Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar terus mendorong revitalisasi kawasan transmigrasi. Revitalisasi ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas perekonomian di kawasan transmigrasi sebagai wujud nyata implementasi SDGs Desa untuk pembangunan berkelanjutan.
semarak.co-Mendes PDTT Halim mengatakan, pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan seperti diamanahkan Perpres Nomor 59 Tahun 2017.
“Untuk itu, tidak ada lagi penambahan kawasan transmigrasi baru. Yang ada revitalisasi,” tegas Mendes PDTT Halim saat memimpin Upacara Hari Bhakti Transmigrasi (HBT) ke-71 di halaman Kantor Bupati Pesisir Selatan, Minggu (12/12/2021) seperti dirilis humas melalui WAGroup Rilis Kemendes PDTT.
Revitalisasi kawasan transmigrasi ini saat ini telah menjadi prioritas rencana pembangunan jangka menengah nasional. Menurutnya ada 52 kawasan transmigrasi yang ditetapkan sebagai prioritas nasional, dan 100 kawasan transmigrasi yang menjadi target prioritas Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
“Revitalisasi kawasan transmigrasi ini untuk kian menyejahterakan para transmigran. Selain itu revitalisasi ini juga harus memberikan dampak positif bagi wilayah di sekitar kawasan transmigran, karena pertumbuhan ekonomi di kawasan transmigrasi harus selaras dengan pertumbuhan ekonomi di desa-desa sekitarnya,” ujar Gus Halim, sapaan akrabnya.
Gus Halim juga mengatakan revitalisasi kawasan transmigrasi juga menjadi salah satu jalan mencapai SDGs Desa, yang memiliki 18 tujuan dengan 222 indikator. Pencapaian tujuan SDGs ini, dimulai dengan pendataan desa berbasis data mikro, berbasis keluarga, bahkan individu.
Menurutnya, Sejak 2021 Pokja Relawan Pendataan Desa telah mengumpulkan data seluruh warga, keluarga, dan wilayah RT hingga desa. “Data tersebut telah dianalisis melalui sistem informasi, sehingga menjadi bahan kalkulasi keunggulan maupun kelemahan tiap wilayah transmigrasi, data ini juga bisa menjadi roadmap revitalisasi,” ujarnya.
Seperti diketahui, Gus Halim menjadi Pembina Upacara Hari Bhakti Transmigrasi (HBT) ke-71 dengan tema Transmigrasi Wujud Nyata Implementasi SDGs Desa untuk Pembangunan Berkelanjutan di laksanakan di halaman Kantor Bupati Pesisir Selatan.
Turut hadir dalam Upacara HBT ini, Nyai Lilik Umi Nashriyah, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, Bupati Pesisir Selatan Rusna Yul Anwar, Pejabat Tinggi di lingkungan Kemendes PDTT seperti Dirjen PPKTrans Aisyah Gamawati dan Dirjen PEID Harlina Sulistyorini, Dirjen PPDT Eko Sri Haryanto dan Inspektur Jenderal Ekatmawati.
Dalam Upacara tersebut Gus Halim juga menceritakan sejarah Transmigrasi. Menurutnya, transmigrasi sudah lama diimplementasikan di Nusantara, bahkan sejak masa kolonialisme belanda, yaitu pada tahun 1905.
Ketika pada tahun itu, Pemerintah kolonial, untuk pertama kalinya, memberangkatkan 155 kepala keluarga (KK) transmigran, yang berasal dari Kedu, Jawa Tengah, menuju Gedong Tataan, Provinsi Lampung.
Sedangkan Pemerintah Indonesia melaksanakan program transmigrasi untuk pertama kalinya, tepat pada 1950 tepatnya 12 Desember, ketika Jawatan Transmigrasi berangkatkan 25 kepala keluarga atau 98 jiwa transmigran menuju Lampung dan Lubuk Linggau. “Karena itulah, sejak saat itulah, tanggal 12 Desember kita kenal dan selalu kita peringati sebagai Hari Bhakti Transmigrasi,” katanya.
Dalam momentum HBT, Gus Halim juga menyerahkan Sertifikat Hak Milik untuk Transmigrasi di Kabupaten Sijunjung, peta Transmigrasi dan meresmikan Kantor Wali Nagari. Gus Halim bersama Bupati Pesisir Selatan dan Pejabat di lingkungan Kemendes PDTT meninjau produk UKM seperti kopi dan kain motif khas yang diproduksi Transmigran di Kawasan Lunang Silaut.
Selain itu, Gus Halim juga menghadiri acara pelantikan Persatuan Anak Transmigrasi (PATRI) Sumbar dan acara peluncuran buku yang ditulis para anak transmigrasi yang berjudul Jalan Terjal Anak Transmigrasi karya Moh Arifin dan Novel karya Melani Kurniawati. (fir/smr)