Indusri musik Amerika Serikat (AS) akan bergabung dalam gerakan solidaritas Black Lives Matter pada Selasa (2/6/2020). Gerakan ini diadakan menyusul adanya aksi protes di AS setelah warga kulit hitam, George Floyd tewas di tangan petugas polisi Minneapolis, AS.
semarak.co– Label rekaman di seluruh AS telah mengumumkan Black Out Tuesday media sosial, yaitu hari di mana karyawan kulit hitam, artis, dan penggemar bersatu untuk mengevaluasi cara untuk bergerak maju bersama.
Perusahaan seperti Warner Music Group, Sony Music, Columbia Records, Def Jam Recording, Interscope Geffen A&M, Capitol Music Group, dan lainnya siap untuk berpartisipasi, di mana banyak perusahaan yang berdonasi pada organisasi-organisasi yang berjuang melawan ketidakadilan rasial.
Atlantic Records menyatakan bahwa mereka akan berusaha untuk membuat perubahan di masa depan bersama Warner Music Group dan industri secara keseluruhan. “Bisnis musik di WMG tidak akan berjalan seperti biasa,” kata pernyataan itu dilansir Reuters, Rabu (3/6/2020).
Label menambahkan bahwa mereka akan memberikan sumbangan ke Black Lives Matter dan organisasi lain. “Meskipun ini hanya satu hari, kami berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan ini demi perubahan nyata,” imbuhnya.
Label menyebut, “Kami akan menggunakan hari ini untuk secara bersama-sama merefleksikan apa yang kami, sebagai perusahaan dapat lakukan menuju perubahan dan kami akan mengambil langkah-langkah di minggu-minggu dan bulan-bulan ke depan.
Interscope Records juga membagikan pernyataan di Instagram. Perusahaan itu menjelaskan bahwa Interscope Geffen A&M (IGA) akan menghentikan sementara operasi bisnis dan memberikan kontribusi bagi organisasi keadilan sosial. “IGA tidak akan merilis musik baru pada minggu pertama Bulan Juni,” tulis unggahan itu.
“Alih-alih, IGA akan berkontribusi pada organisasi yang membantu menyelamatkan demonstran yang menggunakan hak mereka untuk berkumpul secara damai, membantu pengacara yang bekerja untuk perubahan sistematis dan memberikan bantuan kepada badan amal yang berfokus pada penciptaan pemberdayaan ekonomi di komunitas kulit hitam,” lanjutnya.
Columbia Records, dalam pernyataannya bersikeras bahwa ini bukan hari libur, melainkan hari untuk merenung dan mencari cara untuk bergerak maju dalam solidaritas.
Capitol Music Group, yang terdiri dari Capitol, Motown, label Jazz Blue Note dan banyak lagi, mengatakan akan mengunggah rencana aksi lebih lanjut dalam beberapa minggu ke depan, tetapi untuk sekarang memilih organisasi untuk berkontribusi. “Untuk membantu memajukan upaya keadilan sosial dan rasial di negara kita,” tulis Capitol yang dikutip E! News.
“Kami memberikan sumbangan untuk Color of Change: Organisasi advokasi hak-hak sipil nirlaba progresif yang bekerja untuk mengakhiri praktik yang menahan orang kulit hitam secara tidak adil, dan memperjuangkan solusi yang membuat kita semua bergerak maju,” tambahnya
Seluruh industri menggemakan serangakaian serupa. Layanan streming raksasa seperti Netflix, Hulu, HBO, Amazon, dan Paramont menggunakan akun media sosial perusahaan mereka untuk bergabung dengan gerakan Black Lives Matter. Selain itu, YouTube menjanjikan USD1 juta untuk mendukung keadilan sosial.
Ketika aksi protes atas kematian warga kulit hitam George Floyd di tangan petugas polisi berlanjut, rapper The Weeknd mendonasikan total USD500 ribu untuk gerakan Black Lives Matter.
“Terus mendukung saudara-saudara kita di luar sana yang mempertaruhkan segalanya untuk mendorong perubahan yang sesungguhnya untuk kehidupan warga kulit hitam,” tulis The Weeknd di Instagram.
Rapper itu yang dikutip E! News melanjutkan, “Mendesak orang-orang berkantong tebal untuk memberi dalam jumlah besar dan jika kalian tidak memiliki banyak, tolong berikan apa yang kalian bisa meskipun jumlahnya sedikit #blacklivesmatter.
Musisi itu mengungkapkan bahwa ia mendonasikan USD100.000 untuk National Bail Out, USD200.000 untuk The Colling Keapernick Know Your Rights Camp Legal Defense Initiative, dan USD200.000 lainnya untuk Black Lives Matter Global Network.
The Weeknd hanyalah satu dari banyak wajah terkenal di Hollywood yang berdonasi untuk gerakan Black Lives Matter dalam beberapa hari terakhir. Selebriti seperti Seth Rogen, Harry Styles, Halsey, dan lainnya memanfaatkan platform mereka untuk meningkatkan kesadaran tentang berbagai organisasi.
Penyanyi Lady Gaga ungkapkan kemarahannya di media sosial atas pembunuhan George Floyd, ia juga menyebut Presiden Trump bodoh dan rasis. Gaga bergabung dengan Beyonce, Billie Eilish, dan Taylor Swift yang menyerukan para penggemarnya untuk melakukan perubahan.
Dalam unggahannya, penyanyi itu menyebut Trump telah menghasut rasisme. “Dia memegang jabatan paling kuat di dunia, namun tidak menawarkan apa-apa selain ketidakpedulian dan prasangka, sementara kehidupan kulit hitam terus diambil,” tulis Gaga dalam unggahannya yang dilansir Variety.
“Kami tahu ia bodoh dan rasis sejak ia menjabat. Dia memicu sistem yang sudah berakar pada rasisme dan aktivitas rasis, dan kita semua bisa melihat apa yang terjadi,” tambahnya.
Gaga yang baru saja merilis album terbarunya, Chromatica, mengungkapkan kemarahan dan kesedihannya atas pembunuhan George Floyd dan banyak orang lainnya. “Aku sama marahnnya dengan kematian George Floyd seperti aku marah dengan kematian ekponensial dari begitu banyaknya kehidupan kulit hitam selama ratusan tahun yang telah diambil dari kita di negara ini sebagai akibat dari rasisme sistemik dan sistem korup yang mendukungnya,” ungkap Gaga.
Gaga mengakui bahwa dirinya adalah perempuan kulit putih dengan hak istimewa dan mendesak dukungan untuk komunitas kulit hitam. Dia mendorong orang-orang agar berbicara dengan lembut satu sama lain, berbicara dengan penuh semangat, inspirasi, dan mengingatkan pentingnya masalah ini.
“Sampai semua sistem yang membuat kita sakit ini mati, bukannya orang yang kita cintai. Kami belum, sebagai komunitas istimewa, melakukan yang cukup untuk memerangi rasisme dan membela orang-orang yang terbunuh olehnya,” tulis Gaga sambil menyerukan perubahan,” kecamnya.
Ini bukan keadilan, lanjut dia, ini adalah tragedi epik yang mendefinisikan negara kita dan telah lama terjadi. “Aku sedih. Aku marah. Dan aku akan menggunakan kata-kata yang bisa aku temukan untuk mencoba mengkomunikasikan apa yang perlu diubah dengan cara paling efektif dan tanpa kekerasan bagiku,” jelasnya. (lin)
sumber: indopos.co.id