Ribuan orang berpawai di kota-kota di Amerika Serikat (AS) dalam peringatan Juneteenth (istilah dari gabungan June dan nineteenth 19 Juni) yang menandai penghapusan perbudakan di negara itu sejak sekitar 1,5 abad yang lalu, pada Jumat (19/6/2020).
semarak.co– Karena sejumlah pembatalan acara formal Juneteenth akibat kekhawatiran terhadap wabah virus corona jenis baru penyebab Covid-19, para aktivis menyiapkan kegiatan peringatan secara daring (dalam jaringan) atau secara virtual serta pawai masyarakat dan kendaraan di beberapa kota besar.
Di samping nuansa perayaan yang semarak, pengelola acara peringatan Juneteenth juga tetap menghadirkan semangat melawan diskriminasi dan menuntut reformasi untuk menghentikan kekerasan dalam penegakan hukum di AS.
Salah satu titik penting peringatan ini adalah Atlanta, yang merupakan pusat pergerakan hak sipil pada 1960-an, dengan sekitar seribu orang berkumpul di Taman Centennial Olympic untuk melakukan pawai.
Bagaimanapun, peringatan Juneteenth tahun ini dipertegas dengan konteks gerakan Black Lives Matter terkait kasus kematian George Floyd yang memunculkan lagi perjuangan menentang rasisme.
Pasca tragedi pembunuhan Floyd seorang kulit hitam oleh polisi kulit putih pada 25 Mei lalu di Minneapolis, AS, aksi Black Live Matter kini memasuki pekan keempat dengan lingkup yang lebih luas di sejumlah negara di dunia.
Terkait hal itu, di Atlanta sendiri bahkan terjadi tragedi serupa yang menelan korban jiwa lain, yakni Rayshard Brooks, seorang Afrika-Amerika yang ditembak oleh polisi di sebuah area parkir restoran cepat saji pada 12 Juni lalu.
Juneteenth sendiri merupakan peringatan penghapusan perbudakan di AS di bawah Proklamasi Emansipasi oleh Presiden Abraham Lincoln tahun 1863, yang kemudian baru diumumkan oleh Union Army di Galveston, Texas, pada 19 Juni 1865–setelah Perang Saudara usai.
Negara Bagian Texas menjadikan 19 Juni sebagai hari libur mulai 1980, lalu 45 negara bagian lainnya serta Distrik Columbia mengikuti. empat orang senator dari Partai Demokrat berencana mengusulkan Juneteenth menjadi libur nasional. Sementara khususnya tahun ini, sejumlah perusahaan besar AS mengumumkan Juneteenth sebagai hari libur berbayar.
Sejumlah demonstran anti-rasisme merobohkan sebuah patung tokoh pimpinan Konfederasi yang terletak di Washington D.C. pada Jumat malam (19/6/2020) yang kemudian dikomentari oleh Presiden AS Donald Trump sebagai suatu hal yang memalukan, seperti dikutip Reuters.
Laporan stasiun televisi menunjukkan patung Albert Pike, yang tepatnya berlokasi dekat Judiciary Square, ditarik menggunakan tali tambang seraya para demonstran menyerukan black lives matter tajuk dari aksi unjuk rasa yang telah berjalan hampir satu bulan itu.
Mereka kemudian menyiram cairan pembakar dan menyulut api pada patung tersebut. Polisi memadamkannya. Peristiwa itu terjadi di akhir hari ketika ribuan orang berpawai dalam peringatan Juneteenth, hari 19 Juni, yang merupakan tonggak penghapusan perbudakan di AS sejak 1865.
Merespon kejadian itu, Trump lalu berkomentar dalam satu cuitan di Twitter, “Kepolisian D.C tidak melakukan tugas mereka, dan hanya menonton ketika sebuah patung dirobohkan dan dibakar. Orang-orang itu harus segera ditangkap. Sebuah aib bagi negeri ini!
Aksi protes besar-besaran terjadi di AS, bahkan menyebar ke sejumlah negara lain, setelah terjadi kasus pembunuhan George Floyd di Minneapolis pada 25 Mei lalu.
Terkait kematian pria kulit hitam itu, aksi protes yang awalnya untuk menuntut penegakan hukum anti-diskriminasi dan anti-rasisme lalu merembet pada penggulingan patung-patung tokoh Konfederasi Amerika–negara ketika masa Perang Saudara yang lekat dengan perbudakan. (net/lin)