Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim melakukan sidak layanan Imigrasi di Bandar Udara (bandara) Internasional Kuala Lumpur (KLIA) Minggu siang 2 Juli 2023, setelah insiden yang melibatkan turis China dan seorang menteri, Kamis (29/6/2023).
semarak.co-PM Anwar mengatakan, kesempatan itu digunakan untuk melihat sendiri isu yang muncul atau permasalahan saat kegiatan operasional sehari-hari yang melibatkan turis dan orang asing selain warga lokal. Anwar juga mengatakan, terkait insiden yang melibatkan turis asal China baru-baru ini, dirinya menjamin penyelidikan menyeluruh akan dilakukan oleh pihak berwenang.
Adapun diskusi pendahuluan akan diadakan dalam rapat kabinet pada Rabu pekan depan (5/7/2023). Dirjen Imigrasi Malaysia Ruslin Jusoh mengatakan, departemen yang dipimpinnya mulai melakukan penyelidikan terkait insiden yang dilaporkan sebuah media daring (dalam jaringan) atau online bahwa seorang menteri Malaysia menuntut turis asal China yang ditahan Imigrasi di Bandara KLIA dibebaskan.
“Dalam kunjungan mendadak ke loket Imigrasi dan bea cukai di KLIA beberapa waktu lalu, saya menemukan masih ada ruang untuk perbaikan guna memperkuat pengoperasian pintu masuk negara ini,” kata Anwar Ibrahim melalui laman media sosialnya seperti dikutip Antara dilansir tempo.co, Minggu, 2 Juli 2023 20:01 WIB melalui laman berita msn.com.
Ia mengatakan investigasi akan dilakukan secara komprehensif mencakup semua aspek yang relevan. Pada saat yang sama, ia meminta agar masyarakat memberikan ruang agar pemeriksaan dapat dilakukan secara transparan dan tidak menimbulkan spekulasi.
Dalam satu pernyataan, Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya Malaysia Tiong King Sing membenarkan dirinya merupakan menteri yang disebutkan dalam laporan berita eksklusif tersebut. Ia mengatakan tidak memiliki pilihan selain segera datang ke KLIA membawa serta penyelidik dari Divisi Integritas Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya untuk mengetahui situasi dan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikannya.
Dalam unggahan di laman Facebook pribadinya, Menteri Tiong mengatakan, seorang turis perempuan asal China yang baru tiba di bandara Kuala Lumpur mengalami kendala komunikasi tanpa alasan dikurung dalam ruangan oleh oknum petugas di sana.
Oknum petugas, menurut Tiong, menawarkan untuk membantu membebaskan turis tersebut dengan harga RM3.000 atau sekitar Rp9,6 juta untuk tiket pesawat untuk meninggalkan Malaysia, RM3.000 lainnya untuk masuk kembali ke negara itu, dan RM12.000 atau sekitar Rp38,6 juta untuk biaya pemrosesan aplikasi visa yang dibutuhkan. (net/tpc/smr)