Oleh Anonym *
semarak.co-Beredar secara viral tangkapan layar televisi yang menayangkan dua orang pasangan suami istri yang menjadi terpidana mati akibat pembunuhan di Bali. Kemudian ada komentar yang menjelaskan makna dari potongan video berita televisi itu. Kemasan ini kemudian menjadi pesan berantai di media sosial.
“Tadi pagi, seorang teman saya sebelum berangkat kerja melihat berita, perampokan minimarket di Cirebon. Diperlihatkan CCTV saat peristiwa juga. Yang bikin kita bertanya-tanya: kenapa ketika pers konferensi tiba tiba si perampok memakai peci putih?” demikian komentar di bawah gambar tangkapan layar televis itu.
Kemudian dilanjutkan, “Apakah sudah bawa dari rumah? Atau oleh oknum sengaja dipakaikan kopiah ini? Siapa yang bisa menyangkal ini benih dari kampanye Islamophobia? Apakah si perampok sengaja membeli peci dulu, baru merampok karena kalau dilihat dari warnanya putih banget, baru banget.”
Inilah salah satu bentuk dari yang disebut ghazwul fikri atau perang pemikiran yang berarti tujuannya:
✅ Agar orang terbiasa, pada akhirnya di alam bawah sadar terekam kalau orang berpeci/berhijab/berjenggot = penjahat, teroris, dst.
✅ Munculkan pemikiran taat beragama tidak menjamin orang tsb baik.
✅ Menjauhkan/membuat orang “jijik” dan tak nyaman memakai atribut khas agamanya.
✅ Tujuan akhirnya beragama itu hanya urusan personal antara pemeluk & Tuhannya, tidak ada sangkut pautnya dengan berkehidupan sosial, bernegara, ekonomi, dst.
✅ Hal yang sama terjadi pada para koruptor perempuan yang tetiba menutup mukanya dengan Jilbab. (facebook/fb)
Masih dalam tangkapan gambar televisi yang sama, tapi dikomentari dari orang yang berbeda. Sebagai studi kasus terkait cerita di Cirebon di atas, maka dapat dilihat yang terjadi lagi ini. “Orang Hindu, tapi dipakaikan baju muslim saat Sidang. Inilah yang disebut sebagai pola-pola dari rezim menyudutkan agama Islam,” tulisnya.
Seperti diketahui, pasangansuami istri yang beragama Hindu menjadi terpidana mati. Ini terpidana suami istri yang divonis hukuman mati atas pembunuhan majikan di Bali. Padahal terpidana ini dketahui kemudian beragama Hindu, tapi yang menimbulkan pertanyaan tampak terpidana ini berpakaian muslim ketika dalam persidangan.
Ingat …
Pelaku bukan muslim…
Mengapa harus dipakaikan jilbab dan kopyah….
Kesan Muslim selalu jahat di NKRI ini…
Maka sering bermunculah istilah bahasa kadrun,
Muncul radikal radikul…
Seperti sengaja ingin selalu meyudutkan umat Islam….
Kemudian sang komentator ini menyertakan link ini: https://youtu.be/W6J0Rko1lWo untuk sebagai bukti atas komentarnya maupun sumber dari apa yang dikomentarinya. (whatsapp/WA).
sumber: portal-islam.id/2022/02 di WAGroup PAMEKASAN GERBANG SALAM (postSelasa22/2/2022/ok)