PT Pegadaian bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), mendukung pemberdayaan kelompok rentan dengan pelatihan membatik dan pemasaran digital bagi 50 penyandang disabilitas di di Markas Komunitas Difabelzone Yogyakarta Bajang, Wijirejo, Pandak.
Semarak.co – Deputi Bisnis PT Pegadaian Area Yogyakarta, Mushonif menyampaikan bahwa pendekatan komprehensif ini diharapkan dapat menciptakan mata pencaharian berkelanjutan sekaligus memperluas akses kelompok difabel terhadap peluang ekonomi digital.
“Harapannya melalui kegiatan ini kelompok difabel akan mendapatkan peluang ekonomi digital, serta menciptakan mata pencaharian berkelanjutan,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Media Pegadaian, Kamis (10/7/2025).
Pihaknya juga memberikan edukasi agar hasil keuntungan yang didapatkan bisa ditabung atau dialihkan pada investasi, khususnya instrumen emas. Mushonif sangat berharap agar ke depan tidak ada lagi keluarga yang hidupnya tidak sejahtera.
Pegadaian juga menyalurkan bantuan alat produksi seperti mesin jahit dan mesin bross sebagai bentuk dukungan nyata terhadap keberlangsungan usaha komunitas. Bantuan diberikan secara bertahap, sejalan dengan progres pendampingan dan kebutuhan usaha komunitas tersebut.
“Ini bantuan alat penunjang usaha yang kami berikan kepada Komunitas Difabelzone. Bantuan yang diberikan kami salurkan secara bertahap dalam bentuk kegiatan TJSL,” tambah Mushonif.
Pelatihan ini juga menjadi upaya pelestarian nilai budaya lokal melalui batik, sekaligus menjadikannya sebagai sumber ekonomi kreatif baru yang inklusif. Dengan mengkombinasikan kearifan lokal dan pemanfaatan teknologi digital, peserta diharapkan mampu bersaing di pasar yang lebih luas, baik daring maupun luring.
Pemimpin PT Pegadaian Kanwil XI Semarang Edy Purwanto menyatakan, kegiatan ini mencerminkan orientasi sosial Pegadaian yang berpihak pada kelompok marginal. Perusahaan tidak selalu mengutamakan bisnis semata, tetapi juga berupaya memberikan kemanfaatan kepada masyarakat luas.
Melalui kegiatan ini, PT Pegadaian menegaskan inklusi ekonomi harus dimulai dari komunitas rentan. Dengan pelatihan, pendampingan, dan bantuan usaha, PT Pegadaian berharap komunitas difabel mampu bertahan secara ekonomi dan tumbuh sebagai pelaku usaha yang mandiri. (hms/smr)