Petruk Lengser Keprabon

Petruk Punakawan (Pegawai Jalanan). Foto: hajinews

Oleh Jeremy Huang Wijaya *)

semarak.co-Dikisahkan Prabu Punta Dewa, yaitu Yudhistira memberikan mandat kepada Petruk untuk merawat pusaka milik Prabu Puntadewa yakni Jamus Kalimasada. Tetapi sayang Petruk tidak amanah kabur membawa pusaka itu kemudian menaklukkan kerajaan Rancang Kencono dan menjadi Ratu di sana.

Bacaan Lainnya

Pusaka bertuah Kalimasada ini ia curi demi hasrat ambisi untuk berkuasa. Setelah berkuasa menjadi raja, Petruk mabuk kekuasaan, lupa diri sejati dirinya. Begitulah kosmologi budaya kepemimpinan Jawa dalam memaknai tanda-tanda alam “Petruk Dadi Ratu” lengser keprabon.

Kekuasaan tidak lepas dan tidak bisa dipisahkan campur tangan alam semesta dan menjadikan bahwa kekuasaan itu hadir sebagai sesuatu yang agung dan sakral. “Termasuk adanya kepercayaan, manakala penerima wahyu keprabon dalam kepemimpinannya menyalahgunakan kekuasaannya, bertindak sewenang-wenang, atau otoritarian, berperilaku tidak adil, wahyu keprabon itu akan ditarik kembali oleh dunia Atas.”

“Sang raja kehilangan sinar wahyu keprabon. Hal ini antara lain ditandai mulai meredupnya legitimasi politiknya. Ia juga mulai kehilangan kredibilitas di mata rakyat, sehingga terjadi krisis kepemimpinan, karena dianggap tidak amanah, mengabaikan tugas utamanya mensejahterakan rakyat, lebih mementingkan diri sendiri, keluarga dan kroni-kroninya.”

Dan kejahatannya terbongkar Ketika Petruk tidak amanah dalam menjalankan fungsi sebagai raja, tidak menjalankan tugas dengan baik, membuat Prabu Puntadewa menugaskan Gareng untuk menangkap Petruk karena Petruk terlibat KKN.

Petruk ditaklukkan dan dilengserkan kekuasaannya, kemudian diserahkan kepada Prabu Puntadewa untuk diadili. “Sing bener ketenger, sing salah seleh (Siapa berbuat benar dia akan terbukti, siapa berbuat salah dia akan lengser). Becik ketitik, olo ketoro (yang baik terlihat, yang buruk tampak).”

“Sopo kang mbibiti olo, wahyune bakal sirno (yang menanam keburukan, kebahagiannya akan sirna).”

*) Budayawan Tionghoa, tinggal di Bandung.

 

sumber: hajinews.co.id, 05/12/2023 di WAGroup Keluarga besar alumni HMI (postSelasa3/9/2024/iswannoor)

Pos terkait