PT Phapros, anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menunjukkan pertumbuhan kinerja pada semester I/2017 di tengah lambatnya pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan laporan keuangan audited yang telah dipublikasikan pada akhir September lalu, perusahaan farmasi nasional ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp 35,3 miliar atau tumbuh 24% dari periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami mengatakan, pertumbuhan laba bersih tersebut sejalan dengan peningkatan penjualan. Pertumbuhan penjualan tersebut terjadi di semua porto folio produk obat Phapros. Baik obat jual bebas (OTC), obat generik, maupun etikal.
“Selama periode Januari sampai Juni penjualan kami meningkat sebesar 8%. Pertumbuhan penjualan terbesar ada pada produk etikal sebesar 12,4% dibandingkan tahun lalu,” kata Emmy, panggilan Barokah Sri Utami dalam rilisnya, Selasa (17/10).
Secara keseluruhan, lanjut Emmy, obat generic masih menjadi penopang penjualanp roduk perusahaan farmasi pelat merah ini. Selama semester I/2017, catatnya, obat generic menyumbang 50% dari total penjualan. Di 2017, Phapros menargetkan pendapatan Rp 1 triliun dan laba bersih bisa tembus Rp 100 miliar hingga akhir tahun.
Emmy optimis target ini pasti tercapai meskirealisasi pada semester I/2017 masih sebesar 37% dari target. Adapun aksi perusahaan yang akan dilakukan untuk mengejar target tahun ini adalah menggenjot penjualan obat generik yang sudah dimenangkan Phapros lewat e-catalog yang realisasi pada semester I/2017 masih rendah.
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan LKPP, awal Maret lalu, tahun ini Phapros kembali berhasil memenangkan tender e-catalogue. Ada 41 obat generik yang dimenangkan Phapros dengan total nilai mencapai Rp498 miliar. Atau sekitar 16% dari keseluruhan nilai omzet yang ditawarkan e-catalogue yang mencapai lebih dari Rp 3 triliun. “Jumlah ini naik sebesar 83% dari total nilai yang kami dapatkan pada saat lelang e-catalogue tahun 2016 lalu,” tuntasnya. (iin)