Penjelasan Hadits soal Larangan Puasa Pertengahan Bulan Sya’ban

Grafis amalan-amalan keutamaan bulan Sya'ban. Foto: internet

Malam Nishfu Sya’ban adalah malam pertengahan bulan Sya’ban, yaitu malam ke-15 dalam kalender Hijriah. Malam ini dianggap istimewa oleh umat Islam karena diyakini sebagai waktu di mana Allah SWT memberikan ampunan, rahmat, dan ketetapan takdir tahunan bagi hamba-Nya.

Semarak.co-Beberapa keutamaan yang sering dikaitkan dengan Malam Nishfu Sya’ban. Antara lain Malam penuh ampunan, Malam pada bulan yang dimuliakan dan menjadi pengantar menuju Ramadhan, dan Malam dicatatnya takdir manusia (rezeki, ajal, dan berbagai ketentuan lainnya) dalam setahun untuk ditetapkan.

Bacaan Lainnya

Mari, kita hidupkan malam Nishfu Sya’ban ini dengan berbagai ibadah seperti membaca Al Quran, berzikir, shalat sunnah, dan berdoa. Insyaa Allah dan Bismillah kita bisa melakukannya. Wallahualam Bi Shawab.

Penjelasan Hadits soal Larangan Puasa Pertengahan Bulan Sya’ban

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: “وَمَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ ﷺ يَسْتَكْمِلُ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ.”

Diriwayatkan dari Aisyah Radhiallahu ‘Anha, ia berkata: “Aku tidak pernah melihat Nabi menyempurnakan puasa sebulan penuh selain bulan Ramadan dan aku tidak pernah melihat beliau dalam satu bulan lebih banyak berpuasa dibanding bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 1969, Muslim No. 1156)

Syarah (Penjelasan) Hadis:

  1. Keutamaan Puasa di Bulan Sya’ban

Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah sangat memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, meskipun tidak sampai berpuasa penuh sebulan penuh seperti Ramadhan. Ini menunjukkan keutamaan bulan Sya’ban sebagai waktu yang baik untuk meningkatkan amal ibadah sebelum memasuki Ramadan.

  1. Mengapa Nabi Memperbanyak Puasa di Sya’ban?

Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda: “Itulah bulan yang dilupakan oleh banyak orang, yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Bulan itu adalah bulan diangkatnya amal kepada Allah dan aku ingin amalanku diangkat dalam keadaan berpuasa.” (HR. An-Nasa’i No. 2357, Hasan menurut Al-Albani)

Dari sini, kita memahami bahwa puasa di bulan Sya’ban adalah bentuk persiapan rohani sebelum Ramadhan dan juga sebagai waktu ketika amal manusia diangkat kepada Allah.

  1. Kesinambungan Ibadah

Rasulullah dikenal sebagai sosok yang konsisten dalam ibadahnya. Dengan memperbanyak puasa di Sya’ban, beliau melatih diri dan umatnya agar terbiasa dengan ibadah puasa sebelum Ramadhan tiba. Ini juga menjadi contoh bagi umat Islam agar memanfaatkan bulan Sya’ban untuk meningkatkan ibadah mereka.

  1. Kedudukan Hadits

Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, sehingga tergolong hadis shahih. Hadis yang shahih memiliki kedudukan yang sangat kuat dalam syariat Islam, sehingga dapat dijadikan pegangan dalam beramal.

Kesimpulan:

Rasulullah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban lebih daripada bulan lainnya (kecuali Ramadhan). Bulan Sya’ban adalah waktu diangkatnya amal manusia kepada Allah. Puasa di bulan Sya’ban menjadi bentuk persiapan ruhani untuk menghadapi Ramadan.

Hadis ini shahih dan memiliki derajat yang tinggi dalam Islam. Hadist ini memberikan motivasi bagi kita untuk memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban sebagai bentuk persiapan sebelum Ramadhan.

Penjelasan tentang Nisfu Sya’ban

ممَّا وَرَدَ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ: عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ قَالَ:

(إِنَّ اللهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ، ‌إِلَّا ‌لِمُشْرِكٍ ‌أَوْ ‌مُشَاحِنٍ)

أَخْرَجَهُ ابْنُ مَاجَهْ (1390)، وَابْنُ حِبَّانَ فِي صَحِيحِهِ (5665) عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه وَغَيْرُهُمَا

قَالَ الإِمَامُ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى:

(بَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: ‌إِنَّ ‌الدُّعَاءَ ‌يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ:

فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ،

وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى،

وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ،

وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ،

وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ) اهـ.

