Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Hafidz Muksin menyatakan, perayaan Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2025 terasa meriah dengan Pentas Sastra di Badan Bahasa pada 13-17 Oktober 2025 di Panggung Terbuka WS Rendra, Kantor Badan Bahasa, Rawamangun, Jakarta.
Semarak.co – Pentas Sastra tahun ini menjadi penanda penting karena merupakan kegiatan perdana yang diinisiasi oleh Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra bekerja sama dengan Ikatan Duta Bahasa Nasional.
“Alhamdulillah, animo dari sastrawan muda, pegiat sastra, komunitas sastra, dan para siswa sungguh luar biasa, tampil mempesona di Panggung Terbuka Badan Bahasa,” ungkap Hafidz, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Mitra BKHumas Fortadik, Minggu sore (19/10/2025).
Duta Bahasa DKI Jakarta sekaligus panitia kegiatan Nadhira Khalisaha menyatakan, semangat para peserta sangat luar biasa. Setiap hari, pihaknya melakukan kurasi sehingga hanya sekitar 30-40 penampil yang tampil di panggung.
Menariknya, meskipun pendaftaran dibuka lingkup Jabodetabek, banyak peserta dari luar daerah datang dengan biaya sendiri. Mereka menanggung transportasi dan penginapan secara mandiri. Ini menunjukkan betapa besarnya kecintaan masyarakat terhadap sastra Indonesia.
Kegiatan ini menjadi ruang ekspresi yang hangat, mempertemukan para pecinta sastra dari berbagai usia dan latar belakang. Sri Asih, peserta asal Pasuruan, Jawa Timur, yang berusia 62 tahun, mengaku sangat terharu bisa tampil di panggung sastra.
“Saya senang sekali dengan acara ini karena mempertemukan penampil dari berbagai generasi, mulai dari anak-anak hingga yang sudah sepuh seperti saya. Sastra itu indah, bisa membentuk karakter manusia menjadi lebih baik. Semoga kegiatan seperti ini terus diadakan oleh Badan Bahasa,” katanya.
Kesan serupa disampaikan Habibul Malik, siswa SMA Tridaya Tunas Bangsa, Cimahi. Ia menyebut bahwa Pentas Sastra menjadi ajang belajar dan berbagi yang menyenangkan.
“Melihat banyak teman yang berbakat di bidang sastra membuat saya makin bersemangat. Acara ini menjadi bukti bahwa sastra adalah bagian penting dari kemajuan bahasa Indonesia di masa depan. Semoga kegiatan seperti ini terus ada dan semakin besar,” tutur Habibul.
Pentas Sastra menghadirkan berbagai bentuk ekspresi seni yang memadukan keindahan kata dan kekuatan suara. Para penampil mempersembahkan musikalisasi puisi, baca puisi, deklamasi, monolog, teater, hingga dongeng yang diangkat dari karya sastra klasik maupun modern.
Selain berbagai penampilan, Pentas Sastra di Badan Bahasa juga dimeriahkan dengan gelar wicara yang menghadirkan pembicara dari kalangan pegiat literasi, pemengaruh di bidang literasi dan sastra, praktisi teater atau seni pertunjukan, serta penulis.
Peringatan Bulan Bahasa dan Sastra setiap Oktober menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk mengenang tonggak sejarah Sumpah Pemuda 1928, ketika bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa persatuan.
Tema nasional Bulan Bahasa dan Sastra tahun ini, “Bahasa Indonesia Berdaulat, Indonesia Maju,” menjadi dasar bagi Badan Bahasa dalam memperkuat peran bahasa dan sastra sebagai pilar pembangunan karakter dan budaya bangsa.
Melalui kegiatan ini, Badan Bahasa komitmen terus menghadirkan ruang bagi kreativitas, literasi, dan kesastraan. Sebab, ketika sastra bersuara, bahasa Indonesia pun berdaya untuk menghidupkan jiwa bangsa dan menuntun langkah menuju Indonesia yang maju, berbudaya, dan berkarakter. (hms/smr)





