By Tony Rosyid *
semarak.co-Beredar isu PKS tidak dukung Anies. Namanya juga isu. Itu hal biasa. Apalagi kalau ada operasi untuk memisahkan PKS dari Anies, maka media dan medsos menjadi instrumen efektif untuk membangun opini. Menurut sejumlah sumber dari kader PKS ada operasi untuk membangun kesan bahwa PKS tidak mendukung Anies.
Ada dua target.
Pertama, supaya para pendukung PKS kecewa dan ini efektif untuk menahan laju elektabilitas PKS yang sedang naik. Kedua, untuk membenturkan PKS dengan capres Anies agar optimisme para pendukung Anies menurun. Dua alasan ini, masuk akal juga.
Isu lainnya, PKS ditawari dua posisi menteri. Dan dua kementerian itu saat ini dijabat oleh kader Nasdem. Tidak saja tawaran menteri, kabarnya PKS pun ditawari logistik untuk kampanye di pileg 2024. Namanya juga isu. Benar salahnya masih harus diklarifikasi.
Yang pasti, isu ini mencoba menghadap-hadapkan PKS dengan NasDem. Padahal, keduanya sedang membangun koalisi dan memperkuat hubungan politik menghadapi pilpres 2024. Lebih dari separoh konstituen PKS dukung Anies (Survei Litbang Kompas).
Selama ini, PKS termasuk partai yang Konsisten mengakomodir aspirasi pemilihnya. Karena itu, konstituen PKS sangat militan dan berhasil menjadi mesin politik yang terus bekerja sepanjang musim. Selain PDIP, hanya PKS yang konstituenya solid dan terlihat bekerja secara masif.
Hampir 10 tahun PKS mengambil jarak dengan pemerintahan Jokowi. Salah satu faktor utamanya karena konstituen PKS menginginkan partai dakwah ini ambil peran sebagai oposisi. Sampai di sini kita memahami cara PKS istiqamah (konsisten) menjaga konstituennya dengan secara sungguh-sungguh memenuhi aspirasi mereka.
Logika normal, hampir tidak memungkinkan PKS di ujung masa puasanya akan bergabung dengan pemerintahan Jokowi. Ibarat orang puasa, 5 menit jelang berbuka, lalu batal. Ini pasti akan menjadi penyesalan seumur hidup. Jika nekat, sama juga PKS bunuh diri.
Lihat rekam jejaknya, sepertinya PKS tidak akan melakukan tindakan sekonyol itu. Mengapa PKS tidak jadi deklarasi tanggal 10 nopember? Ini pertanyaan yang ramai di pekan ini. Mungkin bahasa yang lebih tepat bukan tidak jadi. PKS belum secara resmi menyatakan akan deklarasi tanggal 10 November.
Soal waktu, masih menjadi perbincangan diantara tiga parpol yang berencana akan mengusung Anies Baswedan. Tanggal 11 November adalah hari milad atau ulang tahun Partai NasDem. Partai NasDem menggelar acara tanggal 9-11 Nopember.
Tentu ini tidak saja bagi PKS, tapi juga bagi Demokrat, 10 Nopenber adalah waktu yang kurang tepat untuk deklarasi bersama. Kedua partai ini, yaitu PKS dan NasDem akan merasa lebih nyaman deklarasi di luar hari yang bisa dikait-kaitkan dengan ulang tahun Nasdem. Adab Jawanya: gak mau gangguin hajat NasDem.
Deklarasi Koalisi Perubahan hanya soal waktu. Yang pasti, tiga parpol terdiri dari NasDem, PKS dan Demokrat memiliki satu kesepakatan bersama, yaitu usung Anies sebagai capres 2024. Soal ini clear dan mereka kompak.
Andi Arief, ketua Bappilu Demokrat ngetwit: hanya burung hantu yang bisa menggagalkan koalisi Nasdem, PKS dan Demokrat.
Dan Mardani Ali Sera, salah satu petinggi PKS juga bilang: lebih cepat lebih baik.
Dilihat dari perkembangan yang kita baca, ketiga parpol yang rencananya akan mengusung Anies nampaknya solid. Kabarnya, hanya tinggal 10% lagi, tim kecil yang mereka bentuk akan mematangkan dan menuntaskan semua persiapan.
Jakarta, 11 Nopember 2022
sumber: WAGroup APIK DPW JAWA BARAT (postJumat11/11/2022/)