Belum satu bulan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menemui Menhan Amerika Serikat (AS) Mark Esper di Kantor Departemen Pertahanan AS di Pentagon, tepatnya 15 Oktober 2020. Mendadak Presiden AS Donald Trump memecat Mark Esper dengan langsung menunjuk Christopher C.Miller sebagai penggantinya.
semarak.co-Miller sendiri sebelumnya menjabat Direktur Pusat Penanggulangan Terorisme Nasional. Pemecatan Esper tersebu diumumkan melalui akun twitter pribadi Trump.
“Dengan senang hati saya mengumumkan bahwa Christopher C. Miller, Direktur Pusat Penanggulangan Terorisme Nasional yang sangat dihormati dengan suara bulat dikonfirmasi oleh Senat akan menjadi Penjabat Sekretaris Pertahanan berlaku segera. Chris akan melakukan pekerjaan hebat! Mark Esper telah dihentikan. Saya ingin berterima kasih atas jasanya,” tulis Trump di akun twitternya, Senin petang (9/11/2020) waktu setempat.
Dilansir CNN, pemecatan itu dilakukan setelah kerusuhan terjadi selama beberapa bulan di AS. Saat itu Esper menolak permintaan Trump untuk menerapkan UU Gawat Darurat di AS, yakni undang-undang The Insurrection Act yang memungkinkan pengerahan militer aktif untuk meredam kerusuhan di seantero negeri.
Hal itu menyusul pembunuhan terhadap pria kulit hitam George Floyd anggota polisi di Kota Minneapolis Minnesota Mei lalu. Namun saat itu Esper bersikeras kalau pengerahan militer sangat tidak perlu untuk meredam kerusuhan sipil.
Bukan hanya itu, Esper juga pernah menentang Trump lantaran atasannya itu meremehkan presiden NATO. Pemecatan terhadap para pejabat Trump tampaknya tidak berhenti di Esper.
Sebuah sumber anonim di kalangan birokrat Trump menyebutkan, setelah pemecatan Esper segera disusul pemecatan terhadap petinggi FBI dan CIA. Saat ini Direktur FBI dijabat Christopher Wray dan Direktur CIA dijabat Gina Haspel.
Trump sendiri sesuai konstitusi AS Trump masih memiliki wewenang untuk membuat keputusan penting hingga hari pelantikan presiden baru, 20 Januari 2021 di Gedung Putih. Atau 72 hari lagi sejak Trump memecat Esper.
Sementara itu, saat Menhan RI Prabowo Subianto menemui Esper, keduanya membahas mengenai keamanan kawasan, prioritas pertahanan bilateral, dan akuisisi pertahanan.
Prabowo dan Esper berharap kedua negara untuk selalu meningkatkan kegiatan military-to-military bilateral dan bekerja sama dalam keamanan maritim.
Bahkan keduanya sepakat menandatangani perjanjian Memorandum of Intent (MoI) untuk memulai kembali pencarian terhadap personel AS yang hilang di Indonesia saat Perang Dunia II lalu. (pos/smr)