Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono IX menerima peserta konferensi yang bertajuk ‘Perguruan Tinggi Islam Menuju World Class University’ di Bangsal Kepatihan, Komplek Gubernuran Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sementara secara resmi konferensi dibuka Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Rabu kemarin.
Peserta konferensi adalah Rektor dan wakil Rektor di lingkungan Universitas Islam Negeri seperti UIN, IAIN, STAIN dan Universitas Islam Swasta seluruh Indonesia dengan jumlah sekitar 200 orang. Konferensi akan dibagi dua stream yakni Akademik dan Finansial.
Pada Stream Akademik akan hadir pembicara internasional yakni Representative Residence IDB Ibrahim Shoukri, serta pembicara lokal dari dan Guru Besar Universitas Gajah Mada Prof Mudrajat Kuncoro dan Direktur Pendidikan Tinggi Islam Prof Amsal Bachtiar.
Adapun untuk Stream Finansial akan diisi oleh perwakilan dari LPS Halim Alamsyah, Wakil Rektor II UGM Dr Didi Achjari dan Direktur IT BSM Fahmi Ridho. Untuk sesi terakhir akan hadir pengamat ekonomi Hendri Saptarini, Prof Suyatno Bendahara umum DPP Muhamadiyah, Prof Mudji Rahardjo Rektor UIN Malang.
Direktur Utama BSM Agus Sudiarto menuturkan, konferensi ini bertujuan menyelaraskan misi Bank selaku institusi keuangan syariah dan Universitas Islam selaku institusi pendidikan Islam. “Pada dasarnya bank syariah dan universitas Islam negeri memiliki misi yang sama yakni meningkatkan kesejahteraan umat. Bank dari sisi ekonomi, universitas dari sisi pendidikan,” ujar Agus dalam rilisnya, akhir pekan kemarin.
Dengan demikian akan banyak hal yang bisa disinergikan dari sisi bisnis dan lainnya. Agus mengungkap BSM merupakan salah satu tujuan kerja alumni Universitas Islam Negeri, terutama yang dari jurusan ekonomi Islam atau syariah Islam. Dengan bersinergi, bank bisa memperoleh sumber daya potensial, sementara UIN juga bisa mendidik mahasiswa sesuai kompetensi yang dibutuhkan industri.
Bank Syariah yang karena bisnisnya menuntut kepatuhan pada prinsip syariah, juga membutuhkan SDM yang memahami aspek kesyariahan dimana kompetensi tersebut dikembangkan di universitas Islam. Sejauh ini BSM telah menerima sekitar 400-an alumni UIN seluruh Indonesia. Mereka bekerja di berbagai posisi termasuk kepala cabang.
Dari sisi bisnis, BSM menawarkan layanan perbankan syariah kepada institusi perguruan tinggi seperti cash management system, BSM Payment Institution untuk pengelolaan biaya kuliah mahasiswa, pembiayaan infrastruktur untuk kampus dan pembiayaan ritel untuk pegawai di lingkungan perguruan tinggi.
Dipilihnya Yogyakarta sebagai tempat penyelenggaraan karena Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga merupakan salah satu Universitas Islam tertua di Indonesia. Di samping itu Yogyakarta juga merupakan kota yang peduli dengan pendidikan sejak jaman kemerdekaan.
Sementara itu Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof KH Yudian Wahyudi mengatakan sangat bangga menjadi tuan rumah untuk acara yang dihadiri para pimpinan universitas Islam tersebut. “Kami berharap bisa menyelaraskan langkah di kalangan para rektor mengenai sinergi antara perguruan tinggi Islam dan bank syariah,” imbuhnya.
Lebih lanjut dia berharap sinergi ini bisa bermanfaat untuk peningkatan kompetensi mahasiswa, dosen dan nantinya menuju world class university. “Ternyata untuk menjadi world class university infrastruktur harus disiapkan. Oleh karena itu, UIN dan bank syariah bisa bekerjasama,” ujarnya.
Yudian Wahyudi menyebut jumlah perguruan tinggi Islam Negeri di Indonesia mencapai 56 perguruan dengan jumlah mahasiswa sebanyak 265.172. Dengan jumlah mahasiswa tersebut, perguruan tinggi Islam juga merupakan kawah candradimuka untuk menghasilkan pemimpin Indonesia di masa mendatang.
BSM berharap sinergi dengan perguruan tinggi Islam negeri dan swasta dapat meningkatkan bisnis BSM dan lebih jauh meningkatkan pangsa pasar syariah dimana sebelumnya pemerintah telah mendukung bank syariah melalui peningkatan dana haji. (lin)