Penetrasi Internet Indonesia Tinggi, Kemkomdigi Ajak Publik Tingkatkan Literasi dan Buat Konten Positif

Kemkomdigi menyelenggarakan seminar Generasi Positive Thinking (Genposting) dengan tema Produksi Konten Digital Isu Prioritas Nasional guna menguatkan literasi digital seiring tingginya pengguna internet di Yogyakarta. Foto: internet

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati urutan 2 dalam tingkat penetrasi internet nasional. Berdasarkan data yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2025, tingkat penetrasi internet provinsi DIY menyentuh angka 91,18% mendekati DKI Jakarta yang sebesar 91,35%.

Semarak.co – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) dalam hal ini, menyelenggarakan seminar Generasi Positive Thinking (Genposting) dengan tema Produksi Konten Digital Isu Prioritas Nasional guna menguatkan literasi digital seiring tingginya pengguna internet di Yogyakarta.

Bacaan Lainnya

Ketua Tim Kelembagaan Komunikasi Strategis, Direktorat Kemitraan Komunikasi Lembaga dan Kehumasan Kemkomdigi Yudi Syahrial mengatakan, peningkatan internet ini sangat diapresiasi, namun dari indeks literasi digital kita, masih sangat rendah.

“Pertemuan ini diharapkan dapat menyadarkan pentingnya penggunaan internet dalam rangka mengisi ruang digital yang sehat, positif, dan lebih baik,” jelas Yudi pada pembukaan Genposting yang dilansir melalui rilis resmi, Jumat (16/10/2025).

Dalam konteks Kemkomdigi, masyarakat yang cakap internet dapat mendukung penyebaran isu prioritas pemerintah dengan benar dan minim berita palsu. Peningkatan literasi dan kolaborasi aktif dari masyarakat, dapat menciptakan ekosistem digital yang makin aman dan nyaman.

“Program-program prioritas nasional tidak akan berjalan dengan baik tanpa kolaborasi yang positif. Ini bagian dari tanggung jawab kita, karena di internet masih banyak hoaks dan fitnah yang beredar,” tambah Yudi seperti dilansir saluransatu.com/17 Oktober 2025.

Pemerintah Indonesia saat ini memprioritaskan sejumlah isu penting yang memerlukan dukungan komunikasi publik yang kuat. Isu-isu prioritas tersebut mencakup berbagai sektor, mulai dari Pelindungan Anak (PP Tunas), Koperasi Merah Putih, Sekolah Rakyat, Cek Kesehatan Gratis, hingga Makan Bergizi Gratis (MBG).

Masyarakat memiliki peran yang begitu penting dalam memahami dan mendukung penyebaran informasi yang positif dan akurat, guna mengawal program-program berjalan efektif. Kegiatan Genposting dengan tema Produksi Konten Digital Isu Prioritas Nasional menghadirkan 3 narasumber.

Yaitu dengan latar belakang akademisi dan kreator konten. Lewat materi seputar literasi media sosial dan kiat produksi konten, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas peserta yang merupakan mitra strategis dari perwakilan organisasi masyarakat dan komunitas di Yogyakarta.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan Muhammad Najih Farihanto menyampaikan bahwa saat ini pengguna internet dihadapkan kepada disrupsi informasi. Informasi tidak hanya datang dari satu sumber saja tetapi dari berbagai macam sumber. Tak hanya dari media mainstream, tetapi juga dari pemilik media sosial.

Paparan informasi yang kian deras juga memunculkan kejenuhan yang membawa kepada fenomena post-truth, yakni ketika keyakinan pribadi lebih berpengaruh dalam pembentukan opini daripada fakta yang objektif. Sehingga, masyarakat perlu lebih jeli dalam melihat antara fakta dan opini.

Soal media sosial, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara, Agus Kustiwa, menyampaikan besarnya pengaruh dan kecepatan informasi di dalamnya. Namun, dominasi narasi negatif menjadi tantangan yang masih dihadapi saat ini.

Kita tidak utuh dalam menyerap informasi dan tidak utuh pula dalam membagikan. Sementara, literasi menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah. Tidak hanya itu, Agus menyampaikan pentingnya peningkatan kapasitas produksi konten.

Kini, sambung Agus, berbagai tools hingga kecerdasan buatan dapat membantu dalam memproduksi konten yang baik. Penting bagi masyarakat untuk memahami etika dalam pencantuman sumber maupun validasi data. “Kombinasikan emosi, visual kuat, dan relevansi lokal dalam konten. Semakin dekat dengan kita, maka kita akan semakin senang menyerap informasi itu,” imbuhnya.

Konten Kreator Nicky Shaquilla menyampaikan bahwa penting untuk memperkaya wawasan dan memperluas referensi. Juga, pergunakan hook, supaya lebih menarik Generasi Z yang menjadi pengguna internet terbesar saat ini.

“Ketika kita ingin membahas hal yang berat, kemas dengan cara yang kreatif. Kita dapat gunakan metode ATM: Amati, Tiru, Modifikasi. Modifikasi ini penting, karena di situlah kita gunakan proses kreatif tersebut,” jelas Nicky sekaligus sebagai penutup. (net/ssc/smr)

 

sumber: saluransatu.com di WAGroup DPC-DPRa Tambora (postSenin20/10/2025/dibyo)

Pos terkait