PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) yang bergerak di bidang transportasi angkutan penumpang laut sudah membuka penjualan tiket untuk mudik Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, dari Batam Kepulauan Riau tujuan Belawan dan Tanjungpriok
semarak.co -Kepala Operasional PT Pelni Batam Dicky Dermawandi menganjurkan masyarakat segera memesan tiket, agar tidak kehabisan nantinya. Sampai saat ini, kata Dicky, harga tiket mudik Natal tidak naik. Karcis KM Kelud tujuan Belawan kelas ekonomi seharga Rp220 ribu dan untuk tujuan Tanjungpriok di kelas yang sama seharga Rp321 ribu.
“Jadwalnya sudah ada. Jadi calon pemudik sudah bisa memesan tiket di gerai resmi Pelni. Untuk dapat memesan tiket, masyarakat harus membawa tanda pengenal, demi memastikan pemesanan sesuai dengan identitas,” ujar Dicky di Batam, baru-baru ini.
Pembelian dengan identitas juga untuk menghindari praktik calo yang membeli dengan jumlah banyak, untuk dijual kembali dengan harga lebih tinggi. “Langsung pesan saja. Selain di konter tiket juga bisa didapatkan di retail modern,” kata dia.
Saat ditanya mengenai program mudik Natal gratis, ia mengatakan pihaknya belum mendapatkan informasi. “Tidak ada. Nanti kalau ada info pasti dikasih tahu,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan pemberangkatan kapal Pelni masih melalui Pelabuhan Batuampar, meski ada rencana memindahkannya ke Pelabuhan Sekupang. “Sesuai jadwal yang dirilis. Kami nanti akan mengangkut penumpang dari Batuampar,” terangnya.
Corporate Secretary Pelni Yahya Kuncoro mengatakan, Pelni akan mengerahkan seluruh armada kapal milik perusahaan untuk melayani angkutan penumpang saat liburan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
“Pelni saat ini memiliki 26 kapal penumpang, sembilan kapal barang, empat kapal feeder barang, 54 kapal perintis, satu kapal ternak, 17 kapal rede. Armada full (seluruhnya) kami kerahkan,” ujar Yahya di Lembang Bandung, baru-baru ini.
Saat ini, kata dia, semua kapal kami sudah masuk docking atau perawatan untuk menjaga keandalan kapal dan laik secara safety dan secure di air. Docking ini kita percepat sebelum Natal dan Tahun Baru.
Perusahaan pelat merah ini, kata Yahya, telah menetapkan masa high season atau musim padat penumpang untuk liburan Natal dan Tahun Baru berlangsung 11 Desember 2019 (H-14) hingga 8 Januari 2020 (H+14).
“Masa high season yang ditetapkan perseroan memang berbeda dengan yang ditetapkan Kementerian Perhubungan yang biasa menetapkan sepekan karena karakteristik angkutan laut yang relatif lebih lama dibandingkan angkutan darat atau udara,” terangnya.
BUMN pelayaran itu telah memantau ruas yang akan ramai pada musim liburan Natal dan Tahun Baru. Pemantauan dilakukan untuk bisa melakukan rute ulang (rerouting) atau penyesuaian jadwal untuk mengakomodir tingginya penumpang di wilayah-wilayah yang akan merayakan liburan.
“Ada beberapa ruas yang mengalami perubahan, manambah frekuensi ruas Papua, Ambon, Belawan dan Batam, Makassar, Balikpapan, Tarakan dan Nunukan, Sabu dan Rote, Waingapu. Dan satu kapal melakukan perubahan rute utk rute Tanjung Priok-Padang-Gunung Sitoli,” jelasnya.
Ada 15 kapal penumpang milik Pelni yang akan mengalami perubahan rute dari rute regular untuk membantu mengantisipasi lonjakan penumpang saat Natal dan Tahun Baru dengan rincian satu kapal tipe 3000 pax, sembilan kapal tipe 2.000 pax, tiga kapal tipe 1.000 pax dan dua kapal tipe 500 pax.
Penumpang sudah bisa memesan tiket perjalanan sejak H-30 dari tanggal pemberangkatan. Perusahaan juga bekerjasama dengan TNI dan Polri untuk ikut mengamankan dengan turut serta berlayar di ruas high season.
“Ada pula posko angkutan Natal dan Tahun Baru yang akan disiagakan dan dibuka selama 24 jam di masa high season serta call center 162 yang bisa dihubungi,” imbuh Yahya.
