Peran Pemuda dalam Sejarah Islam Ditulis dengan Tinta Emas

Fachri Hamzah menerima cinderamata usai memberi orasi pada pembukaan Rakernas Syabab Hidayatullah

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyampaikan orasi tentang kepemudaan sekaligus membuka Rakernas Syabab Hidayatullah, di Kantor Balai Latihan Masyarakat KDPDTT Makasar, Jum’at (12/5). Dalam kesempatan itu, Fahri menyampaikan bahwa peran pemuda dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, begitu penting.

“Banyak revolusi dan perubahan dunia yang digerakkan kaum muda. Dalam sejarah Islam, peran pemuda ditulis dengan tinta emas,” ungkap politisi PKS dalam orasinya. Ikut hadir Ustadz Abdul Majid, Ketua DPW Hidayatullah Sulawesi Selatan dan Ustadz Khairul Baits, Ketua DPP Hidayatullah.

Oleh karena itu, Fahri mengajak kaum muda, khususnya ormas kemudaan Syabab Hidayatullah agar bisa mengulang kembali peran gemilang yang pernah ditorehkan oleh pendahulu kita. Kuncinya adalah kaum muda harus ikuti kurikulum pembinaan pemuda seperti rute perjalanan Rasulullah. “Anak muda juga harus fasih berbicara. Gertak diri kita kalau gagap bicara tentang kebenaran. Kemudian kita juga harus banyak membaca, agar luas pengetahuan kita. Dan yang ketiga, kita harus memiliki kemampuan ekonomi. Semua perjuangan ini memerlukan keluasan ekonomi,” paparnya.

Di sisi lain, Fahri Hamzah juga menyampaikan syarat kunci terakhir agar para pemuda mampu berkontribusi bagi perubahan bangsa dan dunia, yakni mindset dan keyakinan pemuda akan masa depan. “Kita harus memiliki itu,” pungkasnya.

Ketua Umum Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA-KAMMI) ini menyampaikan, ia adalah orang yang memiliki kenangan yang dalam dengan Hidayatullah. Berinteraksi sejak lebih dari dua puluh tahun yang lalu. Disampingi itu, dirinya mengaku sering mengikuti pengajian yang dipimpin oleh KH. Abdullah Said (pendiri Hidayatullah) di Cipinang. Juga pernah menjadi wartawan Hidayatullah, sehingga ikatan antara dirinya dengan Hidayatullah begitu kuat.

Ketua Umum Pengurus Pusat Syabab Hidayatullah Suhardi Sukiman mengatakan, FH -begitu biasa namanya dipanggilannya, merupakan satu dari pejabat tinggi di negeri ini yang paling mudah ditemui. “Hanya bermodalkan surat undangan dan lewat Whatsapp, Fahri Hamzah langsung menyanggupi ketika diminta untuk membuka Rakernas Syabab,” ucap Suhardi.

Sedang Ustadz Khairul Baits dalam sambutannya mengingatkan kepada Syabab Hidayatullah untuk belajar dari Fahri Hamzah. “Fahri ini berani bicara tentang kebenaran. Syabab harus menjadi singa terbang. Mengaum dengan keras dan terbang dengan tinggi,” ungkapnya.

Suhardi menambahkan, selain berkomitmen terus menguatkan peran kemasyarakatan melalui beragam program sosialnya untuk kalangan dhuafa dan mustadh‘afin_melalui panti asuhan dan pondok pesantren, organisasi massa Hidayatullah telah mencanangkan dakwah dan tarbiyah sebagai mainstream gerakan. Syabab Hidayatullah sebagai organisasi pendukung (orpen) Hidayatullah melandaskan program dan gerakannya ke depan pada pengarus-utamaan tersebut.

Rakernas 2017 Syabab Hidayatullah pada tanggal12-14 Mei, mengusung tema yang selaras dengan spirit tersebut di atas yakni “Melejitkan Gerakan Organisasi Melalui Program Mainstream untuk Indonesia Bermartabat”. Diharapkan dari agenda ini akan semakin memantapkan langkah dan fokus Syabab Hidayatullah sebagai organisasi pemuda dalam kiprahnya di bidang ini.

Dengan komitmen untuk menjadi wadah kohesi sosial melalui dakwah dan pendidikan, Syabab Hidayatullah pula memandang pentingnya membangun jalinan sinergi dengan berbagai elemen bangsa terutama dengan organisasi kepemudaan lainnya dimana hal itu sejalan dengan motto kita sebagai negara bangsa,“Bhinneka Tunggal Ika”.

“Islam sebagai rahmat bagi semesta pun membawa nilai-nilai ajaran universal tersebut dan menepikan jauh-jauh partikularisme. Dalam pada itu, menjadi keyakinan Syabab Hidayatullah bahwa gerakan dakwah yang kohesif dan inklusif akan menegakkan peradaban mulia dalam rangka merawat dan meninggikan martabat bangsa NKRI tercinta,” ungkap Suhardi.

Melalui Rakernas kali ini, menurut Suhardi, Syabab Hidayatullah ingin mengukuhkan gerakannya sebagai gerakan pemuda intelektual ideologis berbasis kader, progresif, dan terpimpin. Yakni gerakan yang mengajak umat untuk kembali melihat Islam sebagai sebuah ajaran yang mengajarkan umatnya untuk mampu berpikir secara rasional, objektif, adil dan dengan bismirabbik dalam melihat segala rupa dinamika dan isu yang terus berkembang, sehingga umat Islam tidak tercerabut dari identitas aslinya sebagai ummatan wasathan.

“Wasathiyyah” bermakna umat yang berada di tengah, seimbang, tidak berdiri pada kutub esktrim, baik dalam pemahaman maupun pengamalan, sehingga mampu memberikan solusi terhadap problematika kehidupan umat manusia.

Dalam pengertian yang lain, ini adalah sebuah penegasan bahwa umat Islam adalah umat yang berkepribadian khas, dimana kesadaran intelektual dan lainnya benar-benar murni bersumber hanya dari ajaran Allah dan tidak mendengarkan apapun juga dari ajaran-ajaran selain dari Allah Ta’ala, yang telah memilihkan identitas ini bagi umat Islam.

Hal ini juga bermakna bahwa umat Islam bukanlah makhluk spiritual yang menegasikan material, umat Islam adalah yang berinteraksi dengan keduanya dengan maksud mendapatkan ridha Allah, sehingga hidup dengan keteraturan Ilahiyah yang akan membuat umat ini unggul dalam percaturan kehidupan umat manusia.

Diharapkan dari Rakernas Syabab Hidayatullah 2017 ini melahirkan kesepakatan serta penguatan program organisasi dalam rangka memantapkan kedewasaan berpikir, terutama di kalangan muda, sehingga spirit ber-Islam tidak saja disandarkan pada dinamika politik dan isu yang terus terjadi, tetapi didasari oleh kesadaran intelektual berintegraritas, sehingga gerakan umat Islam adalah gerakan yang rapi, tertib dan membawa dampak perubahan positif bagi negeri Indonesia tercinta. (bbc/zim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *