PT Pegadaian Kantor Wilayah (Kanwil) Bekasi menggandeng IWITA (Indonesia Women Informasi Teknologi Awarness) dalam mensosialisasikan dua program aplikasi, yaitu Pegadaian Digital Service (PDS) dan Keagenan. Kebetulan IWITA adalah komunitas berbasis IT. Artinya, wanita-wanita yang sangat aware terhadap IT.
Deputi Bisnis Area Bekasi Maria Regina Anna Savitri mengatakan, jadi klop dengan program Pegadaian untuk menyelenggarakan kegiatan tema bisnis zaman now. Konsep ini, nilai Anna, sejalan dengan kondisi masyarakat di era digitalisasi. Sehingga Pegadaian pun harus berubah untuk mengikuti zamannya.
“Pegadaian saat ini punya aplikasi untuk memudahkan masyarakat, yaitu melalui Pegadaian Digital service dan Keagenana. Keagenan ini dilakukan melalui aplikasi. Jadi semua orang bisa jadi agen, semua orang bisa menjalankan bisnis Pegadaian, tentu melalui smartphone masing-masing,” ucap Anna Savitri nama pendeknya, di sela acara talk show Bisnis Zaman Now Agen Pegadaian Mandiri Finansial Sejak Dini di, kawasan Kalimalang, Bekasi, Kamis (22/2) sore.
Adapun target dari kegiatan ini, sebut Anna, selain diharapkan mensosialisasikan keagenan dengan baik di tengah masyarakat, tapi juga PDS mulai diakses masyarakat. Target lain, kata dia, supaya masyarakat tidak hanya kenal Pegadaian sebgai tempat gadai, tapi jadi tempat untuk melakukan bisnis juga.
“Target berikutnya supaya seluruh peserta talk show ini bisa menjadi agen dan makin banyak masyarakat lain ikutan. Mulai kemarin (Rabu, 21/2-2018) sudah banyak mengakses aplikasi ini dan sehingga bisa di follow up oleh mereka yang ikut kegiatan ini,” ulasnya.
Baca: Pegadaian Tak Mau Ketinggalan dalam Era Digital dengan Gadai Online
Kalau mau menjadi agen, Anna menjelaskan, syaratnya orang itu harus mempunya basis komunitas supaya bisa disasar untuk lahan bisnisnya, seperti teman arisan, pengajian, alumni, dan lainnya.
“Kemudian agen, nah agen di Pegadaian ada tiga, yaitu agen gadai. Ini bisa melaksanakan transaksi gadai seperti yang dilakukan oleh Pegadaian. Syaratnya mereka punya kemampuan untuk melakukan yang disebut menaksir. Misalnya, kalau dia punya emas, maka mampu menaksir emas. Begitu juga barang lain,” rinci Anna didampingi pembicara lain, artis Steny Agustaf dan perwakilan dari Pegadaian Pusat.
Kedua, lanjut dia, agen pembayaran. Ini masyarakat bisa menerima transaksi-transaksi pembayaran tentang kredit di Pegadaian. Seperti perpanjangan kredit, tebus barang bahkan bayaran tabungan emas. Terakhir agen pemasar, ini orang yang akan memasarkan produk-produknya Pegadaian. “Jadi sifatnya mereka menerima berkas, lalu meng-upload dalam aplikasinya. Nah nanti yang memfollow up-nya Pegadaian,” ungkapnya.
Untuk menjadi agen pasti dapat untung, kata dia, semacam fee atau sharing profit dari transaksi yang dilakukan. “Itu ada table-tabelnya berjenjang yang membagikan sharing profit untuk sekian transaksi berbeda dengan transaksi lainnya. Sharing profitnya tunai masuk ke rekeningnya. Makanya, untuk mendaftarkan jadi agen harus membuka nomor rekening dulu, punya android, KTP, KK, dan punya tempat, punya komunitas, utamanya punya tempat usaha,” paparnya.
Kalau punya tempat usaha, lanjutnya, benefit dia disamping punya nasabah untuk diprospek menjadi nasabah Pegadaian, tapi bisa juga bertransaksi terhadap usahanya. Seperti toko kelontong, dia pasarkan tentang produk Pegadaian pada pelanggannya, otomatis pelanggannya akan jadi balik pada dirinya,” ujarnya.
Jumlah agen untuk daerah Bekasi sudah ada 60-an orang, Anna menargetkan pada triwulan pertama akan menjadi 150-an orang. “Upaya untuk capai target, sosialisasi seperti ini, berbasis pada nasabah-nasabah, para agen yang sudah terdaftar diajak untuk gathering agen yang menjelaskan produk Pegadaian sehingga paham apa yang mau dicapai. Kalau dia agen pembayaran, kata Anna, per transaksi akan dapat Rp 2,500. Kalau transaksi makin banyak tentu penghasilan bertambah besar,” harapnya.
Transaksi Aplikasi
Ketua umum IWITA Mubarika Darmayanti menambahkan, transaksi bisa berupa pembelian pulsa, listrik, BPJS, dan lainnya. Jadi sekaligus bisa membantu teman atau tetangga kita dalam membayar transaksi itu melalui aplikasi Pegadaian. Disamping kitanya dapat untung juga. “Memang mirip yang dilakukan tempat lain, tapi bedanya di Pegadaian bisa jadi agen Pegadaian. Jadi bisa menerima gadai tadi,” imbuh Mubarika yang menemani Anna.
Dalam sambutannya, Mubarika mengatakan, dari 60an agen Pegadaian di wilayah Bekasi, paling banyak jumlah agen pemasar. “Ada toko-toko emas yang sudah bermitra dengan Pegadaian, lalu jadi agen gadai juga sekarang. Besar animo ibu-ibu di Bekasi, sehingga melebihi undangan 150 orang. Ini datang dari area Jatiwaringan, Bekasi Barat, Kalimalang, Bekasi Timur, Tambun, Setiamekar, dan Cikarang,” rincinya.
Dari kegiatan ini, anggota IWITA berkesempatan mendengarkan penjelasan peluang usaha bisnis zaman now dari Pegadaian. “Di mana sekarang peluang usaha itu bisa mudah dari Pegadaian. Karena hanya dengan melakukan aplikasi,” imbuhnya.
Pengawasan pada Agen
Adapun pengawasannya, timpal Anna, agen akan tereliminasi sendiri kalau tidak aktif. “Artinya, kalau tidak aktif, ya tidak dapat penghasilan. Karena ini bentuknya aplikasi, maka tidak mungkin terjadi penyelewengan. Selain itu setiap agen diwajibkan punya deposit lebih dulu di Pegadaian. Kalau depositnya tidak cukup, tidak bisa dia melakukan transaksi,” ujarnya.
“Kan semua harus dilakukan berdasarkan aplikasi yang sudah disediakan dan hanya agen doang yang bisa melakukan itu. Ada passwordnya dan setiap transaksi ada OTP yang hanya bisa diketahui oleh satu orang,” tutupnya. (lin)