Pefindo Harapkan Semua IPO di Luar Negeri Tetap Gunakan Rupiah

Presiden Direktur Pefindo, Salyadi Saputra memaparkan kondisi penerbitan obligasi korporasi yang masih menggeliat hingga akhir 2017.

Bursa pasar modal di Indonesia mengharapkan perusahaan lokal dapat mencatatkan saham perdananya di dalam negeri ketimbang di luar negeri. Pasalnya terdapat 52 perusahaan lokal yang lebih memilih penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) yang melantai di bursa di luar negeri.

Pefindo menilai perusahaan-perusahaan tersebut, punya alasan tersendiri yang mengabaikan listing di tanah air. “Memang fenomena daya serap lokal terbatas menimbulkan niat beberpa isuer menerbitkan saham perdana di luar negeri dengan denomasi rupiah. Itu aman,” kata Salyadi Saputra, Direktur Utama Pefindo, di Jakarta, Senin (24/7).

Ia mengatakan listingnya perusahaan tersebut di luar, dianjurkan tetap menggunakan mata uang rupiah karena kalau menggunakan mata uang asing akan rentan bagi emiten penerbit obligasi. “Saya kira listing di luar itu alternatif. Tapi tergantung rating ya, namun mereka tetap menggunakan benchmark Surat Utang Negara (SUN) rupiah. Kalau bisa andai bank, punya quality kredit yang bagus,” tutur dia.

Meskipun demikian, ia memperkirakan pertumbuhan penerbitan obligasi tahun ini akan tumbuh. Pada 2016, obligasi baru senilai Rp114,1 triliun naik menjadi Rp119,6 triliun pada 2017 dan maturited bond tahun lalu Rp50,7 triliun dan tahun ini Rp87,2 trilliun. (wiy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *