Oleh Fuad Amsyari *
semarak.co-Kasus miras memantik kebanggaan bahwa ternyata penegakan kebenaran dalam dunia sosial bisa selesai dengan pendekatan lobi atau dakwah kepada penguasa. Benarkah bhw perjuangan Islam dalam dunia sosial plural cukup dengan lobi/dakwah?
Bagaimana jika si penguasa ternyata memiliki ideologi yg memang berbeda diametrikal dengan keyakinan Islam? Mari difahami bhw miras itu hanya satu kasus dalam kehidupan peradaban manusia. Yang merusak dan dilarang Allah SWT berkembang di peradaban manusia itu tidak hanya miras.
Pendekatan yang wajib dilakukan umat Islam agar peradaban manusia bersih dari kemungkaran-kemungkaran terdiri dari 2 pilar utama, yakni pendekatan preventif dan kuratif. Perjuangan Islam yang bernilai Preventif adalah bisa tegaknya tuntunan Islam Politik/Syariat Siyasiyah yang inti ajarannya adalah:
- Kuatkan posisi politik umat melalui dukungan pada Hizbullah/Partai Islam, bukan pada Partai Sekuler,
- Pilih Pemimpin formal di tatanan sosial plural figur berkualitas mukmin, bukan asal orang beragama Islam,
- Kembangkan dan terapkan Kebijakan2 Publik yang bersih dari nuansa memarakkan/ mendukung kemungkaran.
Pada sisi lain perlu selalu diingat bhw Pendekatan Kuratif, mengobati jika telah terjadi kerusakan peradaban, seperti telah mengguritanya mafia kejahatan, amatlah sulit dan mahal, memakan banyak korban bahkan jika gagal atau tidak berhasil akan berujung kepunahan sistem/tatanan sosial itu sendiri.
Nilai-nilai kehidupan sosial (bukan yang personal) yang benar dan baik yang diajarkan agama Islam itu pasti akan ditolak dan dimusuhi orang lain. Mereka itu bahkan pinter dan cerdik sekali, Teguh dan gigih sekali, didorong oleh kepentingan-kepentingan mereka.
Umat Islam, apalagi aktivis-aktivitasnya, jangan kalah pinter cerdik dan teguh gigih agar tidak kalah dalam arena persaingan di dunia plural. Jangan mudah terjebak dengan jargon-jargon yang terdengarnya indah seperti toleran, kerukunan dan lain-lain namun bernuansa agar umat Islam luntur atau mengorbankan prinsip-prinsip kebenaran-kebaikan yang diyakininya.
Hidup di dunia plural itu intinya bersaing dan bersaing untuk memenangkan keyakinan nilai2 kehidupan. Orang Islam hrs cerdas, berilmu tinggi, tahu banyak sunnatullah bersumber Wahyu dan Sains.
Dalam kehidupan ini tidak hanya ada satu pendekatan untuk menegakkan kebenaran. Tentu harus dicermati Profil masalah yang ada dan yang potensial akan timbul, serta daya rusaknya terhadap peradaban manusia.
Ada pendekatan preventif agar tidak timbul suatu masalah. Ada pendekatan pre’emptive agar tercegah kerusakan yang lebih dahsyat, ada pendekatan persuasif seperti lobi atau dakwah, juga ada pendekatan represif.
Dan masih bisa dikembangkan bentuk pendekatan-pendekatan kreatif baru lain dengan kombinasi-kontribusinya, tergantung bobot masalah dan kapasitas yang sedang dipunyai. Jangan lupa bahwa orang lain itu punya banyak akal dan taktik-strategi untuk memenangkan target-target mereka. Punyakah kita?
Wassalaam
sumber: WAGroup Sertifikat Seminar (post Jumat, 5/3/2021)





