang kembali dan lebih kejam 100 kali lipat dari tragedi 1998.

Bacaan Lainnya

Menanggapi cuitan yang viral pasca diunggah pengguna Twitter Bambangmulyono2, pada Senin 9 Mei 2022 itu, aktivis Tionghoa Lieus Sungkharisma mengaku terkejut dan tidak menyangka setelah 24 tahun reformasi berjalan masih ada orang yang belum melek sejarah dan terus melakukan perbuatan yang menghasut rakyat.

Lieus sangat menyayangkan cuitan yang viral tersebut. “Orang ini jelas salah satu dari warga negara yang tak mau belajar dari sejarah. Sudah buta mata hati dan nuraninya,” ujar Lieus Sungkharisma dirilis melalui pesan elektronik redaksi semarak.co, Selasa (10/5/2022).

Orang seperti ini, nilai Lieus, memang harus disadarkan dan dibina. “Di zaman dimana pemerintah dan semua elemen bangsa sedang berusaha keras merajut kembali persatuan dan kesatuan bangsa, kok ada orang yang justru berdoa agar toko-toko milik warga Tionghoa dibakar,” katanya.

Yang lebih disesalkan Lieus, pemilik akun bernama Hasansamuda itu menggunakan profil dirinya dengan foto menggunakan topi bertuliskan kalimat tauhid. “Ini jelas bisa menimbulkan imej buruk terhadap orang Islam. Seolah-olah orang Islam menghendaki kerusuhan seperti Mei 98 terulang lagi,” katanya.

Meski menggunakan topi bertuliskan kalimat tauhid, Lieus meyakini, orang bernama Hasansamuda tersebut bukan pemeluk Islam yang benar. “Kalau dia benar-benar pemeluk Islam yang paham ajaran agamanya, dia pasti tidak akan berdoa seperti itu,” tambah Lieus, coordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak).

Topi tauhid yang dikenakan Hasansamuda itu, nilai Lieus, hanya kamuflase saja. “Tujuannya memang untuk mengadu domba agar tercipta imej buruk terhadap umat Islam. Setahu saya, pemeluk Islam yang benar tidak akan pernah berdoa untuk keburukan,” jelasnya.

Oleh karena itu, agar jelas siapa sesungguhnya pemilik akun twitter bernama Hasansamuda itu, Lieus meminta aparat kepolisian segera bertindak dengan menangkap orang tersebut. “Dia telah menyebarkan kebencian dan memprovokasi rakyat. Jangan sampai masyarakat yang lebih dulu bertindak,” pintanya.

Meski cuitan atas nama akun Hasansamuda itu sudah dihapus dan mendadak hilang dari twitter, Lieus tetap berharap orang-orang seperti Hasansamuda itu harus dibina agar bisa menjadi pembelajaran bagi yang lain agar tidak mudah mencuit atau memposting hal-hal yang bisa mengundang amarah rakyat.

“Saya tidak tau apakah cuitan Hasansamuda itu murni datang dari dirinya, atau ada pihak lain yang mendalanginya. Yang pasti polisi harus menangkap orang ini agar bisa dibina. Orang-orang seperti ini harus diberitahu kebenaran sejarah sehingga gak asal ngebacot,” ujar Lieus. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *