Pemimpin yang Kuat dan Terpercaya

grafis ilustrasi pemimpin yang menipu rakyatnya. foto: swamedium

Oleh Tony Ardiedo *

semarak.co-Saudaraku,

Bacaan Lainnya

Suatu waktu Abu Dzar al-Ghifari bertanya kepada Nabi. “Ya Rasulullah, mengapa engkau tak memberi jabatan apa-apa kepadaku?” Sambil menepuk bahu sahabatnya yang zuhud itu, Nabi menjawab, “Hai Abu Dzar, kau seorang yang lemah, sedangkan jabatan itu adalah amanah.”

Sebagai amanah, sabda Rasulullah, jabatan kelak pada hari kiamat hanya akan menjadi penyesalan dan kehinaan, kecuali bagi orang yang dapat menunaikan kewajiban dan tanggung jawabnya.

(HR. Muslim)

Serahkan urusan pada ahlinya yang mampu atau kompeten. Jika menyerahkan urusan bukan pada ahlinya maka tunggulah kehancuran tiba. Tugas tidak dijalankan dengan baik dan benar,

إِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ

قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ

قَالَ إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ

“Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya; ‘bagaimana maksud amanat disia-siakan? Nabi menjawab; “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.”

(HR Bukhari)

Kompetensi menjadi perhatian khusus dalam Islam. Intinya, berdasarkan hadits di atas, serahkan urusan pada ahlinya, berdasarkan kompetensi, keilmuannya, bukan atas dasar kolusi, nepotisme, balas jasa, atau bagi-bagi jabatan…

Saudaraku,

Sabda Nabi itu tidak hanya untuk Abu Dzar, tetapi untuk umatnya. Nadanya seperti mengancam, tapi seorang Nabi peduli pada umatnya itu sedang mewanti-wanti. Ada tiga kriteria pejabat (pemikul jabatan) yang tersembunyi dalam pesan di atas yaitu: amanah, mengambil dengan benar, dan menunaikan dengan baik…

Kriteria di atas tidaklah sederhana. Sebab, pejabat dalam gambaran Nabi adalah pekerja bagi orang banyak, bukan sekadar penguasa. Dan pekerja seperti digambarkan oleh Al Quran haruslah orang yang kuat dan terpercaya. “Sesunguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.”

(QS. Al-Qashas: 26)

Saudaraku,

Kuat pada ayat di atas adalah kuat bekerja dalam memimpin. Sedang maksud amanah (dapat dipercaya) adalah tidak berkhianat dan tidak menyimpang, dengan motif karena takut kepada Allah.

Maka, sebagai pekerja untuk umat, sifat kuat bekerja adalah prasyarat penting pejabat. Tetapi, yang lebih penting lagi adalah menjaga sifat amanah yang bisa hilang karena tuntutan pekerjaannya…

Nabi pun konsisten dengan kriterianya. Khalid bin Walid dan ‘Amr bin Ash yang baru masuk Islam diberi jabatan pimpinan militer, padahal ilmu keislaman mereka berdua belum mamadai. Namun, ternyata keduanya dianggap kuat bekerja dan mampu menjaga amanah…

Sebaliknya, orang sealim Abu Hurairah yang sangat kuat hafalan haditsnya dan banyak mendampingi Rasulullah tidak diberi jabatan apa-apa. Semangat Hasan bin Tsabit membela Islam juga tidak masuk kriteria orang yang layak memegang pimpinan atau jabatan. Tentu lagi-lagi karena tidak masuk kriteria pemimpin yang dicanangkan Nabi…

Saudaraku,

Seseorang bisa gagal menunaikan tugas jabatannya dan kepemimpinannya karena tidak mampu mempertahankan amanah (khianat) atau karena tidak ada ilmu untuk itu (jahil). Maka Al Quran memberi pelajaran dari kisah Nabi Yusuf. Dikisahkan bahwa ia diberi kedudukan tinggi oleh raja karena dapat dipercaya (amin), pandai menjaga (hafiz), dan berpengetahuan (alim).

(QS. Yusuf: 54-55)

Ini berarti kriteria pemimpin ditambah satu syarat lagi, yaitu hafiz, artinya menjaga amanah. Hal ini disinggung Nabi dalam hadits yang lain: “Sesungguhnya Allah akan menanyai setiap pemimpin tentang rakyatnya, apakah menjaganya (hafiza) atau menyia-nyaikannya.”

(HR. Nasa’i dan Ibnu Hibban)

Syarat yang satu lagi adalah sifat al-‘alim, artinya mengetahui apa yang menjadi tanggung jawabnya, mengetahui ilmu tentang tugasnya. Adalah malapetaka suatu bangsa jika pejabat dan pemimpin yang dipilih dan dipercaya rakyat ternyata tidak cukup ilmu tentang tugasnya.

Inilah yang diwanti-wanti Umar ibn Khattab bahwa amal tanpa ilmu itu lebih banyak merusak daripada memperbaiki. Di sini kita akan mafhum apa kira-kira sebabnya Abu Zar tidak diberi jabatan oleh Nabi…

Saudaraku,

Pemimpin yang sesuai dengan ajaran Islam adalah yang bersifat amanah, memperolehnya dengan benar, menunaikan dengan baik, kuat, dapat dipercaya (amin), pandai menjaga (hafiz) amanahnya dan berpengetahuan (alim) tentang tugas jabatan dan kepemimpinannya…

Saudaraku,

Menjadi seorang pemimpin bukanlah sesuatu yang ringan. Ia harus menjadi sosok yang mengayomi dan melayani rakyatnya. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Umar bin Khattab, “Sayyidul qaumi khadimuhum” yakni pemimpin adalah pelayan bagi yang dipimpinnya…

Tak hanya diadili di dunia, pertanggungjawaban seorang pemimpin juga akan dilakukan di akhirat. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim disebutkan, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan surga baginya.”

Dalam hadits lain disebutkan, “Siapapun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka neraka tempatnya.”

(HR. Ahmad)

Beratnya menjadi seorang pemimpin membuat Rasulullah beberapa kali memberikan pesan kepada para pemimpin dan pejabat. Sudah menjadi kewajiban seorang pemimpin untuk mengayomi, melayani, dan menyayangi rakyatnya.

Dalam hubungan pemimpin dan rakyat, harus terikat rasa kasih sayang agar keduanya bisa merasakan keberuntungan dalam memimpin dan dipimpin… Rasulullah bersabda, “Sebaik-baiknya pemimpin adalah mereka yang kamu cintai, dan mereka pun mencintaimu, kamu menghormati dan merekapun menghormatimu.

Sebaliknya, seburuk-buruknya pemimpin adalah mereka yang kamu benci dan mereka pun membencimu. Kamu melaknat mereka dan mereka pun melaknatmu.”

(HR. Muslim)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa kuat dan terpercaya  dalam mengemban amanah kepemimpinan untuk meraih ridha-Nya…

Aamiin Ya Rabb.

Wallahua’lam bishawab

 

sumber: WAGroup KAHMI Nasional (post25/12/2020/tonyardiedo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *