Di era digital yang terus berkembang pesat, profesi sebagai content creator semakin diminati banyak orang. Sebagai wujud dukungan terhadap kreativitas digital, PERURI menggelar pembinaan dan pelatihan content creator di Dialogue Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2025).
semarak.co-Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian program PERURI Creators Impact. Sebanyak 20 mahasiswa yang lolos tahap kurasi berkesempatan mengikuti pembinaan dan pelatihan dari para mentor berpengalaman di bidang sinematografi dan pembuatan konten, yaitu Goenrock dan Boylagi.
Mereka berbagi pengalaman serta wawasan tentang cara menghasilkan konten yang menarik melalui peningkatan kreativitas, keterampilan, dan strategi digital. Selama saya membuat konten, saya memaksimalkan kamera ponsel sebagai device utama untuk membuat konten sehari-hari.
“Selain konsisten, memaksimalkan alat yang kita punya adalah salah satu cara untuk menghasilkan karya yang menarik. Aktif, kreatif, dan positif adalah bentuk baru interaksi di dunia digital, serta selalu sisipkan hal positif dalam setiap konten kita,” papar Boy dalam sambutan.
Jangan gunakan media sosial untuk mengesankan orang, gunakan untuk memengaruhi orang. PERURI Creators Impact merupakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) untuk mendukung content creator di kalangan mahasiswa melalui edukasi dan pemberdayaan.
Sehingga dapat menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang positif dan memperkuat citra Perusahaan. Pada tahap selanjutnya para peserta akan membuat karya video dengan tema transformasi PERURI dan layanan digital PERURI. Lalu, akan dipilih peserta dengan karya terbaik untuk mendapatkan hadiah jutaan rupiah.
Kepala Biro Strategic Corporate Branding dan TJSL PERURI Ratih Sukma Pratiwi mengatakan, “Kami berharap program ini tidak hanya menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan digital mereka, tapi juga mendorong mereka untuk menghasilkan karya yang memiliki nilai dan dampak positif bagi masyarakat.”
“Melalui tema yang diberikan, kami ingin mengajak para peserta untuk lebih memahami peran PERURI dalam transformasi digital dan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menciptakan perubahan,” demikian Ratih menambahkan dirilis humas Peruri usai acara melalui email semarak.redaksi@gmail.com, Selasa (18/2/2025).
Di bagian lain dirilis bahwa Ketua Umum Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI) Ismail Lutan menyebut para mahasiswa harus selektif membaca berita yang baik di internet. Baik yang diproduksi portal berita maupun media sosial (konten yang diproduksi influencer).
“Banyak berita bohong yang diframe untuk tujuan tertentu, yang tanpa sadar pembaca ikut serta menyebarkannya,” tutur Ismail Lutan pada Workshop bertema Profesional jurnalistik digital & konten kreatif di Kampus Universita Islam As Ayafiiyah (UIA), Jati Waringin-Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (13/2/2025).
Oleh sebab itu, lanjut Ismail, mahasiswa harus memahami dunia jurnalistik. Karena dengan memahami dunia jurrnalistik mahasiswa dapat mengetahui berita yang benar dan yang hoax. Berita yang bermanfaat atau tidak bermanfaat. Berita yang diframe atau yang natural. Kepekaannya akan terasah dengan tajam.
“Selain itu mahasiswa juga mampu menulis berita atau konten yang baik, yang bermanfaat bagi umat. Menjadi wartawan di era digital merupakan pilihan profesi yang menantang yang tidak kalah dengan profesi lain,” imbuh Ismail dirilis PJMI yang dilansir melalui WAGroup Jurnalis Kemenag, Jumat (14/2/2025).
Profesionalisme sangat dihormati dan dihargai. Workshop terselenggara atas kerjasama PJMI dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP UIA). Selain Ismail Lutan ikut menjadi pembicara traniner nasional dan managing partner rumah edukasi digital Setyohadi Wiratmoko.
Kepala Program Studi (Kaprodi) BK FKIP UIA yang juga seorang konten creator yang memilki ratusan ribu follower Dita Juwita. Workshop dibuka Dekan FKIP UIA Misbah Fikrianto sekaligus sebagai keynote speech. Juga ikut memberikan sambutan Penasehat PJMI Muhammad Anthony.
Dalam amanahnya Misbah mengatakan, mahasiswa jangan hanya terpaku pada bidang studi yang digeluti tetapi harus memperkayanya dengan disiplin ilmu lain, termasuk jurnalistik. Mahasiswa harus berkolaborasi dan membangun jaringan.
“Jaringan itulah yang kelak akan membuka peluang meniti karir setinggi-tingginya. Pengayaan sakofiyah kita, pengayaan akidah kita, pengayaan ilmu kita musti banyak. Karena itu mahasiswa harus meningkatkan komptensinya. Peningkatan kompetensi mesti menjadi nomor satu,” ujarnya.
Ilmu jurnalistik sangat penting dipelajari oleh mahasiswa. Karena dengan mempelajarinya mahasiswa akan bisa menulis dengan baik. Mampu mengungkapkan gagasan secara terstruktur dan mudah dipahami pembaca. “Menulis yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat adalah ibadah,” ujarnya.
Sementara Setyohadi Wiratmoko dan Dita Juwita memaparkan cara membuat konten dan video yang bagus dan menarik secara teknis. Menurut mereka membuat konten atau pun video yang menarik dan bisa viral harus memperhatikan berbagai aspek teknis, selain juga harus bisa membaca tren yang berkembang. (smr)