Aktor, Presenter sekaligus penyiar radio Imam Darto lebih memilih fokus menjadi penulis skenario film atau FTV dengan alasan ia lebih menikmati bekerja di balik layar daripada di depan kamera.
semarak.co -“Karena kalau nulis gue bisa cuma di kamar doang, terus bisa nulis enggak perlu pakai make up, gue bisa nulis kapan pun gue mau. Jadi lebih suka nulis walaupun challange-nya lebih besar,” ujar Darto saat pemutaran perdana film ABRACADABRA di Jakarta, Rabu (8/1/2020).
Menulis skenario sebenarnya bukan hal baru bagi presenter “The Comment” itu. Sebab saat menjadi penyiar di radio Prambors, dia juga bertindak sebagai penulis skenario. “Ya sebenarnya gue nulis skenario udah dari tahun 2005, buat sandiwara radio terus pindah ke serial TV atau FTV,” ucapnya.
Yang benar-benar perdana itu, lanjut dia, menulis scenario Pretty Boys. “Nah sejak itu, ada beberapa proyek dalam proses, satu dengan PH (production house) besar, terus Tompi pengin bikin film lagi sama gue,” jelas pemain film “Get Married 5” itu.
Bagi Darto, membuat skenario film sangatlah menarik. Sebab dia bisa melihat rangkaian kata yang diciptakannya menjadi gambar hidup dan disaksikan orang lain. “Karena ada satu kepuasan dan gue merasa ada satu power di tangan seorang penulis,” ujarnya.
Ketika penulis cuma bisa menulis empat huruf misalnya mati, lanjut dia, itu karakter utamanya mati. “Jadi ada satu power di mana dia mengendalikan cerita ini sesuai dengan kuasanya dia dan itu keren banget sih,” kata Darto.
Darto mengatakan ada beberapa tawaran untuk proyek film ke depan. Namun dia tidak berani mengambil seluruhnya. “Yang lagi gue tulis saat ini ada satu, belum syuting. Terus ada beberapa lagi lah dalam proses penjajakan,” ulasnya.
Jadi ada beberapa yang tertarik, kata dia, tinggal dimainin. “Tapi gue juga takut misalkan mau sama gue semuanya, gue bingung ngerjainnya jadi mendingan satu-satu aja,” ujar Darto. (net/lin)