Oleh Hamka Suyana *)
semarak.co-Tanggal 20 Oktober tinggal selangkah lagi. Dengan melihat situasi keamanan yang kondusif, maka menurut logika umum, memastikan bahwa Prabowo-Gibran akan dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Setelah dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden, mereka memiliki hak penuh untuk memimpin Indonesia selama satu periode. Sekaligus memiliki tanggung jawab dan kewajiban besar menciptakan suasana aman tenteram yang berkeadilan dan berkewajiban mengantarkan kesejahteraan rakyat.
Namun, apakah mereka akan bertahan hingga akhir masa jabatan atau justru akan “terjatuh” di awal kekuasaan, yang pasti bahwa momentum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden bisa dianalogikan seperti START lomba lari.
Apakah sang atlet akan selamat sampai garis finish dan akan keluar menjadi pemenang, banyak faktor yang menjadi penentu. Antara lain, sangat ditentukan oleh persiapan dan kesiapan sang atlet sebelum melakukan start.
Dengan pendekatan melalui analogi tersebut, diharapkan bisa memberikan pemahaman kepada pembaca bahwa meskipun Prabowo-Gibran dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden bukan jaminan kekuasaannya akan bertahan lama.
Bahkan, berdasarkan asumsi dari kemunculan pratanda, kepemimpinan Prabowo-Gibran, insya Allah, berpratanda akan tumbang pada awal kekuasaan. Berikut ini kemunculan pratanda yang memberikan isyarat kepemimpinan Prabowo-Gibran tidak akan stabil.
- Kemunculan pratanda, konflik batin antara Presiden dengan Wakil Presiden Terpilih
Sejak Pilpres dilaksanakan di negeri ini, baik pemilihan melalui perwakilan MPR maupun Pilpres yang secara langsung, baru pertama kali terjadi dalam sejarah, yakni pada Pilpres 2024 terjadi konflik batin cukup tajam (walau tidak tampak di permukaan).
Aantara Presiden dan Wakil Presiden Terpilih yang disebabkan oleh kemunculan jejak digital Wapres Terpilih pada akun Fufufafa yang menghina Presiden Terpilih beserta keluarganya. Konflik batin diperkirakan akan semakin membara setelah mereka memegang kekuasaan.
Padahal, jika pasangan pemimpin dilanda konflik batin akan menjelma menjadi energi vibrasi negatif pengundang keburukan, pemicu kegagalan.
- Kemunculan pratanda potensi “kejatuhan” Wakil Presiden
Sejarah telah mencatat dengan tinta merah, mekanisme pencalonan Gibran menjadi Cawapres mendampingi Capres Prabowo dengan cara “memperkosa” aturan konstitusi tentang persyaratan batas usia calon presiden dam wakil presiden.
Allah menunjukkan Kemahakuasaan-Nya. Gibran yang sejatinya tidak memenuhi syarat usia sebagai cawapres, ditelanjangi Allah dengan Detik Lengah jejak digital akun Fufufafa yang terahasiakan selama puluhan tahun.
Dengan terbongkarnya jejak digital akun Fufufafa yang isi postingannya tidak berakhlak, merupakan pengukuhan bahwa Gibran tidak memiliki kompetensi dan integritas kepemimpinan nasional. Berdasarkan kemunculan pratanda, yang akan dialami Gibran pasca pelantikan adalah guncangan besar terhadap eksistensinya sebagai Wapres yang tidak kapabel dan tidak kredibel serta tidak memiliki integritas.
- Kemunculan pratanda potensi “kejatuhan” Presiden
Prabowo Subianto terpilih menjadi Presiden pada Pilpres 2024, bukan karena elektabilitas tinggi, melainkan mutlak hasil jernih payah Presiden Joko Widodo yang totalitas menggunakan segenap kekuasaannya untuk mensetting kemenangan 58%.
Penyalahgunaan kekuasaan untuk mensetting kemenangan Paslon 02 di antaranya adalah penyelewengan bantuan sosial (bansos) beratus-ratus triliun rupiah. Dampak psikologis dan spiritual melakukan politik uang secara terang-terangan, bagaikan ingin berlari, tetapi kakinya diborgol dengan pemberat bola besi.
Walaupun pada masa kampanye Pilpres, Prabowo sering berorasi berapi-api, mengatakan akan memberantas korupsi dan mengejar koruptor hingga ke Antartika, namun faktanya sejumlah tokoh yang diundang diberikan pembekalan sebagai calon menteri, menurut para pengamat, banyak yang terpapar korupsi.
