Sebelum mendapatkan bantuan program Lumbung Pangan yang digulirkan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), perekonomian petani asal Karawang, Jawa Barat Taswan Riswanto terbilang pas-pasan. Setiap hari, bapak satu anak ini hanya mampu kantongi penghasilan Rp70 ribu per hari dari berjualan tahu crispy keliling kampung.
semarak.co-Artinya jika ditotal per bulan Taswan hanya mampu meraup penghasilan maksimal Rp2 jutaan saja. Di tengah himpitan perekonomian yang mendera keluarga karena penghasilan pas-pasan, pada 2021 Taswan mendapat bantuan permodalan dari BAZNAS sebesar Rp8,5 juta untuk mengelola lahan sawah seluas 1 hektare melalui program Lumbung Pangan.
Program Lumbung Pangan BAZNAS merupakan program pemberdayaan ekonomi mustahik di sektor pertanian. Dalam program ini, mustahik diberikan bantuan pelatihan, sarana produksi, teknologi serta akses pemasaran.
Taswan merupakan salah satu anggota Kelompok Tani Bina Mandiri binaan BAZNAS di Desa Cikalong, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Ditemui di kediamannya di Desa Cikalong Karawang Jawa Barat, Taswan mengisahkan betapa perekonomian keluarganya pernah mengalami guncangan dan jatuh-bangun.
“Sebelum mendapat bantuan Program Lumbung Pangan dari BAZNAS, kondisi perekonomian keluarga saya jauh dari kata cukup,” kisah Taswan dirilis humas melalui WAGroup Baznas Media Center (BMC), Rabu (8/3/2023).
Taswan bersyukur, setelah mendapatkan bantuan permodalan dari BAZNAS, usaha pertaniannya berkembang. Dari semula hanya mengelola 1 hektare lahan, kini ia telah mampu menyewa 2 hektare lahan tambahan sehingga menambah penghasilan.
Selain itu, dari penghasilan yang didapatkan, Taswan juga mampu menambah kegiatan usaha dengan menanam berbagai jenis sayuran dan berternak domba yang jumlahnya sudah mencapai puluhan. Kini, dari hasil pertanian padi saja Taswan bisa meraup penghasilan kurang lebih Rp30 juta per musim.
Sementara dalam satu tahun terdapat dua musim panen. Ini belum ditambah dengan penghasilan lainnya seperti sayuran dan ternak domba. Dengan penghasilan yang diperolehnya, Taswan kini telah bertransformasi dari mustahik menjadi muzaki. Taswan pun tak lupa untuk mengeluarkan kewajiban zakat hasil pertaniannya.
“Saya berterima kasih kepada para muzaki yang telah membantu membukakan jalan rezeki untuk saya melalui usaha pertanian ini, sehingga menjadi lebih baik,” ujar Taswan dengan mata berkaca-kaca.
Saat dihubungi, Selasa (7/3/2023) Agus, pendamping BAZNAS untuk kelompok tani di Desa Cikalong, Kabupaten Karawang menyebut, peningkatan hasil pertanian mereka salah satunya dikarenakan menerapkan pertanian semi organik. “Peningkatan pun terjadi dengan rata-rata dari 5 ton jadi 6-8 ton per hektar,” terang Agus.
Namun demikian, belum semua petani di wilayahnya mau menerapkan pertanian ramah lingkungan tersebut, meskipun hasilnya sudah dibuktikan oleh Taswan dan kawan-kawan yang lain.
Di bagian lain Program pemberdayaan mustahik yang diluncurkan BAZNAS berhasil meningkatkan perekonomian Kartini, seorang penjual soto asal Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Setelah bergabung dengan BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Jabon Mekar, pendapatan harian Kartini mencapai Rp1 juta.
Hasil ini tak lepas dari bantuan dari BAZNAS ditambah pelatihan dan pembinaan secara berkala yang terus didapat Kartini dan para mustahik lain. “Alhamdulillah setiap harinya omzet soto saya di atas Rp1 juta, dan 60% penjualan dari online lewat aplikasi pesan antar,” ujar Kartini dirilis humas Baznas melalui WAGroup BMC juga.
Sebelumnya pada enam tahun lalu, Kartini hanya bisa berjualan soto menggunakan gerobak dan mangkal di tempat-tempat keramaian seperti sekolah, pabrik, dan acara warga. Usaha yang dirintisnya mulai goyah pada tahun 2020 lalu, saat suaminya terkena PHK dampak dari pandemi Covid-19. Hal itu membuat pendapatan keluarga Kartini hanya ditopang dari berjualan soto saja.
“Dari uang pesangon suami saya lantas digunakan untuk membangun kios secara bertahap dan alhamdulillah mendapat bantuan dari BAZNAS melalui BMD Jabon Mekar, yang memberikan permodalan usaha serta mendorong saya untuk memanfaatkan platform pesan antar,” katanya.
Pencapaian Kartini itu mendapat apresiasi dari Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan. Saidah mengatakan, tujuan utama BAZNAS dalam menggulirkan BAZNAS Microfinance Desa memang untuk mengantarkan mustahik untuk mencapai kemandirian ekonomi.
Hal ini yang berhasil dicapai Kartini. “BAZNAS sangat bersyukur sekali, dapat memberi manfaat kepada para mustahik, bersumber dari zakat, infak, dan sedekah yang disalurkan masyarakat,” kata Saidah dirilis humas Baznas.
Menurutnya, hasil yang diraih Kartini tak hanya berkat bantuan yang disalurkan, namun juga etos kerja dan kedisplinan tinggi yang diterapkan, sehingga Kartini dapat mempertanggungjawabkan bantuan muzaki menjadi sebuah kebermanfaatan.
“Saya yakin, jika hal ini ditiru oleh seluruh mustahik, maka akan mempercepat proses transformasi menjadi muzaki. Semoga keberkahan selalu menyertai kita semua,” pungkas Saidah. (smr)