Perusahaan Umum Produksi Film Negara (Perum PFN) mengadakan Vital Voices Festival atau Festival Perempuan dalam Film, Seni, dan Budaya, di Gedoeng Jasindo, kawasan Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Utara mulai hari ini Sabtu (7-14/12/2019), pukul 09.00-17.00 WIB.
Pekan Vital Voices Festival masih dalam rangkaian hari jadi PFN ke-74, pada 6 Oktober 2019. Menteri Ketenagakerjaan Hj. Ida Fauziyah membuka kegiatan hasil kerja sama Perum PFN, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), dan PT Pesonna Indonesia Jaya yang mengambil tema Ketika Perempuan Mengambil Peran.
Festival akan ditutup Sabtu besok (14/12/2019, dengan pemutaran film Kartini. Sepanjang Festival, setiap harinya akan diputar film yang selain merayakan prestasi perempuan dalam film, sesungguhnya merayakan prestasi perempuan dalam segala sektor.
Sejalan dengan Visi Indonesia 2019–2024 yang mengedepankan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), berbagai sesi diskusi akan menghadirkan tokoh-tokoh perempuan untuk berbagi ilmu pengetahuan, keterampilan, kiat, dan pengalaman menghadapi tantangan-tantangan dalam perannya sebagai perempuan pekerja, berprofesi, dan dalam kehidupan.
Menaker Hj. Ida Fauziah mengaku memberikan apresiasi kepada FPN yang menyelenggarakan acara ini. Apalagi tema yang diangkat sangat menarik sehingga perempuan mampu membuat Indonesia maju.
“Saya kira ini momentum yang sangat baik mengenai peran perempuan. Saat ini Indonesia ada dalam ranah ini ndustri 4.0, maka diperlukan inovasi dan kreativitas untuk menjadi kunci bagi perekonomian Indonesia,” ujar Ida dalam sambutannya seperti dirilis yang diterima media.
Di banyak forum, lanjut Ida, sering mendengar presiden mengatakan jika kita kalah bersaing di industry. Maka harus bersaing di lainnya, ekonomi kreatif. “Saya kira peluang inilah yang harus kita manfaatkan,” cetus Ida yang mendukung penuh acara ini.
Diharapkan dari sesi-sesi ini, masyarakat mendapatkan pengetahuan tentang lapangan pekerjaan dan usaha yang ada dalam industri film, seni, dan budaya. Adapun pembicara yang akan hadir Wilza Lubis (Produser Film Mama-Mama Jagoan).
Kemudaian ada Ilham Acho Bachtiar (Film Mentari dari Ufuk Timur), serta Marcella Zalianty dan Olga Lidya (Film Recto Verso). Selain itu, beberapa Direksi BUMN akan berbicara terkait topik-topik khusus sektor yang dibidangi.
Antara lain, Manager Operasional The Gade Coffee & Gold PT Pesonna Indonesia Jaya) dan Della Mifti, Founder Micro Centre Meynar Sihombing, Dirut Pos Property Handriani Tjatur Setijowati, Head of Corporate Communication LinkAja Putri Dianita Ruswaldi, Dirut Perum Peruri Dwina Septiani Wijaya, Founder Tintinchips Rina Trisnawati.
Lalu Direktur Sarinah Indyruwani Asikin Natanegara, Direktur Indonesia Tripadvisor.com Evi Aryati Arbay, Program Development Manager Green Energy HIVOS SEA Sandra Winarsa, Direktur SDM & Umum Jasa Rahardja Dewi Aryani Suzana, Bayer Indonesia Laksmi Prasvita.
Ada lagi Direktur Komersial Perumnas Anna Kunti Pratiwi, Direktur Konsumer BRI Handayani, Perawakilan PT Pegadaian Ninis Kesuma Adriani (Pegadaian, Partnership Manager of Filantropi Indonesia Hety A. Nurcahyarini, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI) Adi Sulistyowati.
Terus Regional Program Head Innovation DANA Indonesia Widya Listyowulan, Asuransi Jasindo Sari Suharso, Executive Director of Learning Farm Nona Pooroe Utomo, Direksi PFN Judith J. Dipodiputro, dan Perwakilan Pesonna Indonesia Jaya Renny Soviahani.
Pemilihan judul/tema bertujuan mengapresiasi perjuangan perempuan di semua lapisan masyarakat dan pada segala usia. Film-film yang akan diputar selama Festival ini berlangsung, Kuambil Lagi Hatiku, Mentari di Ufuk Timur, Rectoverso, Kartini, Rumput Tetangga, 3 Srikandi, Rumah di Seribu Ombak, Susi Susanti, Mama Mama Jagoan, dan koleksi film dari Viu.
Selain Vital Voices Talk dan pemutaran film-film nasional, Festival juga akan dimeriahkan dengan pameran dari PT Asuransi Jasindo juga pameran rencana Produksi Film PFN 2019-2023.
Paralel dengan pemutaran film, akan berlangsung berbagai workshop atau pelatihan yang terbuka bagi umum secara cuma-cuma, antara lain workshop terkait pengurangan sampah (less waste) dan upaya pengurangan penggunaan plastik (single used plastic).
Serta cara mengolah sampah organik yang akan dibawakan oleh tim Demi Bumi sebagai salah satu aktivis pegiat less waste. Selain itu, akan diadakan juga demonstrasi seni Furoshiki, yaitu seni mengkreasikan sebuah kain yang dapat difungsikan untuk berbagai kebutuhan dan dapat menggantikan peran kantong plastik.
Bagi keluarga, akan diadakan pelatihan ecokids yang akan dibawakan oleh anak dan diperuntukkan bagi anak dengan berbagi pengalaman tentang cara menerapkan gaya hidup hemat sampah/less waste.
Bagi peminat teknologi pengolahan kopi, akan diadakan coffee cupping oleh The Gade Coffee & Gold dari senior Barista sekaligus Manajer Operasional The Gade Coffee & Gold dengan achievement 1st Place Brewers Championship dan EJ Coffee Show 2017 SCA (Specialty Coffee Association of America, Europe) Barista Certified.
Menurut rilis Panitia Pekan Vital Voices Festival, Gedoeng Jasindo merupakan gedung cagar budaya milik Asuransi Jasindo, yang dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan festival ini guna mulai memperkenalkan icon destinasi baru di Kawasan Kota Tua, khususnya dalam lingkup alun-alun Taman Fatahillah.
Sesuai misinya, yaitu menggabungkan bakat-bakat kreatif dengan inovasi dan teknologi, dalam rangka memproduksi dan mendistribusikan film yang menginspirasi cinta dan penghargaan terhadap sejarah dan warisan budaya Indonesia, PFN bekerja sama dengan Asuransi Jasindo dan PT Pesonna Indonesia Jaya.
Gedoeng Jasindo menjadi Bioskop Rakyat dengan dua layar, yang dilengkapi co-working space bagi milenial dan start-ups, café restoran The Gadé, serta musium mini. Diharapkan Bioskop Rakyat Gedoeng Jasindo siap dioperasikan April 2020. (net/lin)
sumber: indopos.co.id