Pentas Musik Serampai Selatan-Utara oleh J Modern Quartet Sukses Mengalun di Teater Salihara

Pentas music dari J Modern Quartet, sebagai grup musik yang terdiri atas empat musisi strings yakni; Glen Afif Ramadan (biola), Saynediva Al Fatah Putra (biola), Galih Yoga Pratama (biola alto) dan Dubertho Christnoval Ngangady (Cello) di Teater Salihara yang membawakan 3 repertoar, pada Sabtu malam (24/5/2025). Foto: humas Salihara

Salah satu grup kuartet gesek yang fokus mendedikasikan diri untuk menginterpretasi karya-karya musik abad 20 telah sukses membawakan 3 repertoar di Teater Salihara, Sabtu malam (24/5/2025).

Semarak.co-J Modern Quartet, sebagai grup musik yang terdiri atas empat musisi strings yakni; Glen Afif Ramadan (biola), Saynediva Al Fatah Putra (biola), Galih Yoga Pratama (biola alto) dan Dubertho Christnoval Ngangady (Cello).

Bacaan Lainnya

Sebagai grup musik yang aktif sejak 2023, sebelumnya aktif di 2019 dengan nama Bangun Jiwo Quartet, J Modern Quartet hadir sebagai kelompok musik yang didukung beberapa nama besar dalam dunia seni music.

Seperti Tony Prabowo, Kurator Musik dan Tari Komunitas Salihara, Max Riefer, Konduktor Utama Jakarta Modern Ensemble, dan Martin Jaggi, Dosen di The Yong Siew Toh Conservatory of Music, National University of Singapore.

Dalam pentas yang bertajuk Serampai Selatan-Utara yang dipentaskan di Teater Salihara kemarin, grup ini membawakan tiga repertoar musisi Indonesia hingga mancanegara dalam durasi 60 menit pertunjukan.

Ketiga repertoar tersebut adalah: String Quartet No. 1 yang pada mulanya dipilih sebagai percobaan pertama pada awal latihan J Modern Quartet. Karya Béla Bartók memiliki unsur-unsur melodi, ritme, gaya polifoni atau kontrapung yang dikerjakan secara cermat dan kuat.

Selanjutnya ada String Quartet No. 2 karya Matius Shanboone yang merupakan komposisi yang berangkat dari konsep repetisi dengan materi motif sederhana dan dikembangkan menjadi bentuk kompleksitas yang cukup rumit, ia mengakhiri komposisinya dengan kembali ke motif awal.

Terakhir adalah Arangkak yang ditulis secara khusus oleh komponis Adi Darmawan untuk dimainkan oleh J Modern Quartet. Arangkak mencoba menyatukan konsep musik jaz dan yang nonjaz.

“Tiga repertoar pilihan ini merupakan hasil pilihan dari kami dan mentor untuk meningkatkan kemampuan pendengaran dan ensembleship antara satu dan yang lainnya, memasyarakatkan komposisi komponis lokal serta mengangkatnya ke public,” ujar Glen Afif Ramadan menjelaskan alasan pemilihan dari tiga repertoar yang dipersembahkan ke penonton.

Sebagai kelompok musisi muda, tampil di panggung Salihara merupakan salah satu tonggak pencapaian baru dari J Modern Quartet. Menjadikan Salihara sebagai wadah berkesenian sudah diangankan oleh kelompok ini sejak sebelum pandemi COVID-19.

“Kesempatan untuk perform di Salihara merupakan mimpi dari kami dahulu kala sebelum Pandemi Covid. Saat masih kuliah impian itu hanya bagaikan mimpi. Jadi apapun hal yang terjadi, itu sangatlah di luar ekspektasi kami,” imbuh Glen usai pertunjukkan.

Tidak hanya J Modern Quartet yang merasa antusias membawakan karya mereka di Salihara, salah satu pengunjung sekaligus pengajar musik, Dorra Farhana membawa beberapa muridnya yang sama-sama fokus di alat musik strings untuk menikmati pertunjukan ini.

“Melihat murid-murid senang dan excited bisa melihat kegiatan ini. Salah satu hal yang menarik adalah mereka bisa menyaksikan musisi dari jarak yang dekat,” ujar Glen seperti dirilis humas Salihara usai acara melalui pesan elektronik redaksi semarak.co, Minggu (25/5/2025).

Pertunjukan Serampai Selatan–Utara dibawakan dalam format arena di mana jarak antara penonton dan musisi begitu dekat. Penonton bisa menyelami langsung setiap alunan yang dibawakan tanpa jarak seperti batas panggung dan sebagainya.

Konser ini menjadi bagian dari program Komunitas Salihara yang senantiasa menghadirkan sajian musik lintas zaman dan disiplin—sebuah ruang bagi eksperimen musikal sekaligus penghargaan dalam mengeksplorasi khazanah musik oleh musisi tanah air. (hms/smr)

Pos terkait