Direktur Angkutan Barang dan Tol Laut Pelni Harry Boediarto mengatakan, Pelni akan merilis aplikasi logistik berbasis digital pada Januari 2020 untuk memberikan layanan door to door kepada konsumen.
“Aplikasi bertajuk new bill of lading itu telah dikembangkan perseroan selama dua tahun terakhir. Kami mulai pelayanan door to door, tahun depan kita akan implementasi namanya new bill of lading untuk aplikasi pelayanan door to door,” kata Harry di Lembang juga.
Menurut Harry, aplikasi tersebut menjadi jawaban perusahaan atas tuntutan masyarakat yang mulai bergerak menggunakan teknologi digital yang serba memudahkan. “Ini juga menjawab tuntutan masyarakat yang maunya barang bisa langsung sampai di depan rumah, jadi kita harus ke sana,” katanya.
Aplikasi tersebut, terang dia, nantinya akan serupa dengan aplikasi layanan transportasi daring yang ada saat ini. Bedanya, proses pengiriman barang tidak sepenuhnya dikerjakan Pelni karena perusahaan akan bekerja sama dengan mitra lainnya.
Pelni hanya akan memberikan layanan pelayaran namun peran-peran lainnya akan terintegrasi dalam aplikasi tersebut. Pelni sendiri telah bekerja sama dengan PT Kereta Api Logistik (Kalog) dan PT Pos Indonesia untuk mengoptimalkan layanan logistik itu. BUMN itu juga akan menggandeng mitra lainnya untuk mengoptimalkan layanan.
“Rampungnya aplikasi tersebut berlangsung hingga dua tahun karena perusahaan perlu mempersiapkan sistem dari hulu ke hilir. Sedianya November ini aplikasi tersebut sudah bisa di-soft launch,” ucapnya.
Tapi soal kerja sama dengan perbankan dan lainnya, diakuinyta masih kesulitan. “Memang butuh waktu seperti waktu kami membuat Pelni ticketing,” kilah Harry.
Di bagian lain Harry mengatakan, Pelni menyasar peluang untuk mengangkut kargo ekspor produk-produk dalam negeri ke Davao dan Brunei Darussalam pada 2020 sebagai upaya untuk memperluas bisnis perseroan.
“Potensi kedua kawasan di Asia Tenggara itu besar dan sejalan dengan rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) Pelni 2020-2024 untuk menggarap pasar Asia Tenggara. Tahun depan kita targetkan mulai jalan, karena untuk 2020-2024 kita mulai bergerak ke Asia Tenggara,” katanya.
Harry menjelaskan potensi di Brunei Darussalam terbuka lebar karena negara yang berbatasan langsung di Pulau Kalimantan itu banyak kebanjiran barang dari Jakarta. Sayangnya, barang dari Jakarta itu masuk ke Brunei melalui Singapura.
“Sebenarnya ada (jalan) langsung dan kalau bisa langsung tentu harganya bisa lebih murah. Tapi potensi muatan baliknya itu (kurang menjanjikan).Namun, setelah ditelusuri, potensi angkutan barang ke Brunei ternyata punya peluang setelah diketahui bahwa wilayah sekitar Brunei juga menginginkan produk-produk Indonesia,” kutipnya.
Rupanya di sana, kata dia, bukan cuma Brunei yang tergantung barang-barang kita. Rupanya banyak orang kita yang tinggal dan kenal produk kita di sana. “Ada Pelabuhan Bintulu, Kuching, dan Miri yang nanti bisa sambil jalan pulang bisa bawa barang lagi,” katanya.
Potensi serupa, lanjut Harry, juga didapatkan dari pasar di Davao, Filipina. Pasalnya, hampir semua orang di Filipina Selatan membeli barang dari Indonesia. “Ini kesempatan agar kapal-kapal kita bisa membawa barang seperti itu. Ini (ekspor) bisa menyeimbangkan impor,” katanya.
Ada pun secara kesiapan, Harry menyebut nantinya kargo ekspor akan dilayani Pelni melalui kapal-kapal eksisting yang biasa digunakan untuk dalam negeri. Hal itu karena kapal-kapal Pelni telah memenuhi syarat sebagai kapal samudera yang bisa melakukan pelayaran internasional. “Surat-surat (kapal) sudah comply (sesuai) untuk wilayah ocean going,” jelasnya. (net/lin)