Oleh Tarmidzi Yusuf *)
semarak.co-Kita berharap Pemilu 2024 berlangsung secara LUBER (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia) dan JURDIL (Jujur dan Adil). Tak terlalu mengejutkan. Pasalnya beberapa kali Pemilu di Indonesia selalu ditemukan data pemilih aneh alias janggal.
Bahkan tak menutup kemungkinan data aneh tersebut sebagai skenario untuk TKA China yang membanjiri Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Rakyat patut waspada. Bila perlu siaga satu pasca temuan 52 juta DPS aneh. Jumlah sebanyak itu setara dengan 25,3 persen dari total jumlah pemilih.
Hanya butuh suara 30 persen lagi untuk menang Pilpres. Data aneh 52 juta pada Daftar Pemilih Sementara (DPS) untuk Pemilu 2024. Adalah Perkumpulan Warga Negara untuk Pemilu Jurdil yang menemukannya. Dari 205.768.061 DPS, sekitar 25,3 persen terdapat data aneh.
“Setelah meneliti data DPS kami menemukan 52.048.328 atau 25.3 persen data janggal. Data janggal tersebut yaitu pemilih berumur lebih dari 100 tahun,” kata Dendi Susianto dalam konferensi pers di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (14/6/2023).
“Pemilih berumur kurang dari 12 tahun, pemilih memiliki identitas yang sama, pemilih memiliki RT 0, pemilih memiliki RW 0, pemilih memiliki RT dan RW 0,” tambahnya.
Gawat. Bila DPS aneh yang berjumlah 25,3 persen itu tidak diperbaiki. Tak menutup kemungkinan Pemilu 2024 dalam bayang-bayang curang. Potensi penggelembungan suara baik untuk partai tertentu maupun calon presiden yang diskenariokan menang.
Hal serupa pernah ditemukan saat Pilpres 2019 yang lalu. Jumlahnya cukup besar. Ada 31 juta pemilih atau 16,7 persen dari daftar pemilih sementara. Kecurigaan publik wajar. Ditengah-tengah gencarnya tenaga kerja asing (TKA) China masuk Indonesia.
Pada Pemilu 2024 yang akan digelar 14 Februari 2024. Temuan data pemilih sementara 35.905.638 atau 17 persen yang tidak mencantumkan RT dan RW. Sebuah angka amat fantastis untuk diselewengkan. Sedangkan yang punya identitas sama seperti nama, KPU ID, RT, RW, TPS semua sama berjumlah 2.120.135.
Pada Pilpres 2019 juga pernah kita dihebohkan oleh data pemilih siluman. Saat sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi. Jaswar Koto, ahli yang dibawa tim hukum Prabowo-Sandi, menyebut ada 27 juta pemilih siluman atau ghost voters dalam Pemilu 2019.
Jaswar Kota dalam persidangan mengatakan, mulanya dia menemukan 22 juta ghost voters setelah menganalisis 89 juta populasi pemilih. Ghost voters ini dia identifikasi jumlah NIK ganda, pemilih di bawah umur, dan juga kode kecamatan ganda.
Kita berharap Pemilu 2024 berlangsung secara LUBER (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia) dan JURDIL (Jujur dan Adil). Salah satunya adalah data pemilih benar-benar mencerminkan data pemilih yang sebenarnya tanpa ada prasangka munculnya pemilih siluman.
Demikian pula dengan penyelenggara Pemilu untuk benar-benar independen. Penyelenggara pemilu sedang mempertaruhkan nasib rakyat Indonesia yang berjumlah 275 juta lebih.
Bandung,
26 Dzulqa’dah 1444/15 Juni 2023
*) Kolumnis
sumber: kbanews,15 Juni 2023 5:59 PM di WAGroup LASKAREVOLUSI