Kerja keras dan fokus utama BPJS Ketenagakerjaan dalam memberikan perlindungan atas risiko sosial ekonomi kepada masyarakat pekerja kembali mendapat apresiasi. Dalam 34th ASSA (ASEAN Social Security Association) Board Meeting yang diselenggarakan di Udonthani, Thailand (23/8), BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan apresiasi dalam kategori Insurance Coverage, khususnya dalam perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kini juga mencakup perlindungan pekerja migran di luar negeri.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, berharap penghargaan ini menjadi motivasi bagi semua pihak dalam mengedepankan pentingnya perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Apresiasi pada kategori Insurance Coverage ini diserahkan kepada Agus Susanto oleh Chairman ASSA, ATTY. Emmanuel F. Dooc di sela pertemuan ASSA yang dilaksanakan.
“Ini merupakan wujud apresiasi ASSA atas kerja keras seluruh pemangku kepentingan dalam memperjuangkan perlindungan menyeluruh bagi pekerja Indonesia. Sekarang TKI kita sudah mendapatkan perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan, semoga ke depannya perlindungan menyeluruh bagi seluruh pekerja di Indonesia dapat segera tercapai”, papar Agus.
Dalam ASSA Board Meeting yang diselenggarakan selama 3 hari ini, fokus utama yang dibahas adalah mengenai Ageing society dimana hal tersebut merupakan salah satu isu global. Hal ini dikarenakan masyarakat yang masuk dalam kategori usia tua semakin banyak dan tidak berimbang dengan jumlah usia produktif, berdampak pada kondisi perekonomian negara, dimana pemasukan negara lebih kecil dibanding pengeluarannya, sementara tanggungjawab negara atas jaminan sosial seluruh warga negara merupakan hal yang wajib.
Dalam pembahasan Ageing Society, Agus memaparkan bagaimana kondisi Indonesia yang saat ini sedang menikmati bonus demografi, harus segera mempersiapkan skema jaminan pensiun yang tepat. Salah satunya dengan akselerasi besaran iuran kepesertaan dengan kewajiban jangka panjang.
“Kita harus belajar dari pengalaman beberapa negara yang sedang menghadapi masalah ageing society. Masa-masa bonus demografi di Indonesia ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mempersiapkan pendanaan program pensiun”, tutur Agus.
Sebelumnya, Agus Susanto jg menghadiri kegiatan APIC (Asia Pacific Investment Conference) di Bangkok, Thailand (22/8) dimana kegiatan tersebut dihadiri oleh manager investasi dan pengelola dana jaminan sosial se-asia pasifik. Dalam pertemuan tersebut, Agus yang diundang sebagai salah satu pembicara menyampaikan capaian perekonomian Indonesia yang sangat baik saat ini dengan didukung pula kondisi politik yang relatif stabil, sehingga sangat prospektif untuk melakukan investasi di Indonesia, khususnya dalam bidang infrastruktur.
Dalam kesempatan tersebut BPJS Ketenagakerjaan mengajak jaminan sosial di Asia Pasifik untuk bersama sama melakukan investasi (joint investment) di Indonesia khususnya di proyek Infrastruktur. Employee Profident Fund (EPF) dan SOCSO Malaysia tertarik dengan ajakan tersebut dan sepakat untuk dibahas di level teknis, jelas agus.
“Semoga dengan kerjasama Internasional dan masukan kami dalam forum internasional, bisa memberikan kontribusi yang baik bagi perkembangan jaminan sosial ketenagakerjaan, termasuk dalam hal perlindungan pekerja migran”, tutupnya. (lin)