Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi kepada 565 mahasiswa Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Makassar, yang menjalani prosesi wisuda. Dia menyatakan, pendidikan adalah kunci untuk menyiapkan masa depan.
Semarak.co – Widiyanti mengungkapkan situasi pariwisata Indonesia yang saat ini sedang bangkit. Pada 2024, Indonesia menyambut 13,9 juta wisatawan mancanegara, naik 19 persen. Sementara hingga Juli 2025, sudah tercatat 8,5 juta wisatawan, tumbuh 10 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan dalam negeri, pergerakan wisatawan nusantara pada 2024 mencapai lebih dari 1 miliar perjalanan. Dan hingga Juli 2025, capaian angka perjalanan wisatawan nusantara mengalami peningkatan sebesar 19,25 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Pertumbuhan ini adalah peluang besar, namun juga amanah. Pariwisata masa depan, bukan hanya soal jumlah kunjungan, tetapi juga menghadirkan pengalaman berkualitas, menjaga kelestarian alam dan budaya,” ungkapnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Siaran Pers Kemenpar2, Minggu (21/9/2025)
Di tengah dinamika itu, kebutuhan akan sumber daya manusia pariwisata yang unggul, adaptif, dan berdaya saing global semakin dibutuhkan. Lulusan Politeknik Pariwisata diharapkan menguasai keterampilan teknis dan memiliki kepemimpinan, komunikasi lintas budaya, dan integritas tinggi.
“Adik-adik adalah generasi baru yang akan menjawab kebutuhan ini. Menjadi motor penggerak transformasi dan memastikan pariwisata Indonesia mampu bersaing sekaligus memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” kata Widiyanti.
Widiyanti berpesan empat hal kepada para wisudawan. Pertama, jangan pernah berhenti belajar. Sebab dunia akan selalu berubah, dan hanya mereka yang mau terus belajar yang akan memimpin perubahan. Kedua, membangun jejaring dan kolaborasi, karena kolaborasi tidak pernah berdiri sendiri.
Kemudian, menjaga integritas. Dalam karier apa pun, kejujuran dan tanggung jawab adalah fondasi utama yang akan mengangkat martabat. “Dan keempat, ingatlah akar budaya dan tanah kelahiran. Kemanapun kalian pergi, tetaplah menjadi duta pariwisata daerah,” kata Widiyanti.
Perwakilan Wisudawan Program Diploma 3 Perjalanan Wisata Ridho Raditya Putra berterima kasih atas dukungan rekan-rekan serta para dosen yang telah membuka kesempatan sekaligus memberikan pengalaman positif dan berharga seperti menjadi pemandu wisata bahasa isyarat.
Ridho yang merupakan teman tuli yang berhasil lulus dari Poltekpar Makassar itu juga mendorong rekan-rekannya tetap optimistis dalam mengejar impian. Ia mengingatkan bahwa dengan kebaikan dan pengertian, dapat menjadi cara dalam mengatasi hambatan komunikasi.
Menteri Widiyanti Serap Aspirasi Mahasiswa Poltekpar Makassar untuk Majukan Pariwisata
Menpar Widiyanti Putri Wardhana juga berdialog dengan mahasiswa Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Makassar untuk menyerap aspirasi dan bertukar gagasan mengenai pengembangan kepariwisataan nasional, khususnya peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia.
“Saya datang ke sini untuk mendengar langsung keluhan maupun ide dari mahasiswa. Anak muda selalu punya gagasan inovatif yang bisa membantu kami di pemerintahan. Karena itu mari kita ngobrol dan berbagi,” ujarnya.
Salah satu mahasiswa bernama Voli Feda Pratiwi dari Program Studi Usaha Perencanaan Wisata Semester 5 menyampaikan aspirasinya. Menurut Voli perlunya edukasi dan peningkatan kesadaran tentang kapal pinisi sebagai ikon Sulawesi di Bulukumba.
Di sisi lain, Rahma Dini Saputri dari Program Studi Usaha Perencanaan Wisata berpandangan bahwa dibutuhkan promosi pariwisata Kota Palopo yang kaya akan wisata bahari, budaya, dan sejarah. Palopo juga memiliki Pelabuhan Tanjung Ringgit yang kerap disinggahi kapal pesiar.
Menanggapi hal itu, Menpar menekankan pentingnya kolaborasi dengan para ahli untuk memperkaya edukasi mengenai kapal pinisi, yang telah menjadi bagian dari program unggulan Kemenpar yaitu Wisata Naik Kelas melalui pengembangan wisata bahari.
Program Wisata Naik Kelas dirancang untuk meningkatkan kualitas pariwisata dari segala sisi, mulai dari infrastruktur, sumber daya manusia, produk wisata, hingga promosi melalui pendekatan wisata minat khusus yang diharapkan dapat memberikan pengalaman yang lebih personal, berkualitas, dan berkelanjutan.
“Indonesia memiliki potensi besar dengan 17 ribu pulau. Wisata bahari bisa menjadi industri kuat, namun regulasi pelayaran masih perlu diperkuat. Itu pekerjaan rumah besar yang harus kita benahi,” katanya.
Ada pula Irwandi, mahasiswa dari Program Studi Destinasi Pariwisata semester 5, berpandangan bahwa perbaikan infrastruktur di Toraja yang berpotensi menjadi destinasi unggulan, sekaligus regulasi penggunaan pemandu lokal oleh wisatawan mancanegara.
Sekretaris Kementerian Pariwisata, Bayu Aji, menambahkan bahwa Rancangan Undang-Undang Perubahan Ketiga atas UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan telah memuat kewajiban bagi wisatawan mancanegara untuk menggunakan jasa pemandu lokal.
“Peran pemerintah daerah dan dinas pariwisata sangat penting dalam menjalankan kebijakan ini. Mari kita libatkan kepala daerah agar sektor pariwisata makin maju. Pariwisata memberi multiplier effect nyata bagi perekonomian,” ungkap Bayu. (hms/smr)