By Zeng Wei Jian
semarak.co-Aktifis Feminis Nursyahbani Katjasungkana dikira penganut Wahabi. Akibat status facebook yang bertendensi membela 6 korban dar-der-dor di KM 50 Tol Cikampek.
Sebelumnya Nursyahbani Katjasungkana diserang sebagai Pembela PKI. Akibat menjadi Hakim Ketua International People’s Tribunal di Den Haag. Putusannya; Indonesia was responsible for committing crimes against humanity during the 1965-1966 mass killings which killed between 500,000 to one million suspected communists.
Nursyahbani Katjasungkana adalah loyalist Gus Dur. Anggota Fraksi PKB di DPR. Saat Gus Dur menggunakan dictatorial-approach, Nursyahbani Katjasungkana menjadi buldozer-nya Muhaimin Iskandar menggerus dominasi Gus Dur.
Nursyahbani Katjasungkana adalah aktifis kemanusiaan. Di situ posisi-nya. Lepas dari perkubuan. Dia pilih “Penguasa” sebagai lawannya.
Dia bukan Wahabi & PKI. Dia anak ketujuh Almarhum R. Katjasungkana, sahabat Bung Hatta. Makamnya di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Salah seorang panitia Sumpah Pemuda & Pendiri Jong Indonesie.
Ayah R. Katjasungkana bernama R. Sosrodanukusumo, Pendiri Sarikat Islam di Sampang & anggota Java Instituut. Ibunya Siti Rusuli, putri tunggal dari Dr Mohammad Seman Kiemas dari Palembang. Nama Siti Rusuli masuk daftar dokter lulusan pertama Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (Stovia). Dia juga pendiri Muhammadiyah di Sampang.
Extrim kiri-kanan pernah menyerang Nursyahbani Katjasungkana. Darahnya sempat dihalalkan. Publik heran di mana posisi-nya. Ada yang nuduh Nursyahbani Katjasungkana main dua-kaki.
Double-talking jive haram di arena politik partai. Tapi Nursyahbani Katjasungkana tidak sedang berpolitik praktis. Ngga lagi maintain konstituen.
Beda jauh dari fenomena artis nyambi politikus macam “Rahma Sarita”. Kiri-kanan okey. Makan dari Nasdem tapi kontra pemerintah. Sikap tegas Nasdem benar.
Adanya perilaku kader yang tidak selaras dengan keputusan Ketua Umum & policy partai merugikan partai itu sendiri.
Ketua Partai dianggap main dua-kaki, ngga becus handle anak buah, dan lack of leadership. Partai diserang kiri-kanan. Tidak diterima sepenuh hati akibat dinilai tidak totalitas mengamankan program pemerintah.
Oposisi nyerang karena Ketua Umum ada di Kabinet. Element pro pemerintah caci-maki akibat adanya anasir kader yang tetap anti-pemerintah. Partai Mediocre. Oposisi; ngga. Pro-pemerintah pun ngga.
Fenomena Partai “Wigger” abreviasi dari White Nigger yaitu kulit putih yang berperilaku, bertindak, & berbahasa hip-hop cultre. Diolok-olok sebagai “black soul trapped inside white body”.
THE END