Oleh Naniek S. Deyang *)
semarak.co-Pukul 1 dini hari tadi, seseorang meminta saya utk menemui di suatu tempat restoran siap saji 24 jam. Dengan diantar Pak Su dan driver yg nunggu di parkir, saya menemui seseorang karena mau bertemu empat mata. Senyumnya kecut, tangannya dingin.
Mulailah dia bercerita menyampaikan konstelasi politik yg terjadi yg ia ketahui dari suaminya (dia sahabat saya). Meski sebagian saya sdh menduga dan mengetahui, namun saat dia bercerita skenario-skenario yg dikendalikan oleh sekelompok orang yg sekarang lebih banyak berkumpul di Singapura, air mata sy tetap jatuh.
“Jangan lelah berjuang Mbak, sampaikan yg sebenarnya dengan hati2 karena mereka bisa menyulap hijau mjd hitam dalam ukuran detik, dan lewat tulisan Mbak ajak rakyat banyak tahajud dan berdoa. Ini hanya Allah yg bisa mengatasi,” katanya melihat air mata keputusasaan saya mengalir makin deras dan saya sampai benar-benar seperti tidak bisa bernafas karena ingus saya menyumbat hidung.
Alhamdulillah tadi sempat tidur sesaat sehingga pulang dari pertemuan pukul 3 dini hari tadi, saya masih bisa tahajud. Saya tidak mungkin menyampaikan pada Anies dan Pak Prabowo, mereka berdua lagi “jatuh cinta” pada yg memberi harapan.
Meski sejatinya mereka hanya dijadikan obyek, lagian saya siapa, mereka kan sdh dikelilingi tim para ahli strategi pemenangan? Dan sy juga tidak tau “hati” sebenarnya orang2 di sekitar mereka. Pak Prabowo yang punya hati polos dan mudah “pecaya” sejatinya hanya dijadikan kekasih bayangan.
Anies dijadikan penghancur hati Pak Prabowo dengan diiming -imingi harapan, berikutnya lagi akan muncul seri gelombang kedua alias penghancur kedua Pak Prabowo…..ah tidak mungkin saya tulis, dan saya pun sdh putus asa😭😭, tapi kalau saya putus asa bagaimana nasib bangsa dan rakyat ini?
Bismillah terus berjuang meski saya seperti menggarami laut, tapi minimal itu pertanggungan jawab saya pada Allah saat saya mati nanti bahwa saya sudah berbuat sekecil apapun, ketika mengetahui konspirasi kezaliman. Pak Prabowo dan Anies punya keinginan sama, ingin mengubah keadaan lewat kekuasaan.
Tapi siapa sebetulnya pemilik kekuasaan di negeri ini? Tetap sama dari Orba sampai sekarang para oligarki dengan operator (lebih suka saya menyebut komprador *jinga) yg tiap lima tahun hanya membuat pesta demokrasi mjd arena badut -badutan, dan mengacak -acak rakyat utk berantem.
Lalu apakah mereka pemilik kekuasaan yg sesunguhnya itu mau Prabowo atau Anies jadi presiden? TIDAK! Jargon -jargon politik jangan ada lagi politik kampret, cebong, kadrun dll itu hanya omong kosong, akan tetap “diadakan” karena itu memang tujuannya.
Memecah belah rakyat dan yg paling rentan dipecah adalah umat Islam karena kita mayoritas. Saya hanya bisa menyarankan, bila diujungnya nanti dua putaran atau hanya satu putaran (karena ada yg dibuat tdk bisa mendaftar), sesakit hati apapun hati kalian mari para pendukung Prabowo dan Anies Bersatu.
Hanya dengan bersatu kita akan menang karena yg di sana sudah tertawa sambil meminum anggur merah, saat Anies dng Cak Imin mendeklarasikan Capres dan Cawapes dengan hanya menyebut didukung NasDem dan PKB.
Pemukul persatuan berikutnya adalah terbentuknya poros baru, yaitu PPP, Demokrat, dan PKS yg sebelumnya masing2 dibuat kecewa sehingga mereka lepas dari koalisi sebelumnya.
Mereka membuat skenario sangat cantik dan alamiah, Pak SBY dibuat marah karena AHY tertolak mjd Cawapres, PKS dibuat seperti obat nyamuk dalam koalisi Perubahan, sementara di kubu sana, PPP malah diusir keluar kalau memaksakan Sandi jadi Cawapres Ganjar.
Luar biasa mereka mengacak-acak koalisi dan nanti akan dimunculkan lagi seseorang yg memang punya ambisi berkuasa! Oke Pak Prabowo akan sama PAN, Golkar, Gerindra, dan partai pendukung tanpa kursi di DPR. Apakah Golkar dan PAN akan setia?
Waktu masih sekitar satu minggu sebelum pendaftaran Capres-Cawapres, Cak Imin yg tanggal 13 Agustus saja masih mesra dan tertawa-tawa dengan Pak Prabowo saat menerima kawan baru dalam koalisi, yaitu PAN dan Golkar, tetiba bisa lompat.
Demikian juga Anies yg tanggal 25 Agustus masih menulis surat ke AHY juga bisa mengubah cintanya dalam hitungan 5 hari, apakah tidak mungkin PAN dan Golkar berlari dengan alasan Cawapres mereka tdk diterima? Entahlah. Makanya teman saya berpesan saat pertama bertemu, ajaklah rakyat utk shalat tahajud dan berdoa.
Selain itu dia juga berpesan agar pendukung Anies dan PS bersatu, bila yg bertarung pada akhirnya PS vs Ganjar, bersatulah para pendukung Anies utk memberikan suaranya pada PS, bila Ganjar vs Anies, bersatulah para pendukung PS untuk memberikan suaranya ke Anies, dan bila Mr X vs Ganjar, maka shalatlah istikharah!
Nangis dan nulis itu membuat badan letih, tidur dulu ya kawan, ingat harus bersatu ya? Masak kita kalah sama rakyat yg di zaman penjajahan dulu, mereka bisa mengusir penjajah dengan informasi yg terbatas, lah kita di era informasi tanpa batas masak gak bisa bersatu mengusir oligarki! Sudah saliman lagi ya, 0 : 0 kita ya?
sumber: WAGroup FSU ( Forum Sandi Uno ) (postMinggu3/9/2023/samsulbahri)