Pasangan Capres, Idris Laena: Jokowi-Airlangga Lebih Realistis dan Mudah Disosialisasikan

Sebagai Ketua Bidang Koperasi-Wirausaha dan UKM DPP Partai Golkar,Membuka kegiatan Pelatihan kewirausahaan yang diselenggarakan oleh DPD MKGR DKI Jakarta bererjasama dengan kementrian koperasi dan UKM RI....Kamis 26/10/2017

Melihat komposisi kursi di gedung DPR serta eksistensi Partai Golkar dalam peta politik nasional, sudah selayaknya Golkar mengambil peran strategis dalam percaturan politik atau bahkan posisi eksekutif tertinggi di Indonesia.

“Partai Golkar itu, partai besar, selalu menjadi pemenang Pemilu. Kalau tidak pemenang pertama maka jadi pemenang kedua. Karena itu sudah selayaknya setiap Pemilu Golkar Harus punya calon pemimpin bangsa ini apakah sebagai Capres atau Cawapres,” kata Idris Laena, Politisi Golkar kepada Monitorday.com, Rabu (18/4).

Namun, karena partai berlambang pohon beringin ini sudah memutuskan akan mencalonkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Calon Presiden 2019 sebagaimana hasil Rapat Pimpinan Nasional dan Munaslub 2017, maka yang paling memungkinkan adalah mengambil peran di posisi RI-2.

Ketua PP Sumatera III DPP Golkar ini menilai wajar jika nantinya Jokowi menggandeng kader Golkar dalam Pilpres 2019 mendatang. Idris Laena juga menuturkan, jika melihat dinamika dan perkembangan partai politik saat ini, dimana semua partai politik mendorong Ketua Umum yang notabene tokoh-tokoh muda untuk maju sebagai cawapres seperti PPP dan PKB, maka Golkar juga harus mendorong Ketua Umumnya, Airlangga Hartarto untuk maju merebut tiket Cawapres 2019.

Hal tersebut, katanya, bertujuan agar kesan dan citra Golkar dalam melakukan regenerasi di partai berwana kuning itu tetap terjaga. “Sebagai ketum partai sudah seyogyanya kesempatan ini diberikan kepada Airlangga Hartarto,” ujarnya.

“Harus dipahami bahwa pilpres kali ini diselenggarakan bersamaan dengan Pemilu legislatif, Sehingga jika Partai Golkar kembali menjadi partai pemenang maka sudah pasti pemerintah mendatang memerlukan dukungan Partai Golkar di Parlemen secara maksimal dan peran ketum partai sudah pasti sangat diperlukan,” imbuhnya.

Selain itu, dengan dipinangnya Airlangga sebagai Cawapres oleh Jokowi, maka mesin partai akan lebih solid dan elektabilitas Jokowi akan semakin naik. “Sebagai Ketua Umum, jika Airlangga Hartarto sebagai Cawapres Joko Widodo maka lebih mudah disosialisasikan (Jokowi-Airlangga), karena infrastruktur partai pasti akan bekerja dari pusat hingga di level terendah di daerah,” ujar dia.

Terkait mekanisme penetapan Airlangga sebagai Calon Wakil Presiden, kata dia bisa dilakukan di Forum Rapimnas nanti. “Mekanisme penetapannya dapat melalui Rapimnas dan jika jokowi menghendaki kader golkar (Sebagai Cawapres) tinggal diserahkan rekomendasi hasil Rapimnas tersebut,” terangnya. (mon/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *