Untuk meramaikan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) sebagai salah satu upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, PT Pegadaian menggelar literasi untuk penyandang disabilitas yang dinilai menghadapi kerentanan ekonomi.
semarak.co-Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto menyampaikan bahwa Pegadaian rutin melaksanakan kegiatan edukasi keuangan setiap saat tidak semata saat memperingati Bulan Inklusi Keuangan saja.
“Sebagai salah satu lembaga keuangan, Pegadaian terus berkomitmen membuka akses layanan keuangan seluas-luasnya kepada masyarakat, terutama bagi kelompok rentan ekonomi seperti penyandang disabilitas,” ujar Kuswiyoto saat menutup rangkaian acara Bulan Inklusi Keuangan, Sabtu (30/10/2021).
Hal ini, kata Kuswiyoto, merupakan bukti kepedulian Pegadaian kepada semua kalangan. “Perusahaan selain beraktivitas di sektor bisnis, juga melakukan berbagai kegiatan sosial untuk membantu meringankan beban masyarakat,” terang Kuswiyoto seperti humas melalui WAGroup Kawan Bicara dan Media Pegadaian, Sabtu (30/10).
Webinar yang dihadiri lebih 3.000 penyandang disabilitas tersebar di seluruh Indonesia ini menghadirkan Direktur Sumber Daya Manusia PT Pegadaian Ridwan Arbiansyah dan Womenpreneur Disability Nicky Claraentia Pratiwi sebagai narasumber.
Berlangsung selama lebih kurang dua jam, webinar ini membahas topik seputar pengelolaan keuangan, investasi, hingga peran dan kontribusi penyandang disabilitas dalam bidang ekonomi.
Ridwan Arbiansyah menegaskan komitmen Pegadaian untuk terus meningkatkan keterlibatan Penyandang Disabilitas pada perseroan dengan mengacu pada empat Prinsip Inklusi Disabilitas yaitu awareness, accesibility, support, dan engagement.
“Hingga saat ini terdapat 66 karyawan penyandang disabilitas di Pegadaian dengan target minimal sebanyak 307 karyawan pada tahun 2024 atau sebanyak 2% dari total karyawan yang ada,” ujar Ridwan dirilis yang sama.
Hal ini mengacu pada Undang-undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang mengatur adanya kewajiban bagi pemerintah, terang Ridwan, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), untuk mempekerjakan Penyandang Disabilitas setidaknya 2% dari total pegawai,” ujarnya.
Keterlibatan Karyawan Disabilitas berpengaruh secara positif terhadap peningkatan pelayanan dan peningkatan bisnis yang mengakomodir nasabah disabilitas. Hal ini secara tidak langsung berdampak pada meningkatnya akses terhadap produk dan layanan keuangan bagi kelompok penyandang disabilitas.
Di lain pihak, Nicky Claraentia Pratiwi pegiat pada Thisable Enterprise dan Co-Founder di Tenoon.id yang juga merupakan penyandang disabilitas tunadaksa ini menyampaikan peran penting dan kontribusi mereka pada beragam bidang profesi. Melalui proyek-proyek sosial yang dijalani, Nicky menyampaikan visinya untuk mewujudkan Indonesia yang inklusif.
“Dari semua kegiatan pemberdayaan yang dilakukan, saya hanya ingin menyampaikan dan menegaskan bahwa disabilitas juga dapat berkarya dan bersaing secara setara dengan para nondisabilitas,” ungkap Nicky menutup rilis humas Pegadaian. (smr-90)