Penyebab Pasien Sembuh Corona Bisa Terinfeksi Lagi, Dokter: Ada Beberapa Kemungkinan

Dr. Andika Chandra Putra (kanan) dalam sebuah Jakarta. foto: indopos.co.id

Dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan dr. Andika Chandra Putra mengatakan ada beberapa kemungkinan mengapa seseorang bisa kembali positif Covid-19 setelah sempat dinyatakan sembuh dari wabah virus corona jenis baru penyebab Covid-19.

semarak.co -“Pertama memang ada risiko reinfeksi, sudah sembuh dua kali negatif tapi kemudian tertular lagi. Kedua kita sebut false negative ini misalnya karena jumlah spesimennya atau jumlah virusnya tidak begitu banyak sehingga tidak terdeteksi polymerase chain reaction (PCR) sehingga hasilnya negatif,” kata dr Andika ketika dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (6/5).

Bacaan Lainnya

Ketua Bidang Ilmiah dan Penelitian Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu menambahkan, jumlah virus atau viral load dari bahan yang diperiksa akan mempengaruhi hasilnya. Semakin sedikit virusnya dalam sebuah spesimen maka akan mempengaruhi hasil PCR.

Kemungkinan ketiga adalah reaktivasi yaitu seperti virus “tidur” di dalam tubuh seseorang karena mungkin daya tahan tubuhnya sudah ada perbaikan tapi kemudian aktif kembali.

Hasil tes PCR, kata dia juga dipengaruhi dengan spesimen pasien yang diperiksa. Spesimen yang diambil untuk PCR terkadang mempengaruhi tingkat akurasi. Berdasarkan penelitian yang membandingkan spesimen dari pasien yang diduga terpapar COVID-19 ada beberapa jenis pemeriksaan yang memiliki akurasi lebih tinggi.

Pemeriksaan yang dibandingkan adalah bronkus, pharyngeal test atau tes swab faring, naso swab dan juga swab dari dahak. “Memang kalau yang bilasan bronkus atau bilasan paru angka kepositifannya di atas 93 persen, tapi itu invasif,” kata dia.

Pemeriksaan spesimen dengan bilasan bronkus hanya dilakukan untuk kondisi tertentu karena selain invasif untuk tubuh juga berisiko karena bisa aerosol dan terhirup oleh dokter.

“Pemeriksaan tenggorokan tingkat akurasinya hanya 60 sampai 70 persen, sisa gap 30 persen itu yang memberikan kemungkinan false negative dari sebuah tes PCR,” kata dia.

Sebelumnya, ajudan Wakil Gubernur Sumatera Utara dinyatakan kembali terinfeksi COVID-19 setelah beberapa waktu dinyatakan sembuh. Dia kini sudah kembali dirawat di RS Martha Friska Medan. (net/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *