Pengacara Alvin Lim Kutip Pernyataan Kapolri terkait Kasus Ferdy Sambo, IPW Ungkap Friksi di Petinggi Polri

Tangkapan layar monitor Alvin Lim (kiri) saat berbincang dengan tokoh Tionghoa Lieus Sungkharisma dalam video yang diunggah di kanal YouTube Lieus Sungkharisma Official. Foto: rmol.id

Kasus pembunuhan berencana Brigadir J dengan tersangka atasannya sendiri Irjen Pol Ferdy Sambo menguak adanya friksi dalam tubuh Polri. Hal ini diungkapkan Sugeng Teguh Santoso selaku ketua Indonesia Police Watch (IPW).

semarak.co-Sugeng menambahkan, para petinggi tersebut menyuarakan ini di internal menjadi problem dan ketika IPW menyuarakan, makanya mereka mengeluarkan diagram konsorsium 303.

Bacaan Lainnya

“Friksi di petinggi Polri ini ada, di mana friksi antara petinggi yang tidak suka adanya petinggi Polri seperti FS melindungi kejahatan. Saya mendapatkan lebih banyak datanya, termasuk rack up penerimaan uang, tempat perjudiannya umumnya di Jakarta Utara, nama telemarketing, sadapan komunikasi telephone, dan telegram bandar pemain judi,” papar Sugeng dilansir gelora.co/23 Agustus 2022 dari disway.

Jadi mereka mencoba melempar ke publik sebagai prakondisi agar diselidiki Polri dengan mengedepankan profesionalisme dan azas praduagaan tak bersalah. Diagram ini menurut saya dibuat oleh pihak kepolisian, dimana diagram ini dibuat biasanya dalam pemaparan kasus.

Selain itu isinya menyangkut kewanangan dari kepolisian penyelidikan dan termasuk peran-perannya. “Siapa yang punya perumusan secara detil praktek rancung judi, ya Polisi. Tentara kan tidak punya data tersebut, sipil apalagi, yang mempunyai siber untuk mementau arus komunikasi ya Polisi,” ungkapnya dalam sebuah wawancara di televisi swasta.

Sebelumnya Sugeng juga ungkap soal aliran dana Ferdy Sambo terkait dengan tewasnya Brigadir J. Aliran dana tersebut menurut IPW, kata Sugeng, sebagai salah satu usaha dari Ferdy sambo dalam mengubur kasus pembunuhan Brigadir J.

“Aliran dana dari Ferdy Sambo sangat sistimatis. “Cara kerja kelompok Ferdy Sambo ini saya bilang sebagai geng, kami sudah melakukan riset dan dalam narasi geng tersbut kami mendapatkan informasi aliran dana tersebut ditawarkan ke LPSK serta pelaku,” jelasnya.

Geng Ferdy Sambo ini juga melakukan pertemuan-pertemuan koordinasi, kemudian ada juga penasehat Kapolri, ada juga yang menghubungi saya untuk mempengaruhi. “Dari semua aktifitas geng Ferdy Sambo tersebut beredar sejumlah uang, yang lainya kami belum mendapatkan data,” kilahnya.

Namun ada informasi siapa saja yang ditawarkan sejumlah uang. Bahkan Sugeng juga menambahkan, IPW menduga aliran dana dari Ferdy sambo juga mengalir ke DPR. “Ini masih dugaan karena kami masih belum miliki atau mendatanya. Namun kami mendapatkan informasi,” jelas Sugeng.

Terkait dengan geng Ferdy Sambo, sebelumnya IPW juga menjelaskan perihal beredarnya konsorsium 303 yang libatkan Ferdy Sambo di dalamnya serta jajaran anggota kepolisian. Menurut IPW terdapat kelompok lain yang mencoba mengambil alih kekuasaan saat terdapat permasalahan pada Ferdy Sambo.

Sugeng menjelaskan bahwa beberapa waktu lalu tersebar jaringan judi online yang tersebar di masyarakat. Meskipun tak jelas asalnya dari mana, namun terlihat ini merupakan jaringan yang sistimatis.

Sugeng menjelaskan bahwa bagan jaringan yang tersebar di masyarakat tersebut merupakan model yang dibuat oleh Polisi dalam melakukan pemaparan sebuah kasus. “Dokumen tersebut dibuat ‘lawan’ Ferdy Sambo di internal, mereka ingin menggusur Sambo dengan kelompoknya dengan cara penggalangan suara publik,” tabah Sugeng.

Diberitakan politik.rmol.id/Selasa, 23 Agustus 2022, 03:33 WIB/Pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal ikan busuk mulai dari kepala kembali diungkit setelah adanya kasus pembunuhan terhadap Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang dilakukan oleh mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.

Salah satu pihak yang mengungkit pernyataan Kapolri itu adalah advokat yang tergabung dalam LQ Indonesia Lawfirm Alvin Lim. Ia mengungkit hal tersebut saat berbincang dengan Lieus Sungkharisma dalam video yang diunggah di kanal YouTube Lieus Sungkharisma Official berjudul Alvin Lim Kritik Hukum & Kepolisian, Bersuara HRS & KM.50 – Soal Ferdy Sambo Kapolda Diperiksa!?” pada Senin (22/8/2022).

Awalnya, Lieus Sungkharisma selaku tokoh Tionghoa memberikan apresiasi terhadap Alvin Lim yang berani mengkritik Polisi, mengoreksi kebijakan Polisi, dan berani membela orang-orang yang uangnya dimakan oleh orang-orang kuat.

“Tapi kemarin saya lebih kagum lagi, mulai berani bersuara tentang ketidakadilan terhadap Habib Rizieq, terhadap KM50 pembunuhan pengawal Habib Rizieq. Itu menurut saya luar biasa. Ada pengacara yang berani paling depan,” ujar Lieus seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Senin (22/8/2022).

Dilanjutkan Lieus, “Kenapa saya bilang paling depan? Kalau orang muslim, biasa bela Habib Rizieq, tapi ini pengacara orang Tionghoa, agamanya Kristen. Itu luar biasa. Dan saya betul-betul salut, dan saya ikut bangga dan akan tetap memperjuangkan satu, tentang SP3 saya ini.”

Tapi dengan penjelasan ini, terang Lieus, mungkin dirinya akan ikut bersuara. “Polisi dengarkanlah, ini yang ngomong orang sekolah hukum yang bukan kaleng-kaleng nih,” sambung Lieus yang juga Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak).

Setelah itu, Alvin mengaku merasakan bahwa di Indonesia, pelaksanaan teori hukum sebagai panglima tidak sesuai dengan pelaksanaannya di lapangan. “Jadi kalau teorinya bilang equality before the law, hukum adalah panglima, tapi realitanya uang adalah panglima. Nah ini yang berantakan di sini pak,” ucap Alvin.

Jadi buat apa kita cuma bicara doang, lanjut Alvin, tapi kita tidak melakukan. Jadi maksudnya adalah, polisi itu ya bagi saya, itu cuma bicara doang, tapi enggak melakukan. Alvin lantas memberikan contoh pernyataan Kapolri yang pernah mengatakan soal ikan busuk dari kepalanya.

Pernyataan Kapolri itu disinggung Alvin dengan kasus yang menjerat Ferdy Sambo. “Contoh, Kapolri bilang di situ, ikan busuk dari kepalanya. Sekarang dia sudah tahu, yang busuk misalnya Ferdy Sambo dan tim-timnya nih merekayasa. Kepalanya siapa pertanyaan saya? Itu hati-hati loh kita bicara,” ucapnya.

“Saya bukan ngatain dia loh, dia yang bilang sendiri loh, ikan busuk dari kepalanya. Dan lagi dia sempat ngomong, dua level di atas dia akan ditindak. Jadi kalau ada orang yang bersalah, dua level di atasnya ditindak. Sekarang Ferdy Sambo itu levelnya apa, bintang dua. Dua level di atasnya berarti satu level di atasnya bintang tiga, satu level di atasnya lagi bintang empat. Bintang empat siapa? Jadi cuma dia doang,” sambung Alvin.

Alvin mengaku prihatin, karena apa yang dikatakan dan dijanjikan ke masyarakat tidak dilakukan secara nyata di lapangan. “Kalau kita bilang menjanjikan ke masyarakat, saya akan melakukan ini, tapi cuma janji, tidak dijalanin, apakah bukan itu yang namanya pencitraan pertanyaan saya,” pungkas Alvin. (net/gel/mol/smr)

 

sumber: gelora.co di WAGroup PEACE NTB for Anies RI 1 (postSelasa23/8/2022/doel124)/rmol.id.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *