Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini mengatakan, kepimpinan perempuan bukan hanya menjadi pelengkap saja, tetapi menjadi pilar utama perubahan menentukan arah menuju Indonesia Emas 2045.
Semarak.co – Rini menyatakan, kepemimpinan perempuan adalah kekuatan kolaboratif yang menyatukan kompetensi, empati, dan orientasi perubahan. Semangat ini akan membawa birokrasi menuju Indonesia Emas 2045.
“Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, peran perempuan ditegaskan sebagai salah satu prioritas utama,” ujarnya, saat Halalbihalal Ikatan
PIMTI Perempuan Indonesia, dirilis humas melalui WAGroup JURNALIS PANRB, Jumat (11/4/2025).
Saat ini perempuan masih menghadapi berbagai tantangan dalam berkarir sebagai birokrat, mulai dari rendahnya representasi dalam JPT, bias budaya dan gender, persepsi bahwa perempuan kurang cocok memimpin, hingga keterbatasan akses.
“Peran ganda sebagai ASN dan ibu rumah tangga juga masih belum terakomodasi dengan baik dalam lingkungan kerja. Semua ini menuntut perhatian dan harus terus kita jawab dengan kebijakan dan praktik nyata,”ungkapnya.
Berbagai studi membuktikan bahwa organisasi yang dipimpin oleh perempuan, khususnya yang memiliki keterwakilan 30% ke atas dalam posisi strategis, memiliki peluang 12 kali lebih besar untuk mencapai kinerja puncak.
Maka dari itu, Menteri Rini berharap Ikatan PIMTI Perempuan Indonesia bukan hanya sekadar ruang silaturahmi, tapi harus menjadi ekosistem yang sangat strategis dan berperan krusial menjadi penggerak kolaborasi antar-instansi dengan memanfaatkan kolaborasi kegiatan.
“Mari kita rawat sinergi ini, perkuat langkah bersama, dan dorong lebih banyak perempuan untuk memimpin dan menginspirasi. Indonesia Emas 2045 hanya bisa dicapai jika kita membangun birokrasi yang tidak hanya cerdas, tapi juga adil dan setara,” imbuhnya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi menegaskan, Kemen PPPA memandang Ikatan PIMTI Perempuan Indonesia sebagai mitra strategis yang memiliki peran penting dalam pengarus utamaan gender.
Arifah mendorong Ikatan Pimpinan Tinggi (PIMTI) Perempuan Indonesia dapat mengupayakan kebijakan dan program yang berperspektif perempuan dan anak. Dia yakin dengan adanya Ikatan PIMTI Perempuan Indonesia, tugas-tugas besar pihaknya, akan lebih mudah dilaksanakan. (hms/smr)