Prancis dan Jerman menawarkan perawatan medis di negara mereka untuk pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny. Pasalnya Navalny diduga diracun setelah tiba-tiba jatuh sakit usai minum teh.
semarak.co– Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut bahwa mereka sangat prihatin dengan apa yang terjadi kepada Navalny- salah satu pengkritik keras Presiden Rusia Vladimir Putin.
Macron, yang menjamu Merkel untuk pembicaraan di kediaman musim panasnya di benteng abad pertengahan di kawasan Mediterania menyebut bahwa dia telah mendiskusikan mengenai sakitnya Navalny secara panjang lebar.
“Kabar yang kami terima saat ini amatlah sangat membuat tak nyaman. Kami akan terus mengikuti situasinya secara lekat,” kata Macron dalam konferensi pers bersama Merkel setelah pembicaraan itu, Kamis (20/8/2020), seperti dilansir Reuters, Jumat (21/8/2020).
Didampingi Merkel, Macron menambahkan, “Kami tentu saja siap untuk menyediakan semua bantuan yang diperlukan untuk Navalny dan semua yang dekat dengan dia, dalam hal layanan kesehatan, dalam hal suaka dan perlindungan, hal ini sudah jelas. Saya harap dia dapat diselamatkan.”
Seperti diketahui, Kamis pagi waktu setempat (20/8/2020), Navalny tiba-tiba jatuh sakit dalam penerbangan pesawat dari Siberia menuju Moskow usai meminum teh di kafe bandara di Kota Tomsk, wilayah Siberia.
Kondisinya menjadi semakin parah dalam perjalanan hingga pesawat melakukan pendaratan darurat di Omsk, sekitar 2.200 kilometer jaraknya dari Moskow. Navalny diturunkan di kota itu untuk mendapat perawatan di rumah sakit.
Kemudian Merkel menyebut bahwa Jerman telah bersiap untuk memberikan perawatan kepada Navalny di rumah sakit negaranya, namun belum menerima permintaan itu dari pihak Navalny.
“Yang menjadi penting adalah persoalan di belakang hal ini harus dibersihkan dengan cepat. Kami bersikukuh dalam hal ini, karena yang kami dengar sejauh ini sangat tidak menyenangkan. Dan, hal itu harus dilakukan secara transparan,” kata Merkel.
Pengritik pemerintah Rusia Alexei Navalny harus mendapatkan perawatan medis setelah diduga diracun, menurut juru bicaranya pada Jumat (21/8/2020). Rumah sakit yang menangani Navalny menolak untuk memindahkannya ke fasilitas kesehatan yang lebih baik, kata sang juru bicara.
Navalny mengalami masalah medis setelah ia meminum teh, yang diyakini oleh sekutu-sekutunya nya telah dicampur racun, dalam penerbangan pesawat dari Siberia menuju Moskow pada Kamis (20/8/2020). Ia langsung dirawat di sebuah rumah sakit di Kota Omsk, wilayah Siberia.
Juru bicara Navalny, Kira Yarmysh, pada Jumat mengutip dokter kepala yang menyebut kondisi Navalny tidak stabil dan pihak rumah sakit menganggap keinginan kerabat untuk memindahkan Navalny ke fasilitas kesehatan lain tidak cukup kuat untuk dibenarkan.
“Pelarangan pemindahan Navalny adalah upaya agar hidupnya saat ini diurus oleh para dokter dan otoritas licik yang memberikan izin atas hal itu,” kata Yarmysh melalui unggahan di media sosialnya.
Terkait dugaan diracun, Anatoly Kalinichenko, wakil dokter kepala di rumah sakit tempat Navalny dirawat, menyatakan ia tidak menemukan jejak racun dalam pengujian yang dilakukan. Dokter itu juga mengatakan bahwa pihaknya telah mempunyai diagnosis penuh terhadap kondisi Navalny, namun ia masih belum dapat mengungkapkannya.
Sementara itu, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki menyatakan dukungan terhadap Navalny dengan upaya untuk menyediakan perawatan terbaik yang memungkinkan bagi dia.
“Saya amat prihatin dengan laporan mengenai peracunan Alexei Navalny, kesehatannya, serta penolakan izin untuk memindahkannya keluar dari Rusia. Kita harus yakin 100% bahwa keamanannya terjamin,” tulis Morawiecki dalam cuitan di Twitter. (net/pos/smr)