الأم (1/264) د. دار الفكر

اللَّهُمَّ ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا، وَاخْتِمْ لَنَا بِالْحُسْنَى

Di antara yang disebutkan mengenai malam Nishfu Sya’ban: Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda: Sesungguhnya Allah melihat pada malam Nishfu Sya’ban, lalu Dia mengampuni semua makhluk-Nya, kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan.”

(HR. Ibnu Majah [1390], Ibnu Hibban dalam Shahih-nya [5665] dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, dan lainnya).

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata: “Telah sampai kepada kami bahwa dikatakan: Sesungguhnya doa dikabulkan pada lima malam:” Malam Jumat, Malam Idul Adha, Malam Idul Fitri, Malam pertama bulan Rajab, dan malam Nishfu Sya’ban. (Al-Umm, 1/264, Dar Al-Fikr).

“Ya Allah, kami telah menzalimi diri kami sendiri, maka ampunilah kami, rahmatilah kami, dan wafatkanlah kami dalam husnul khatimah.” Semoga bermanfaat!

Keutamaan Malam Nishfu Sya’ban

Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يطلع الله تبارك وتعالى إلى خلقه ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن

Allah Tabaroka wa ta’ala akan melihat kepada makhlukNya pada malam nishfu sya’ban, lalu mengampuni semua makhlukNya (yang beriman) kecuali musyrik dan orang yang sedang bertengkar.”

(Hadits shohih) diriwayatkan oleh banyak shahabat, yaitu Mu’adz bin Jabal, Abu Tsa’labah Al Khusyani, Abdullah bin Amru, Abu Musa Al Asy’ari, Abu Hurairah, Abu Bakar Ash Shidiq, Auf bin Malik dan Aisyah dan riwayat-riwayat ini saling menguatkan. Lihat silsilah shahihah no 1144).

Hadits ini menunjukkan keutamaan malam nishfu Sya’ban. Namun TIDAK ADA ritual ibadah tertentu di malam itu..Adapun sholat nishfu sya’ban, haditsnya palsu. Ibnul Jauzi rohimahullah berkata,الحديثُ لا شَكَّ في كَذِبِهِ.

Hadits itu tidak diragukan lagi kepalsuannya..” (Lihat kitab al maudlu’aat 2/127-129), dan Beriku ini

الإمامُ النَّوَوِيُّ رَحِمَهُ اللهُ بَيَّنَ أَنَّ صَلَاةَ نِصْفِ شَعْبَانَ بِدْعَةٌ، كَمَا وَرَدَ فِي كِتَابِ فَتَاوَاهُ.

Imam Nawawi rohimahullah menyatakan bahwa sholat nishfu sya’ban adalah bid’ah. Demikian dalam kitab fatawanya. Lalu Ibadah apa yang bisa kita lakukan di malam itu? Tentu ibadah apa saja yang disyari’atkan. Seperti membaca al Qur’an, sholat tahajjud dan sebagainya. Semoga kita termasuk yang mendapat ampunan di malam itu. Amiin.

Penjelasan lain Hadits soal Larangan Puasa Pertengahan Bulan Sya’ban

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال:

“إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلَا تَصُومُوا حَتَّى يَكُونَ رَمَضَانُ.”

(HR. Abu Dawud no. 2337, Tirmidzi no. 738, dan Ibnu Majah no. 1651. Dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih Abi Dawud).

Syarah dan Kedudukan Hadits:

  1. Kedudukan Hadits:

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Sebagian ulama menganggapnya hasan, seperti Syaikh Al-Albani, namun ada juga yang menilai hadits ini lemah (dha’if) karena adanya perawi yang dianggap lemah. Imam Ahmad dan sebagian ulama lain mengamalkan hadits ini karena ada riwayat-riwayat penguat.

  1. Makna dan Penjelasan Hadits:

Hadits ini melarang berpuasa setelah pertengahan bulan Sya’ban, kecuali jika seseorang sudah terbiasa berpuasa sebelumnya. Hikmahnya adalah agar tubuh tidak kelelahan sebelum memasuki puasa wajib di bulan Ramadhan. Larangan ini tidak berlaku bagi orang yang telah rutin berpuasa sunnah seperti Senin-Kamis atau puasa Daud.

  1. Kesimpulan:

Hadits ini memiliki perbedaan pendapat dalam derajat kesahihannya, tetapi banyak ulama yang tetap mengamalkannya dengan pemahaman bahwa larangan ini tidak bersifat mutlak. Intinya, jika seseorang tidak memiliki kebiasaan puasa sunnah sebelum pertengahan Sya’ban, maka lebih baik tidak berpuasa setelah pertengahan bulan tersebut hingga datangnya Ramadhan.

 

Sumber: #hzputra #hizriyandaputra dan WAGroup BASECAMP PEJUANG MILITAN (postJumat21/2/2025/)

Pos terkait