Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh meragukan hasil sejumlah lembaga survei yang selalu menempatkan bakal calon presiden (capres) yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan di urutan ketiga.
semarak.co-Menurut Surya Paloh, hasil Lembaga survei tersebut adalah salah satu poin yang dibahas dalam pertemuan Koalisi Perubahan pada Kamis malam (24/8/2023). Kemudian Surya Paloh mengklaim bahwa hasil survei internal Koalisi Perubahan menunjukkan hasil yang berbeda.
“Apakah benar, apa yang digambarkan oleh katakanlah lembaga-lembaga survei yang menempatkan komposisi ranking Anies Baswedan, tetap di urutan ketiga,” tanya Surya Paloh usai Pertemuan dengan calon presiden (capres) Anies Baswedan dan Tim 8 Koalisi Perubahan di Jakarta, Kamis malam (24/8/2023).
Hadir juga dalam pertemuan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya, Ketua DPP PKS Al Muzzammil Yusuf, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya, dan anggota Tim 8 Sudirman Said.
“Ya, memberikan pencerahan optimisme yang lebih tinggi. Dari apa yang kita pahami ini terjadi diskusi yang cukup menarik. Sejujurnya, dengan segala hormat kita kepada lembaga-lembaga survei, banyak juga yang tidak tepatnya,” ujar Paloh dilansir antaranews.com/Jumat, 25 Agustus 2023 02:28 WIB.
Diketahui bahwa Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan menjadi 3 nama bakal capres kuat yang akan maju dalam pada Pemilihan Presiden 2024 (Pilpres 2024). Berikut hasil survei capres 2024 terbaru yang libatkan Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
Pendukung Anies Baswedan tenanglah karena kans atau peluang Anies Baswedan menyalip elektabilitas Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo terbuka. Diketahui Ganjar Pranowo didukung dua parpol parlemen, yakni PDIP dan PPP.
Dukungan itu ditambah parpol non-parlemen yakni Partai Perindo dan Hanura. Prabowo Subianto mendapatkan dukungan dari empat parpol parlemen, yakni Partai Gerindra, Golkar, PKB, dan PAN. Dukungan ditambah satu parpol non-parlemen yakni PBB.
Anies Baswedan, mengantongi dukungan tiga parpol parlemen yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), yakni Partai NasDem, Demokrat, dan PDK. Hingga kini, elektabilitas ketiganya belum ada yang mendominasi.
Walaupun dalam beberapa hasil survei Capres 2024, nama Prabowo Subianto kerap berada di posisi pertama. Namun ada juga hasil survei yang menunjukkan nama Ganjar Pranowo mampu menyalip Prabowo Subianto.
Dalam hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia (IPI), elektabilitas Ganjar Pranowo reborn, telah melewati posisi Prabowo Subianto untuk simulasi 10 nama dan 3 nama. Survei tersebut dilakukan pada 15 hingga 21 Juli 2023, dengan metode penarikan sampel menggunakan multistage random sampling.
Jumlah responden dalam survei tersebut sebanyak 1.811 orang terpilih, diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dipilih. Adapun margin of error 2,35% sehingga memiliki tingkat kepercayaan 95%.
Sementara Anies Baswedan, walaupun kerap berada di posisi ketiga, menurut hasil survei Indikator Politik Indonesia masih terbuka lebar peluang bagi Anies untuk menyalip Prabowo dan Ganjar. Selisih kurang lebih sekitar 9% dengan peringkat kedua sementara undecided masih 7,7% belum termasuk swing voters.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengingatkan bahwa Anies masih bisa kompetitif minimal, untuk memperebutkan peringkat 2. Indikator Politik Indonesia melihat bahwa Pilpres 2024 akan dilakukan dalam dua putaran.
Dalam putaran kedua, Prabowo disimulasikan mengungguli Ganjar maupun Anies. Prabowo Subianto, hingga kini masih menjadi calon Presiden (Capres) yang paling unggul jelang Pemilihan Presiden 2024 (Pilpres 2024).
Namun menurut hasil survei Capres 2024 terbaru dari Indikator Politik Indonesia, tampaknya pendukung Prabowo Subianto pindah ke Anies Baswedan. Sementara elektabilitas Ganjar Pranowo stagnan.
Terpantau, ada penurunan dari hasil survei Capres 2024 sebelumnya. Prabowo Subianto menurun, sebaliknya Anies Baswedan mulai kembali naik, sementara Ganjar Pranowo stagnan. Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia mengadakan survei elektabilitas bakal calon presiden atau capres pada Juli 2023.
Hasilnya menunjukkan elektabilitas capres yang diusung Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) Prabowo Subianto mengalami penurunan meski tidak signifikan. Untuk perbandingan pada survei Juli 2023 dengan simulasi tiga nama, elektabilitas Prabowo sebesar 33,2%.
Padahal pada Juni 2023 atau sebulan sebelumnya elektabilitas Menteri Pertahanan ini menduduki puncak survei dengan elektabilitas 36,8%. Terdapat dua faktor yang membuat adanya indikasi penurunan elektabilitas Prabowo tersebut.
“Pak Prabowo turun di semua simulasi antara 2-3 persen,” kata Burhanuddin dalam program Kompas Petang di Kompas TV, Sabtu (19/8/2023) saat rilis hasil survei capres terbaru secara daring atau online, Jumat (18/8/2023) dikutip dari Kompas.com, Sabtu (19/8/2023).
Dia kemudian menyimpulkan ada dua sebab mengapa elektabilitas Prabowo menurun meski tidak signifikan. Pertama, penurunan suara Prabowo dalam survei tersebut dikarenakan mulai terjadi pergeseran pemilihnya ke capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan.
“Satu Anies Baswedan mulai menggerus kembali basis-basis Pak Prabowo terutama di Sumatera. Kenaikan suara Mas Anies, diikuti tren penurunan Pak Prabowo meski kisarannya 2-3 persen,” imbuh Burhanuddin dilansir tribunkaltim.co melalui msn.com, Minggu (20/8/2023) dari kompas.com.
Faktor kedua adanya penurunan dukungan pemilih Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin di Pemilu 2019 ke Prabowo. “Pendukung Pak Jokowi yang memilih Pak Prabowo di survei bulan Juni 2023 sebanyak 28,9 persen. Namun di Juli 2023 turun menjadi 26%. Jadi penurunannya (elektabilitas Prabowo) dari dua sisi ini,” katanya.
Di sisi lain, Burhanuddin mengatakan dalam Survei Indikator pada Juli 2023, elektabilitas Ganjar stagnan sementara Anies mengalami kenaikan dalam satu bulan terakhir. “Saya melihat mas Ganjar sebenarnya stagnan dibanding bulan Juni. Di simulasi 3 nama, mas Ganjar ada di kasaran 35% sekarang 35% juga. Yang ada indikasi naik adalah Anies Baswedan di Juni 21%, sekarang 23,9%,” jelasnya.
Seperti diketahui, hasil survei yang dilakukan Indikator Politik pada 15-21 Juli 2023 menunjukkan peta elektabilitas calon presiden masih dinamis. Berdasarkan simulasi tiga nama dalam survey itu Ganjar mendapatkan elektabilitas tertinggi dengan 35,2% atau unggul tipis dibanding Prabowo di angka 33,2%.
Sementara Anies Baswedan berada di posisi ketiga dengan angka 23,9%. Adapun survei tersebut dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 1.811 orang responden warga negara Indonesia berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Para responden itu dipilih menggunakan metode multistage random sampling. Survei ini memiliki margin of error 2,35% pada tingkat kepercayaan 95%. Berikut tersaji rangkuman hasil survei Capres 2024 Juli dan Agustus 2023 dari lembaga lain, untuk perbandingan:
SPIN merilis hasil survei terkait elektabilitas bakal calon presiden yang diproyeksi akan turut serta dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024. Berdasarkan survei itu, Prabowo berada di posisi pertama, diikuti Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
Direktur SPIN Igor Dirgantara mengatakan, “Sebagian besar publik atau 41,7 persen akan memilih Prabowo sebagai presiden bila pemilu serentak dilaksanakan hari ini dan diikuti oleh tiga capres saja.”
“Sementara Ganjar masih berada di posisi kedua dengan 30,3 persen, dan Anies berada di posisi ketiga memperoleh 21,0 persen. Masih ada 7,0 persen publik belum punya pilihan,” demikian Igor dalam rilis survei SPIN yang disiarkan secara daring, Jumat (4/8/2023).
Diketahui pendaftaran capres cawapres wakil presiden dijadwalkan 19 Oktober 2023 sampai 25 November 2023. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu pasangan capres cawapres diusulkan partai politik (parpol).
Atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini ada 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara. (net/kpc/msn/tbc/smr)