Peserta OKK Bludak, Ketua Plt PWI Jaya Doni: Tolong Jangan Ikuti yang Tidak Punya SK Menkumham alias Abal-abal

Plt. Ketua PWI Provinsi DKI Jakarta (PWI Jaya) Ariandono Dijan Winardi alias Doni. Foto: dokpri

Peserta Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) ke-18 yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia DKI Jakarta (PWI Jaya) membludak. Dari target peserta 30 orang, terakhir mendaftar sudah mencapai 40 orang lebih.

semarak.co-Ketua Pelaksana tugas (Plt.) PWI Jaya Ariando Dijan Winardi alias Donny mengatakan, OKK PWI Jaya ke-18 akan diselenggarakan di Aula Ali Sadikin Gedung A Kantor Waliota Adm. Jakarta Barat Kawasan Meruya, Jakarta Barat, Rabu pagi hingga sore (30/10/2024).

Bacaan Lainnya

Adapun temanya, kutip Donny, Jurnalisme di Tengah Sengkarut Media Sosial dengan narasumber atau pembicara terbagi atas (1) Irmanto: Organisasi PWI, KEJ, PPRA, (2), Abdillah: Hukum Pers, (3) Ary Julianta: Hoax, Media Siber, Penulisan Berita.

Kemudian yang telah menyatakan siap hadir untuk memberi sambutan adalah Penasehat PWI Kelompok Kerja (Pokja) Walikota Jakarta Barat H. Umar Abdul Aziz, Plt PWI Jaya Ariando Dijan Winardi (Donny), dan Ketua Umum PWI Pusat Hendry CH Bangun.

Donny mengingatkan agar calon-calon anggota PWI terutama di bawah organisasi kewartawanan PWI Jaya tidak termakan atau terjebak organisasi PWI Jaya abal-abal alias tidak sah karena mereka tidak memilih Surat Keputusan (SK) Menkumham.

Seperti diketahui Ketua umum PWI Pusat Hendry Chairuddin Bangun dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Iqbal Irsyad adalah yang sah berdasarkan SK Menkumham Nomor: AHU-0000946.AH.01.08 Tahun 2024 tanggal 9 Juli 2024. Biar pun sudah mengadakan kongres, tapi tidak diakui pemerintah karena tak punya SK Menkumham.

“Saya mengingatkan seluruh wartawan di DKI Jakarta agar tidak kecewa, marah, dan kesal akibat adanya PWI abal-abal. Pokoknya PWI hanya satu, yaitu yang bisa menunjukkan SK Menkumham tadi,” ujar Donny dirilis panitia OKK usai rapat terakhir persiapan OKK di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2024).

Tak lupa Donny mengucapkan terimakasih atas kepercayaan teman-teman yang sudah mendaftar OKK untuk menjadi wartawan anggota PWI, terutama PWI Jaya. Apalagi jumlah peserta yang tadinya 20 hingga 30, malah membludak melebihi 40 peserta.

“Kami akan memastikan dalam materi OKK besok untuk menyatakan bahwa PWI hanya satu di bawah Ketua umum Hendry Ch Bangun. Lainnya itu abal-abal dan memaksakan diri untuk kepentingan pribadi masing-masing,” cetusnya.

Wakil Ketua Plt PWI Jaya Heryanto menyayangkan adanya kabar sikap bar-bar dengan membajak calon peserta OKK dari Pokja Jakarta Selatan sebanyak tiga orang. “Ini tidak fair memang. Tapi biarlah, nanti akan dibalas Allah perbuatan busuk itu,” cetus Heryanto yang akrab disapa Aseng.

Selama kita di pihak yang benar karena sah sesuai hasil Kongres PWI Pusat di Bandung Jawa Barat yang kemudian mendapat pengakuan pemerintah berupa SK Menkumham, pesan Aseng, PWI Pusat dan PWI di seluruh tingkatan Provinsi/Kabupaten/Kota tetap jalan di bawah Ketua umum Hendry.

“Organisasi abal-abal itu bisa disebut pihak pemberontak yang mirip kudeta atau gila kekuasaan. Jadi tinggal bagaimana kelicikan mereka diamputasi. Kata kuncinya hanya satu, semua harus bersatu padu, loyal, dan solid dalam menghadapinya,” pungkas Aseng.

Ketua umum PWI Pusat Hendry menyesalkan adanya share link yang sampai padanya. “Kami masih tetap jalan santai dan happy-happy. Tapi ada yang panik dengan segala cara, seperti mengacak-acak situs Wikipedia usai menggembok kantor PWI Pusat dan tetap menduduki kantor PWI Jaya di Bank DKI. Padahal sudah bukan lagi sebagai organisasi sah,” kecam Hendry.

Saat diminta untuk mengumumkan nama Zulmansyah Sekedang sudah bukan lagi anggota PWI dan dipersilakan membuat organisasi lain selain PWI, Hendry Bangun menolaknya. Menurut dia, biar si Zulmansyah saja yang menyadari diri karena itu lebih elegan dan terhormat.

“Saya malah terkesan dengan share link mereka. Katanya dedengkot Kode Etik, tapi kok beritanya selalu melanggar kode etik, tidak akurat, tidak konfirmasi, opini menghakimi, dan ada itikad buruk,” sindir Hendry Ch Bangun yang baru saja mendapat penghargaan dari Kemenpora. (smr)

Pos terkait