Perkuat Permodalan UMKM, Bank Mandiri Launching Program Digital Lending UMKM (Digiku)

Karyawan menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada Rabu (18/3) hingga pukul 10.09 WIB, nilai tukar rupiah melemah 140 poin atau 0,93 persen ke posisi Rp15.223 per dolar AS.

Bank Mandiri terus berinovasi untuk mendukung sektor UMKM. Terkait hal itu, bank pelat merah ini menyiapkan solusi pembiayaan yang cepat dan aman melalui kerja sama dengan sejumlah platform e-commerce dan teknologi finansial (tekfin) peer to peer (P2P) untuk memperkuat permodalan pelaku UMKM dan memitigasi dampak pandemi Covid-19.

semarak.co– Saat ini, Bank Mandiri telah memiliki kerja sama penyaluran kredit digital dengan tiga e-commerce, yakni Bukalapak, Tokopedia dan Shopee, serta beberapa tekfin P2P seperti Amartha, Crowde, Investree, Akseleran dan Koinworks.

Bacaan Lainnya

Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengatakan, dari kerja sama ini, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit digital sebesar Rp192.8 miliar pada akhir Juni 2020 kepada 6,639 debitur.

“Penyaluran kredit via platform digital yang telah diinisasi perseroan sejak 2018 merupakan salah satu inovasi strategi bisnis yang diterapkan untuk mendukung pencapaian keinginan Bank Mandiri menjadi modern digital bank di tanah Air,” ungkap Donsuwan dalam rilis Humas Bank Mandiri, Jumat (17/7/2020).

Sebagai bentuk dukungan pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pemerintah, kata Donsuwan, pihaknya siap meningkatkan penyaluran kredit digital secara channeling ini dengan merangkul lebih banyak lagi platfom online.

Inisiatif Bank Mandiri melakukan channeling dengan e-commerce dan tekfin P2P juga dilatarbelakangi keinginan untuk membuka target pasar baru, kutip dia, yaitu pelaku usaha yang secara size business sudah layak, namun belum bankable.

“Nah ini merupakan strategi untuk memitigasi risiko dimana mitra platform digital menjadi refferal calon debitur,” kata Donsuwan di sela-sela launching Program Digital Lending UMKM (Digiku) di Jakarta, Jumat (17/6/2020).

Selain itu, tambah Donsuwan, pemanfaatan teknologi informasi terkini oleh e-commerce maupun tekfin dalam penyediaan alternatif data sangat membantu perbankan untuk pengembangan scoring kredit yang customized sesuai dengan karakteristik target market UMKM yang beragam dan untuk menyesuaikan diri dengan ekosistem ekonomi digital.

“Jadi meskipun dilakukan secara online, kami tetap memastikan bahwa pembiayaan model non tradisional ini akan memenuhi prinsip kehati-hatian dan tata kelola perusahaan yang baik atau GCG,” katanya

Kolaborasi ini, nilai Donsuwan, akan membuat industri perbankan lebih cepat beradaptasi pada perubahan di luar, seperti semakin berkembangnya bisnis model economic sharing.

Salah satu contoh nyata adaptasi Bank Mandiri terhadap perkembangan digital adalah aplikasi Mandiri Pintar (Pinjaman Tanpa Ribet). Aplikasi ini memangkas proses administrasi dalam  pengajuan kredit mikro produktif karena nasabah tidak akan direpotkan lagi dengan permintaan dokumen dan persetujuan bisa diperoleh dalam 15 menit sejak permohonan diinput ke sistem oleh tenaga pemasar.

Selain itu, nasabah maupun masyarakat juga tidak perlu mendatangi kantor cabang Bank Mandiri untuk mengajukan kredit mikro. Sebab, melalui aplikasi ini, tenaga pemasar mikro Mandiri yang saat ini berjumlah lebih dari 6.700 orang  dapat memproses kredit langsung dari lokasi nasabah berada. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *