Calon presiden (capres) Prabowo Subianto Prabowo dianugerahi penghargaan The Star of Soekarno oleh Yayasan Pendidikan Soekarno melalui Rachmawati Soekarnoputri. Penghargaan tersebut diberikan di sela-sela upacara Peringatan Kemerdekaan RI ke-73 di Kampus Universitas Bung Karno (UBK), kawasan Megaria, Jakarta Pusat, Jumat (17/8).
Seperti dikethaui penghargaan the Star of Soekarno ini diberikan kepada tokoh-tokoh yang dianggap mengukir sejarah. Antara lain, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad yang kembali terpilih dalam usia 92 tahun. Mahathir berhasil mengalahkan Barisan Nasional, koalisi pimpinan perdana menteri sebelumnya Najib Razak. Dalam upacara tersebut, Rektor UBK Soenarto Sardiatmadja bertindak selaku inspektur upacara.
Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno Rachmati Soekarnoputri mengatakan, hasil pemilu Malaysia itu menjadi kekalahan perdana Barisan Nasional semenjak Malaysia merdeka, atau pada 60 tahun terakhir. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un juga pernah menerima penghargaan ini.
Kemudian, ia juga menyinggung pertemuan antara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dianggapnya bersejarah. Seperti diketahui, sebelum pertemuan keduanya, Korea Utara terlibat perang dingin dan saling ancam senjata nuklir dengan Amerika Serikat.
“Alhamdulillah penerima penghargaan tersebut ternyata semua mengukir sejarah. Kita juga tahu peranan Fidel Castro dan lain sebagainya yang tidak bisa saya sebutkan. Nah sekarang ini, pada kesempatan berbahagia ini pada momen hari kemerdekaan Indonesia, saya berikan ke bapak Haji Prabowo Subianto. Semoga beliau dapat memimpin Indonesia di masa mendatang. Mohon doa restunya,” ujar Rachmawati yang disambut pekik takbir dari tamu undangan upacara yang hadir.
Rachmawati yang Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tampak didampingi Wakil Ketua Umum Partai Berkarya Titiek Soeharto juga ikut duduk sejajar di sebelah Prabowo. Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo duduk di sebelah Sandiaga, cawapres Prabowo di 2019.
Hadir pula beberapa petinggi Partai Gerindra, antara lain Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sugiono, dan Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso.
Rachmawati Kritik Pemerintah
Menurut Rachmawati, Prabowo layak diberikan penghargaan The Star of Soekarno, yang namanya diambil dari presiden pertama RI. “Bapak Haji Prabowo Subianto adalah satu tokoh yang selalu memperjuangkan masalah keadilan, perdamaian dan demokrasi,” ujar Rachmawati usai upacara.
Dalam pidatonya, Rachmawati menyoroti kebijakan pemerintah yang lebih berpihak pada pihak asing, terutama di bidang ekonomi. Bahkan, ia menilai pemerintah saat ini berpaham neoliberalisme atau paham yang fokus pada konsep pasar bebas.
“Peringatan HUT RI saat ini bertepatan dengan tahun politik, di mana akan dilaksanakan suksesi kepemimpinan nasional melalui pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden. Untuk itu saya ingatkan, saya tegaskan, kepada seluruh rakyat Indonesia jangan salah memilih pemimpin,” ujar Rachmawati, adik kandung Ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Rachmawati pun menyinggung soal utang negara yang disebut mencapai Rp 8.000 triliun, terdiri dari hutang pemerintah dan hutang BUMN. Ia juga menyoroti nilai tukar rupiah yang berada di kisaran Rp 14.600 per Dollar AS. Kemudian Rachmawati mengkritik pertumbuham ekonomi yang ia anggap stagnan di angka 5 persen.
“Kemudian jumlah penduduk miskin dan pengangguran semakin bertambah. Banyak BUMN yanh rugi dan menanggung beban hutang seperti BUMN di sektor perbankan karena dipaksa untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur,” kata Rachmawati.
Putri Presiden Soekarno itu menyebut upaya penegakan hukum saat ini yang cenderung tebang pilih, penjualan aset negara dan masuknya tenaga kerja asing. Seperti diketahui belum lama ini isu masuknya jutaan tenaga kerja asing asal China menjadi polemik yang menyerang pemerintah.
“Saya mencatat apa yang dikatakan Bung Karno bahwa pembangunan di seberang jembatan emas kemerdekaan ini yang utama adalah bagaimana membangun nation and character building,” tuturnya. (lin)