Selain itu, politik balas budi pun sudah menyebar aromanya. Sejumlah nama yang diundang Prabowo dan mengaku akan diposisikan pada jabatan tertentu, di antaranya Permadi Aria atau Abu Janda. Pada akunnya, ia memosting foto yang duduk berdampingan dengan Prabowo.
Ia berkomentar bahwa dipanggil Pak Prabowo, datang lewat pintu belakang. Ia dijanjikan untuk menempati jabatan, tapi bukan menteri atau wakil menteri. “Apabila suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.” (Hadits Riwayat Bukhari).
Menghubungkan antara kemunculan pratanda dengan peringatan Rasulullah yang termaktub pada hadits di atas, masa depan kepemimpinan Prabowo-Gibran berpratanda akan goyang bagai joget gemoy yang berpotensi besar akan tumbang. Wallahu a’lam bishshowab. Ayyamul Bith ke-3, Jumat, 18-10-2024
Rahasia Petunjuk Allah
Sesungguhnya, setiap saat Allah selalu memberikan petunjuk kepada setiap manusia untuk meraih SUKSES terhadap yang diinginkan. Petunjuk Allah, datangnya selalu, “SPONTAN”, bukan direncanakan dan tidak bisa diduga dan momentumnya berlangsung SEKILAS, setelah itu akan segera berlalu.
Datangnya petunjuk Allah, melalui NURANI. Tidak melalui LOGIKA, apalagi melalui NAFSU. Beruntunglah bagi yang mendapat petunjuk Allah melalui NURANI kemudian secara SPONTAN segera DIEKSEKUSI tanpa ikut campur tangan LOGIKA untuk mempertimbangkan.
Ketahuilah, bahwa semua suksesor dunia menemukan penemuan spektakuler yang bermanfaat abadi sepanjang zaman, berkat segera mengeksekusi petunjuk yang datang secara SPONTAN. Contohnya, Sir Isac Newton menemukan Hukum Gravitasi dari kejadian sepele dan SPONTAN menyaksikan di depan matanya, “Buah Apel Yang Jatuh dari Pohonnya.”
Newton menggunakan NURANI untuk merespon. Andaikata waktu itu Newton menggunakan LOGIKA apalagi NAFSU untuk merespon kejadian sepele buah apel jatuh dari pohon, niscaya Newton tidak akan menemukan Hukum Gravitasi.
Bahan Renungan
Waspadalah terhadap petunjuk Allah yang datang SPONTAN dan dianggap sepele. Dari yang disepelekan itu, bisa jadi tersimpan kunci kesuksesan Anda. Dalam hal politik pun berlaku teori di atas. Misalnya, ada seorang tokoh yang ambisius ingin dikukuhkan menjadi pemimpin.
Padahal ia sudah dua kali gagal mewujudkan ambisinya. Kemudian ketika terbuka kesempatan, ia mencoba peruntungan untuk yang ketiga kalinya. Sesungguhnya, Allah sudah memberikan sinyal kemenangan melalui tokoh politik yang mendekat dan merapat kepadanya selama setahun.
Tokoh tersebut merapat karena berharap agar digandeng untuk menjadi pendampingnya. Namun karena Sang Ambisius dominan fungsi Otak Kiri, yakni mempertimbangkan dengan matang, maka ia lebih memilih menggandeng anak ingusan untuk mendampinginya.
Pertimbangannya sangat logis yakni karena berdasarkan pertimbangan sangat matang, si anak ingusan adalah “putra mahkota” seorang penguasa yang dikenal lihai menyulap keadaan sesuai dengan selera kekuasaannya.
Sayang seribu sayang, Sang Ambisius telanjur makan nasi yang sudah menjadi bubur. Tidak diduga, ternyata Si Anak Ingusan yang mendampinginya, menyimpan rekaman kelakuan masa lalunya yang kemudian terbongkar menjadi viral.
Dengan terang benderang mencoreng-moreng dengan arang hitam ke wajah Sang Ambisius. Dampak menyakitkan yang akan dialami Sang Ambisius adalah tekanan batin yang “ruuuaar binasa”. Buah simalakama yang ditelan sudah telanjur nyangkut di tenggorokan.
Jika si Anak Ingusan dimuntahkan, takut “kualat” kepada Sang Bapak yang sudah memberikan hadiah kemenangan, walau dengan cara curang. Akan tetapi, jika ditelan, akan merontokkan isi perut yang membuatnya bakal binasa. Narasi Spontanitas, ⅓ malam, 14-10-2024
*) Pengamat Kemunculan Pratanda dan Motivator Manajemen Sasyuik