Tetesan Tinta Ida *)
Semarak.co – Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Satu per satu menteri era Jokowi dan para loyalisnya mulai dibidik KPK dan Kejaksaan Agung. Setelah kasus Ebenezer Noel, kini giliran Nadiem Makarim menjadi tersangka atas pengadaan laptop yang merugikan negara triliunan rupiah.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar di publik: Apakah ini pertanda bahwa Presiden Prabowo (08) benar-benar sedang melakukan langkah bersih-bersih? Publik tentu berharap proses hukum ini bukan sekadar show melainkan sungguh-sungguh upaya mengembalikan uang rakyat yang selama ini dirampok oleh segelintir elit.
Jumlah kerugian negara yang muncul dalam dugaan korupsi sangat fantastis, sehingga wajar bila Presiden didorong untuk menuntut pemulihan keuangan negara demi memperkuat stabilitas ekonomi.
Di saat bersamaan, langkah tegas 08 dalam memutus empat kontrak migas dengan Singapura juga mengirimkan sinyal bahwa kepentingan nasional harus didahulukan. Stabilitas energi kini menjadi salah satu tonggak utama menuju kesejahteraan rakyat.
Jika langkah ini konsisten dijalankan, maka publik akan melihat babak baru: negara kembali ke jalurnya, tidak lagi menjadi alat kepentingan oligarki, melainkan berdiri tegak untuk rakyat.
Sahabat Ida Fillah Lullah✒️
Namun disisi lain Publik terus menuntut presiden Prabowo untuk mencopot Kapolri Listyo Sigit yang diduga menjadi backing Jokowi effect terlihat dari berbelit-belitnya kasus ijazah palsu Jokowi yang tak kunjung selesai.
Keraguan itu wajar, sebab dua institusi strategis—Polri dan TNI—masih dipimpin oleh orang-orang pilihan Jokowi. Publik menilai, tanpa dukungan penuh dari Kapolri dan Panglima TNI, agenda bersih-bersih Presiden bisa saja terhambat.
Kepercayaan publik terhadap kedua institusi ini pun hampir terkikis habis. Karena kedua institusi ini dianggap terlalu dekat dengan kekuasaan sebelumnya yang kita kenal dengan geng Solo dibandingkan dengan presiden Prabowo.
Karena itu, penting bagi Kapolri dan Panglima TNI untuk menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung langkah Presiden. Dukungan bukan sekadar simbolik, melainkan diwujudkan dalam keberanian melindungi jalannya penegakan hukum, mengamankan aset negara yang dirampok.
Serta memastikan tidak ada tekanan politik maupun intervensi aparat di lapangan. Kesejahteraan rakyat hanya bisa tercapai jika agenda bersih-bersih ini diamankan sepenuhnya oleh dua institusi negara paling vital, yaitu TNI dan POLRI.
Jika Kapolri dan Panglima benar-benar berdiri di belakang Presiden, maka publik akan menyaksikan sebuah momentum bersejarah: Negara tidak lagi menjadi sandera oligarki, melainkan tampil sebagai pelindung sejati rakyat. Sesuai apa.yang dicita citakan para pendiri bangsa, yang tertuang dalam UUD 1945.
Saatnya rakyat mengawal semua proses pelaksanaan pemerintahan saat ini, protes tak hanya bisa dilakukan melalui Parlemen jalanan, akan lebih baik dan bijak jika legislatif pun mulai berbenah diri, rreformasi DPR, kepercayaan rakyat adalah suatu hal yang mahal, mengorbankan rakyat demi sebuah ambisi pribadi adalah sebuah kejahatan.
Rakyat bisa mengawal, mengkritisi dengan cara diplomasi yang tajam dan tegas tanpa harys ada korban jiwa. Diplomasi dan perdebatan ideologis yang argumentatif akan menjerihkan segala bentuk kekeruhan politik sehingga masa depan bangsa sesuai dengan yang telah digariskan oleh konstitusi kita dalam UUD 1945. Wassalamualaikum wareohmatullahi wabarokatuh
*) Id@ NKusdianti, Sekjend FTA
Sumber: 1# AMPERA~IND.PUSAT (postJumat5/9/2025/idankusdianti)